Happy Reading
Daniel kembali menyetir mobilnya menuju rumah. Saat sampai di pertengahan jalan, Daniel melihat sebuah tas yang berada di atas kursi penumpang. Daniel mengambil tas itu, sudah dapat dipastikan bahwa tas itu adalah milik Mila. Sebab, yang terakhir duduk di sini hanyalah Mila.
Daniel kembali memutar mobilnya menuju rumah Mila untuk mengantarkan tas itu. Mungkin Mila membutuhkan isi yang berada di dalam tas ini, pikir Daniel.
Daniel memasuki gerbang rumah Mila setelah dibukakan oleh satpam. Lalu memencet tombol yang berada di samping pintu.
"Assalamualaikum."
Pintu terbuka dan keluarlah Kenzi, adik Mila.
"Wassalam. Eh kak Daniel. Ayo masuk kak." Kenzi yang membuka pintu terlihat begitu kusut.
"Lo kenapa?" tanya Daniel yang heran melihat Kenzi.
"Biasa kak. Lagi galau, ya gini," jawab Kenzi dan duduk di atas sofa yang sebelumnya telah dia tinggalkan.
"Siapa Ken?" tanya sang mama dari arah dapur.
"Calon menantu mama," jawab Kenzi dengan santai. Memang, semua keluarga Nation telah mengetahui hubungan Daniel dan Mila.
"Oooo, calon menantu toh. Kebetulan banget nih, mama habis bikin kue. Ayo dicoba." Anjela berjalan mendekati Daniel dan Kenzi dengan membawa piring yang berisi kue buatannya sendiri.
Anjela meletakkan kue itu di atas meja. Kenzi yang dari tadi merasakan lapar, dengan cepat mengambil kue itu. Tapi tangannya langsung ditepis sang mama.
"Mama nggak nyuruh kamu. Tapi calon menantu," sinis mamanya, lalu Anjela menyengir ke arah Daniel.
"Sabarkan hambamu yang sering ditindas ini ya Allah," doa Kenzi secara dramastis.
"Kuenya enak tante," puji Daniel setelah memasukkan kue itu ke dalam mulutnya.
"Makasih," ucap Anjela malu-malu, lalu mengambil potongan kue untuk dirinya juga.
"Kamu nggak makan? Enak loh."
"Udah boleh ma?"
"Emangnya tadi mama ada bilang nggak boleh?" tanya mamanya dengan raut muka yang bingung. Entah itu benar-benar lupa atau mamanya yang telah pikun.
"Iya ma, iya. Aku makan kok." Lalu Kenzi mengambil potongan kue dan memasukkannya ke dalam mulut.
"Om sama Raka mana tante?" tanya Daniel. Sebab, dari tadi dia tidak melihat keberadaan mereka berdua.
"Om lagi di ruang kerja. Kalau Raka tadi ke luar," jawab Anjela.
"Kak Daniel cari kak Mila?" tanya Kenzi yang sedari tadi hanya menyimak percakapan mama dan kakak iparnya.
"Iya. Ini tasnya ketinggalan di mobil tadi." Daniel menunjuk tas yang berada di sampingnya.
"Emangnya Mila ke mana?"
"Barusan kak Mila pergi. Katanya beli peralatan gambar. Tuh anak emang nggak betah di rumah," jawab Kenzi dengan layu. Tanpa ada ekspresi sedikit pun.
"Hush, nggak boleh gitu sama kakak sendiri," tegur Anjela.
"Coba deh kamu telfon Mila dulu," usul Anjela.
Daniel mengangguk dan mengeluarkan hp yang berada di saku celananya.
Panggilan pertama tidak ada jawaban. Hanya suara mbak operator yang terdengar dari hp nya.
Daniel kembali menelepon Mila, lama menunggu dan akhirnya telepon itu pun tersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
MilDa ☑️
Roman pour AdolescentsSELESAI Tahap revisi Awal pertemuan seseorang terkadang memang tidak disengaja. Begitu juga dengan Mila dan Daniel yang bertemu karena sebuah kecelakaan kecil. Mereka menghadapi berbagai konflik. Semuanya selalu dihadapi bersama. Dibantu oleh temann...