Happy Reading
Saat ini Mila sedang nonton bersama Daniel di rumah Mila. Orang tua Mila pergi jalan-jalan berdua, sedangkan saudaranya tidak tau entah kemana.
Mereka berdua menonton film horor di kamar Mila. Semua penerang kamar dimatikan, guna untuk menambah kesan horor pada film itu. Mereka duduk di atas sofa berdua, dengan Daniel yang merangkul Mila dari samping.
Hanya suara dari film itu yang terdengar. Awalnya mereka menonton begitu fokus. Hingga adegan ketika hantu itu tiba pun muncul, Mila mengubah posisinya menjadi tiduran di paha Daniel dengan kaki ditekukkan karena sofa yang tidak begitu panjang.
Daniel tersenyum melihat Mila. Udah tau takut, tapi masih saja ngotot untuk menonton film horor. Dasar wanita.
Daniel mengusap-usap rambut Mila, lalu kembali fokus dengan jalan cerita film itu.
"Niel, kok aku ngerasa hantunya bakalan muncul ya," tebak Mila.
"Mungkin," jawab Daniel sekenanya.
Lima menit setelah itu, ternyata benar. Hantu itu muncul, Mila terkejut bukan main. Dia terlonjak kaget dan langsung mengubah posisinya menjadi menghadap perut Daniel. Mila memeluk pinggang Daniel erat karena saking takutnya.
Daniel terkekeh, dia mengangkat Mila dan meletakkannya di pangkuannya dengan menghadap ke arah dirinya. Mila menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Daniel.
"Matiin Niel," pinta Mila dengan mengencangkan pelukannya.
"Iya. Remotnya mana?" Mila menunjuk ke arah meja. Daniel pun mengambil remot itu lalu mematikan TV nya.
"Kamu turun bentar. Biar aku hidupin lampunya dulu."
Mila menggeleng. "Nggak mau. Nanti kalau aku diseret hantu kayak film tadi gimana?"
Daniel geleng-geleng kepala. "Terus aku hidupin lampunya gimana?" tanya Daniel.
"Gendong aku aja." Mila melingkarkan kakinya di pinggang Daniel. Daniel menghela napas, lalu dengan sabar berdiri sambil menggendong Mila menuju saklar lampu untuk menghidupkan lampu.
"Turun yuk. Aku lapar," ajak Mila.
Daniel mengangguk, lalu berjalan ke bawah menuju lantai satu. Tapi sebelumnya, mereka telah memesan makanan instan untuk mereka makan.
∆∆∆
"Kenyang." Mila menyandarkan tubuhnya ke kepala kursi dan menutup kembali kotak mie yang isinya sudah tidak ada.
"Assalamualaikum." Kenzi datang dan berjalan masuk ke rumah menuju kamarnya.
Mila berniat untuk menjahili adiknya itu. Dibukanya kotak mie itu kembali, lalu Mila memasukkan apa saja yang bisa dimasukkan ke sana agar kotaknya terasa berat. Mila memasukkan sampah, botol air minum dan bungkus snack lainnya.
"Woi Ken, lo udah makan belum?" tanya Mila berteriak.
Mendengar kata makan, telinga Kenzi yang tadinya eror menjadi stabil kembali. Dia bergegas menghampiri Mila.
"Belum dong kak," jawab Kenzi dilengkapi cengiran khasnya.
"Ini buat lo. Tadi sengaja gue tinggalin, soalnya firasat gue lo tuh belum makan." Daniel yang duduk di depan Mila terkekeh.
"Biasa aja lo kak. Hati dedek jadi tersentuh tau."
"Jijik. Sana makan di kamar. Nanti di minta sama Daniel." Kenzi menganggukkan kepalanya cepat. Lalu segera pergi ke atas menuju kamarnya kembali.
"Orang goblok kalau digoblokin, jadi apa ya?" pikir Mila. Daniel hanya mengedikkan bahunya. Lalu berjalan ke luar menuju teras rumah.
"Kamu punya gitar kan?" tanya Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
MilDa ☑️
Teen FictionSELESAI Tahap revisi Awal pertemuan seseorang terkadang memang tidak disengaja. Begitu juga dengan Mila dan Daniel yang bertemu karena sebuah kecelakaan kecil. Mereka menghadapi berbagai konflik. Semuanya selalu dihadapi bersama. Dibantu oleh temann...