Udah lama ya, aku nggak up. Tapi nggak sampe seminggu kok. Alasannya karena lagi meraton film Anime. Jadi, bisa dibilang mau cari inspirasi dulu.
Jangan lupa vote, comment, follow, dan share cerita ini ke teman-teman kalian ya.
Happy Reading
"Woi, Mila!" Teriak seseorang. Mila dan Annisa yang sedang berjalan di koridor dengan tas yang bertengger di pundaknya menoleh kebelakang.
"Itu bukannya teman Wulan ya?" Tanya Annisa yang melihat tiga orang wanita mendekati mereka.
Mila mengangguk.
"Apa?" Tanya Mila.
"Ada sesuatu yang mau gue omongin sama lo." Jawab Zifa.
"Tinggal bilang aja."
"Tapi nggak disini. Ceritanya panjang," jawab Bunga.
"Lo mau pergi bareng kami atau pakai kendaraan lo?"
"Emangnya gue udah ada jawab kalau mau pergi bareng kalian?"
"Banyak bacot amat deh lo. Ini juga buat keselamatan lo kok." Pipi menyela cepat ucapan Mila karena merasa geram.
Mila menatap Annisa meminta kepastian. Annisa mengangguk. "Ok, gue pergi."
"Yaudah, ayo!" Lalu mereka bertiga berbalik dan berjalan menuju parkiran.
"Tapi... Annisa juga ikut bareng gue," ujar Mila lagi.
Mereka bertiga memberhentikan langkahnya dan menoleh kepada Mila dan Annisa. Semuanya tampak berpikir.
"Ok." Tanpa berpikir panjang, Zifa menyetujui langsung. Lalu mereka bertiga kembali menapakkan kaki menuju parkiran, diikuti oleh Mila dan Annisa.
"Ketua kalian mana? Kok jarang kelihatan?" Tanya Mila. Ketua yang dimaksud adalah Wulan.
Mereka bertiga memutar kedua matanya jengah. Mila menunggu jawaban dari mereka, tapi tak kunjung dijawab. Mila pun memutuskan untuk diam dan mengeluarkan novelnya yang belum sempat ditamatkan nya.
Saat ini mereka telah sampai di sebuah cafe yang saat ini tidak begitu ramai pengunjung. Zifa memakirkan mobilnya. Lalu, mereka memasuki cafe itu bersama-sama.
"Di pojok paling belakang aja," usul Bunga. Mereka semua mengangguk, lalu segera duduk disana.
Setelah memesan makanan dan minuman, mereka berlima hanya diam. Tidak ada yang memulai pembicaraan.
"Ehm. Kalian semua mau ngomongin apa?" Tanya Mila membuka pembicaraan dengan deheman.
"Lo tau Eliza kan?" Tanya Zifa, dan diangguki oleh Mila.
"Kenapa?"
"Eliza sekarang sedang bikin rencana untuk ngejebak lo. Dan, semua itu telah disusun dengan dibantu oleh Wulan. Mereka berdua mau ngecelakain lo," jawab Zifa dan diangguki oleh Bunga dan Pipi.
Annisa dan Mila menyerngitkan dahinya. "Gue nggak percaya." Bantah Mila.
Lalu kembali melanjutkan ucapannya. "Gue curiga kalau kalian lagi bikin rencana buat bikin gue celaka lagi kan? Dan, sekarang kalian sedang menyusun rencananya. Dan, nggak mungkin lah, kalau kalian bertiga mau ngehianatin bos songong kalian itu." Bukannya percaya, Mila malah membalikkan perkataan Zifa. Zifa, Bunga dan Pipi terlihat emosi dan mengepalkan kedua tangannya.
Bukan karena Mila menghina Wulan. Tapi, semua itu karena Mila yang telah mengatakan bahwa mereka adalah antek-antek Wulan.
"Jangan sebut nama dia lagi," ujar Bunga memperingatkan. Sedangkan Mila hanya mengangkat bahunya acuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
MilDa ☑️
Teen FictionSELESAI Tahap revisi Awal pertemuan seseorang terkadang memang tidak disengaja. Begitu juga dengan Mila dan Daniel yang bertemu karena sebuah kecelakaan kecil. Mereka menghadapi berbagai konflik. Semuanya selalu dihadapi bersama. Dibantu oleh temann...