PART 43

17 5 0
                                    

Seperti biasa kok.
Tapi aku mohon banget, jangan lupa share cerita ini ke teman-teman kalian ya.

Happy Reading

"Lo udah baikan?" Tanya Annisa.

Mila memasukkan bakso kedalam mulutnya lalu mengangguk.

"Tapi, lo masih curiga nggak sih sama mereka bertiga?" Tanya Annisa. Mila mengunyah baksonya lalu menelannya.

Sebelum berbicara, Mila meminum air putih terlebih dahulu. "Iya sih, gue agak curiga sama mereka. Tapi, setelah ngeliat video itu....."

"Bisa saja udah direncanain kan?" Sela Annisa cepat.

"Iya juga sih. Tapi, jalani aja dulu." Ucap Mila sambil mengaduk-aduk baksonya.

"Tapi lo harus tetap hati-hati Mil. Gue takut nanti lo kenapa-napa." Mila tersenyum lalu mengangguk.

"Kami boleh gabung?" Tanya Bunga, dengan Zifa dan Pipi yang berada dibelakangnya.

Mila dan Annisa mengadah. Lalu mengangguk.

"Gue mau bilang sama lo tentang rencana mereka itu." Ucap Pipi membuka pembicaraan.

Mila hanya mengangguk. "Awal rencana mereka yaitu, dengan cara deketin lo. Tapi bukan mereka berdua yang deketin lo. Cuma Eliza. Soalnya kalau Wulan, dia nggak mau."

"Terus?" Tanya Mila.

"Sekarang lo ngerasa nggak kalau Eliza mulai sok dekat sama lo?" Mila mengangguk.

"Nah, itu adalah bagian dari rencananya dia. Jadi, lo harus berhati-hati. Jangan sampai kejebak sama dia." Mila mengangguk-angguk.

"Gue mau nanya deh."

"Apa?" Tanya Pipi.

"Kenapa kalian mau ngebantuin gue kayak gini. Secara, dulu kan kalian selalu bully gue. Malahan ini yang bikin rencana bos kalian loh. Kalian tau kata BOS kan? Jadi, nggak mungkin lah."

"Udah gue peringatin. Jangan. Pernah. Bilang. Dia. Bos. Kami." Bunga terlihat begitu emosi dengan menekan di setiap katanya.

"Gue nggak bakalan percaya sebelum kalian ngasih tau," jawab Mila cuek. Lalu menyilangkan kedua tangannya didepan dada.

Pipi menghela nafas gusar, begitu juga dengan Bunga.

Zifa tampak berpikir. "Gimana?" Tanya Pipi kepada Zifa dan Bunga.

Zifa mengangguk. "Dari pada nanti mereka menang. Mending Mila kan?" Pipi dan Bunga mengangguk.

Mila dan Annisa menyerngit. "Kalian ngomongin apa sih?" Tanya Mila.

"Jadi gini. Kami bertiga bakalan nyebutin alasannya ke kalian berdua."

"Sebutin!" Suruh Annisa.

"Dulu itu, gue sama Pipi dan Zifa kan sering bully lo. Nah, itu bukan kehendak dari kita. Tapi Wulan yang maksa. Dan, setelah itu akhirnya kita bertiga mau aja." Ucap Bunga.

"Disaat itu, kami semua merasa bahwa kami dengan Wulan telah berteman. Tapi, setelah kedatangan Eliza anak baru itu, dia jadi ngejauhin kami. Dia selalu ngehindar, dan selalu beralasan saat kami ajak pergi. Dari situ, gue sama Pipi dan Zifa sudah mulai muak sama Wulan." Zifa dan Pipi mengangguk.

"Gue bukannya marah sama Eliza. Tapi, sama Wulan. Sebab, dia rela ninggalin kami bertiga hanya karena teman baru. Dan, juga selama gue berteman sama dia, gue selalu merasa dia cuma ada saat kami lagi senang dan saat dia lagi butuh aja." Lanjut Zifa.

"Kalian ngerasain itu nggak sih?" Tanya Zifa kepada kedua temannya. Dan diangguki oleh Zifa dan Pipi.

Lalu pipi membuka suara. "Setelah mendengar rencana mereka yang ingin ngecelakain lo, akhirnya kami ngambil keputusan untuk menggagalkan rencana mereka. Bisa disebut ini merupakan balas dendam."

MilDa ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang