Jangan lupa vote, comment, follow akun ini, dan share cerita ini ke teman-teman kalian ya.
Bagi yang ada butuh cover waatpad, jangan lupa DM aku aja. Harga terjangkau.
Happy Reading
"Lo bilang apa?" Tanya Alex marah kepada salah satu anak buahnya dari seberang telepon.
"Maaf bos, mereka sudah berbaikan kembali. Dan, kejadian itu terjadi di suatu tempat yang tidak saya ketahui apa namanya." Jawab anak buahnya dengan takut-takut.
"Bangsat," Alex membanting hp nya ke dinding dan berakhir hancur berserakan.
"Padahal satu langkah lagi gue bakalan berhasil." Alex saat ini benar-benar marah dan emosi.
Dia membanting semua barang yang ada disekitarnya. Dan terakhir membanting gelas kaca kearah samping pintu. Bertepatan dengan itu seseorang membuka pintu itu.
"Aaaaaaaaa," sorak Eliza. Karena mendengar suara bising, Eliza pergi ke arah sumber suara. Saat membuka pintu, bertepatan dengan gelas kaca yang menghantam dinding kamar itu.
Eliza benar-benar syok. Jarak antara dirinya dengan gelas kaca itu hanyalah kurang lebih tiga puluh centi.Gelas itu hancur berantakan dan pecahan-pecahannya jatuh ke kaki Eliza. Tapi bersyukur itu tidak membuat kaki Eliza menjadi luka.
"Lo apa-apaan sih?" Kesal Eliza membentak Alex.
"Salah siapa masuk," jawab Alex cuek dan duduk di ujung kasur sambil mengacak rambutnya.
"Lo sih. Ngapain pake pecahan barang segala. Sampe kedengar keluar. Untung nggak ada yang dengar kecuali gue," Eliza mendekat dan ikut duduk disebelah Alex.
"Ini semua karena pacar bangsat lo itu," tunjuk Alex kepada Eliza dengan wajah marah.
"Maksud lo apa sih marah-marah sama gue?" Tanya Eliza tidak terima.
"Semua rencana gue gagal gara-gara dia. Semuanya hancur. Semuanya sia-sia," Alex berdiri dan berjalan menuju komputernya.
"Ngomong yang jelas dong. Gue nggak ngerti siapa dan apa maksud lo," Eliza berdiri dan menghampiri Alex. Alex hanya diam masih dengan keadaan yang frustasi.
"Siapa?" Tanya Eliza lagi.
"Daniel," jawab Alex dengan mata melotot kearah Eliza.
"Santai aja dong tuh mata," sinis Eliza.
"Emangnya kenapa sih? Bukannya lo bilang Mila bakal minta putus sama Daniel? Seharusnya lo senang dong."
"Iya. Awalnya gue senang. Tapi... Gara-gara laki-laki brengsek itu semua rencana gue jadi hancur." Ucap Alex dengan dada yang naik turun karena emosi.
"Enak aja lo ngomong Daniel brengsek. Mila itu yang kelewatan centil," bantah Eliza tidak terima. Ya,iyalah. Masa orang yang disukai Eliza dibilang brengsek. Eliza mana terima.
"Lo kalau ngomong pikir-pikir dulu dong," begitu juga dengan Alex. Dia tidak terima saat Milanya dikatakan centil.
Eliza dan Alex saling memandang sinis. Sama-sama tidak terima orang yang mereka sukai di caci.
"Pokoknya semua ini salah Daniel." Ucap Alex tak terbantahkan.
"Ter-se-rah," ucap Eliza dengan menekankan disetiap katanya. Percuma jika harus berdebat dengan Alex sang keras kepala tingkat dewa. Eliza yang sudah dari dulu, bahkan dari kecil mengetahui sikap Alex memilih mengalah. Lalu dia berjalan dan kembali duduk di tepi ranjang.
"Terus sekarang lo mau apa?" Tanya Eliza.
"Gue mau nyusun rencana yang lebih dari ini. Jika tidak bisa dengan cara halus, maka gue akan gunain dengan cara gue sendiri." Jawab Alex dengan emosi yang masih menyelimutinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MilDa ☑️
Novela JuvenilSELESAI Tahap revisi Awal pertemuan seseorang terkadang memang tidak disengaja. Begitu juga dengan Mila dan Daniel yang bertemu karena sebuah kecelakaan kecil. Mereka menghadapi berbagai konflik. Semuanya selalu dihadapi bersama. Dibantu oleh temann...