PART 35

17 6 0
                                    

Happu Reading

"Arghhhhhhh." Sedari tadi Daniel mencoba menghubungi Mila namun selalu ditolak.

Sudah begitu banyak pesan yang dikirimkan oleh Daniel, tapi hanya diread saja.

Daniel kembali menelepon Mila. Dan, sekarang nomor hp Mila mendadak tidak aktif.

"Arggghhhhh." Daniel melemparkan hp nya ke atas kasur. Dia menarik rambutnya frustasi.

"Ini semua gara-gara lo Eliza. Bitch." Daniel selalu menyumpah serapahi Eliza.

"Kak. Kakak kenapa? Kok teriak-teriak?" tanya Nabila dari luar kamar.

Dengan cepat Daniel mengatur suaranya seperti normal kembali. "Hm, nggak ada kok. Kakak lagi main FF nih, terus kalah," balas Daniel memberikan alasan.

"Ooo gitu. Ya udah, aku izin keluar sama kak Rafli bentar ya," izin Nabila.

"Iya, hati-hati." Setelah itu tidak ada lagi terdengar suara Nabila.

"Gue coba nelepon Raka. Mana tahu Mila udah balik." Daniel mengambil hp nya kembali dan mencari kontak Raka di hpnya.

Setelah ketemu, Daniel segera menghubungi Raka.

"Kenapa Niel?"

"Ada Mila nggak?" tanya Daniel to the point.

"Enggak. Tadi katanya mau ke rumah lo. Soalnya lo lagi sakit. Sekarang udah sembuh?"

"Hah? Sakit? Siapa?" heran Daniel. Perasaan dari tadi dirinya baik-baik saja.

"Iya. Lo yang sakit. Tadi ada seseorang yang nelepon ke Mila."

"Ooo, yaudah. Makasih ya." Setelah mendengar jawaban dari Raka, Daniel memutuskan sambungan teleponnya kembali.

"Gue sakit?" Daniel masih bingung dengan apa yang dikatakan oleh Raka tadi.

"Jadi, tempat makan tadi Mila bawa untuk gue? Karena gue sakit?" Daniel teringat dengan tempat makanan tadi yang terjatuh dan isinya berserakan.

"Gue yakin. Ini pasti lagi ada yang ngejebak gue sama Mila. Terus, yang bilang gue lagi sakit siapa?" Kepala Daniel menjadi pening memikirkan itu.

"Arggghhh." Daniel meninju kaca yang terpajang di dindingnya. Kaca itu pecah, dan tangannya berdarah. Daniel tidak menghiraukan itu, sedari tadi dia berpikir di mana Mila sekarang dan siapa orang yang telah menjebak dirinya dan juga Mila.

∆∆∆

"Makasih ya pak." Setelah membayar ongkosnya, Mila segera turun.

Dia menghapus sisa air mata yang tersisa di kedua pipinya. Lalu menghembuskan nafas panjang dan membuangnya. Saat ini, Mila berdoa semoga tidak ada satu orang pun di rumah. Sehingga, tidak ada yang akan menanyakan kenapa dirinya. Sebelum masuk, Mila membasuh mukanya di kran halaman terlebih dahulu.

"Loh, tumben pulang cepat? Biasanya betah amat di rumah doi." Siapa lagi kalau bukan Kenzi. Orang yang selalu mengejek Mila.

Mila hanya diam, dan berusaha menutupi wajahnya menggunakan rambutnya.

"Kak. Sombong amat. Balas kek," rajuk Kenzi.

Mila terus berjalan tanpa menghiraukan Kenzi. Dan sekarang Mila telah sampai di kamarnya. Saat memasuki kamar, Mila membanting keras pintu itu.

"Astagfirullah. Busyet, kaget gue. Tuh kakak rempong kenapa ya?" heran Kenzi.

"Tapi, tadi kayaknya gue dengar suara sesegukan gitu. Apa mungkin kak Mila? Atau, Han.---"

MilDa ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang