Saat ini mereka sedang berbincang-bincang bersama di rumah Daniel. Saat Teguh dan Aldi datang, mereka memutuskan untuk bermain game. Mila, Daniel dan teguh satu tim. Melawan Nabila, Rafli dan Aldi.Aldi dan Teguh hanya menjadi nyamuk. Pasangan berdua itu bermain dengan romantis. Mila dan Nabila bermain dengan dipangku oleh Daniel dan Rafli. Sedangkan Aldi dan Teguh memandang mereka sinis.
Karena saking panasnya, cemilan yang mereka pegang ditandas habis. Bahkan mulut mereka tidak dibiarkan kosong.
"Iiihhh, Daniel jangan gitu mulu. Aku kan nggak fokus mainnya," rengek Mila. Daniel yang selalu mencium pipi Mila saat mereka bermain game membuat Mila geli. Dan menjadi tidak fokus saat bermain game.
"Lagian siapa salah yang gemesin." Daniel kembali mencium pipi Mila, dan kembali fokus bermain game.
"Anjir, panas woi. Kipas mana?" Teguh yang duduk tidak jauh dari mereka berdua gerah sendiri.
"Jomblo gantung aja di batang toge," sindir Daniel.
"Woi Rafli, tuh anak orang bisa mati kalau lo jepit gitu." Aldi yang duduk di samping Rafli dan Nabila juga ikutan panas.
"Sirik aja lo," sinis Rafli.
"Aldi, kita ke kulkas aja yuk biar dingin. Nggak tahan aku tuh kalau disini lama-lama," ucap Teguh dramastis.
"Ayo. Jomblo bisa apa atuh." Lalu mereka pergi ke dapur untuk mencari minuman segar supaya bisa mendinginkan badannya akibat efek jomblo.
Tidak lama setelah itu pertandingan mereka pun selesai dan dimenangkan oleh tim Nabila. Tidak ada hukuman atau reward, karena mereka bermain game ini hanya untuk sekedar hiburan.
Jam telah menunjukkan pukul lima sore. "Niel, aku mau pulang. Udah sore."
"Ya udah, pulang aja."
"Susah kalau punya cowok nggak peka gini. Rasanya pengen gorok tu leher." Mila menyerocos sendiri dengan suara yang tidak begitu keras.
"Aku dengar loh," ejek Daniel. Sedangkan Mila hanya mengerucutkan bibirnya. "Ayo aku antar," ajak Daniel lalu berdiri. Mila langsung tersenyum.
"Bila, kakak pulang dulu ya," pamit Mila kepada sang pemilik rumah lalu berlari menyusul Daniel yang sudah terlebih dahulu ke luar.
∆∆∆
"Niel, kok aku nggak pernah ngeliat bokap kamu?" tanya Mila mendadak. Daniel yang sebelumnya tertawa bersama Mila langsung berubah menjadi ekspresi datar.
Daniel hanya diam, tidak mengatakan apapun, dia hanya fokus menyetir mobil. Mila yang melihat perubahan itu merasa bersalah. "Apa gue salah tanya ya?" pikir Mila dalam hati.
Suasana menjadi hening di dalam mobil, tidak ada percakapan. Mila yang merasa bosan hanya menghadap jendela memperhatikan keadaan di sekitar jalan.
Kruyukkk....
Suara perut Mila berbunyi tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu, yang membuat Mila malu sendiri. Suara yang dikeluarkan cukup keras. Mila memejamkan matanya karena merasa malu. Dia melirik ke arah Daniel dengan ujung ekor matanya memastikan apakah Daniel mendengarnya atau tidak.
Daniel hanya bersikap biasa saja, dia masih fokus menyetir. "Kayaknya Daniel tadi nggak dengar deh," pikir Mila. Setelah itu Mila masa bodoh aja, dia kembali menghadap jendela dengan memegang perutnya yang terasa lapar.
Mobil berhenti di tepi jalan, di depan pedagang kaki lima.
"Kenapa berhenti?" bingung Mila.
"Kita makan dulu. Kamu lapar kan?" Daniel segera turun dari mobil dan diikuti oleh Mila.
KAMU SEDANG MEMBACA
MilDa ☑️
Teen FictionSELESAI Tahap revisi Awal pertemuan seseorang terkadang memang tidak disengaja. Begitu juga dengan Mila dan Daniel yang bertemu karena sebuah kecelakaan kecil. Mereka menghadapi berbagai konflik. Semuanya selalu dihadapi bersama. Dibantu oleh temann...