Itu si Alex hobi banget ya fotoin kalian. Atau jangan-jangan lagi pamer epon 12?😂
Btw, perasaan Alex gimana ya kalau tahu Mila pacaran sama Daniel.
Cus.... Baca...
Happy Reading
Mila yang sudah biasa bangun pagi ke luar dari kamarnya dengan pakaian seragam yang sudah lengkap, kecuali tas. Mila menuruni tangga satu persatu.
Dilihatnya bi Inah yang sedang mengepel lantai.
"Pagi bi," sapa Mila gembira. Tampaknya suasana hati Mila pagi ini benar-benar sangat cerah, sama cerahnya seperti matahari yang sedang malu-malu menunjukkan dirinya.
"Pagi juga non," jawab bi Inah juga tersenyum.
"Ada yang mau aku bantu bi?" Mila menawarkan dirinya untuk membantu bi Inah mengepel.
"Nggak usah non, ini juga hampir siap. Tinggal dikit lagi kok."
"Ooo gitu, ya udah bi. Aku ke dapur dulu." Mila melangkah meninggalkan bi Inah.
"Hati-hati non, di sana masih belum kering," ucap bi Inah mengingatkan anak majikannya.
"Apa bi?" Tanya Mila berbalik dengan hanya memutarkan telapak kakinya saja. Sehingga dengan begitu Mila menjadi cepat saat berbalik arah. Terkesan banyak gaya sih.
Namun, mau bagaimana lagi. Keberuntungan saat ini tidak berpihak kepada Mila. Saat berbalik dengan banyak gaya, Mila akhirnya terpeleset karena lantai yang belum sepenuhnya kering.
"Auuuuuuu." Mila terjatuh dengan pantatnya yang mendarat mulus di lantai. Dia meringis kesakitan di lantai pas di ujung tangga.
"Yahh non, tadi kan udah bibi ingatin." Bi Inah segera menghampiri Mila dan membantu Mila untuk berdiri.
Mila merasakan pantatnya yang sakit bercenat-cenut seperti sakit kepala. Tapi ini bedanya bukan kepala, tapi pantat.
"Lo ngapain duduk di ujung tangga gitu kak? Kaya orang gembel aja," Kenzi yang turun dari tangga satu persatu mengejek Mila. Memang, Kenzi tidak melihat sepenuhnya kejadian dari awal. Jika dia melihatnya, mungkin Mila akan selalu ditertawakan oleh Kenzi.
"Biarin." Lalu Mila menepuk-nepuk roknya yang sedikit basah. Lalu pergi menuju dapur untuk sarapan dengan masih menahan rasa sakit yang berada di bokongnya.
"Makanya, kalau dibilangin orang tua itu didengarin, jangan banyak gaya." Saat akan duduk di kursi, Mila langsung mendapat sindiran dari mamanya. Mungkin mamanya melihat kejadian tadi, pikir Mila.
"Bukannya aku banyak gaya ma, tapi mama aja yang kekurangan gaya," ucap Mila dengan santai sambil mengeluarkan hp nya dari saku, dan memeriksa satu persatu akun sosial medianya.
"Ampun deh, punya anak kaya gini." Mamanya hanya bisa pasrah melihat kelakuan anak perempuan semata wayangnya ini. Ingin rasanya Anjela melemparkan kuali, sendok goreng, piring, sapu, dan peralatan lainnya kepada Mila. Namun apalah daya, saat ini semua peralatan itu sedang digunakannya. Jadi Anjela hanya bisa menahan dan bersabar.
"Papa sama kak Raka lama amat sih," kesel Kenzi yang sedari tadi hanya diam. Diperhatikannya Kenzi oleh Mila, dan saat ini sepertinya Kenzi masih mengantuk. Pantesan tadi Kenzi tidak mengajaknya ribut. Namun, dapat ditebak oleh Mila alasan Kenzi bangun secepat ini adalah karena ingin menyontek PR kepada temannya di sekolah.
"Ngantuk amat cuy, lo belum ngerjain PR?" Mila mencoba menarik perhatian mamanya. Sebab, jika mendengar kata tidak membuat PR maka mamanya akan langsung menyita segala fasilitasnya dalam satu hari itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MilDa ☑️
Teen FictionSELESAI Tahap revisi Awal pertemuan seseorang terkadang memang tidak disengaja. Begitu juga dengan Mila dan Daniel yang bertemu karena sebuah kecelakaan kecil. Mereka menghadapi berbagai konflik. Semuanya selalu dihadapi bersama. Dibantu oleh temann...