Happy reading
Daniel sedang mengemudi mobil dengan kecepatan sedang menuju rumahnya.
Saat lampu merah menyala di jalan raya, Daniel memberhentikan mobilnya dan menengok ke seberang jalan. Tidak sengaja Daniel melihat Mila yang sedang membagikan berbagai aneka makanan dan minuman kepada anak-anak dan orang tua yang sedang ngamen.
Anak-anak dan orang tua itu tersenyum bahagia saat diberikan makanan dan minuman oleh Mila.
Daniel terpukau melihat Mila yang begitu murah hati dan dermawan kepada sesama. Meskipun anak-anak dan orang tua tersebut memakai baju yang sudah kotor dan banyak keringat, Mila tidak merasa jijik sedikit pun.
"Itu bukannya makanan yang gue kasih?" monolog Daniel.
"Gue kerjain aja."
Tut....
"Woi cepetan jalan, itu lampu udah hijau," sorak pengemudi yang berada di belakang mobil Daniel.
Daniel hanya diam dan kembali melajukan mobilnya menuju ke tempat Mila yang sedang duduk di bangku di bawah pohon untuk beristirahat.
Saat sampai di tempat Mila, Daniel memberhentikan mobilnya dan menurunkan kaca mobilnya.
Daniel melihat wajah Mila yang terkejut dengan kehadiran dirinya. Dia bisa menebak kenapa Mila bisa terkejut seperti ini.
Lalu Daniel turun dari mobilnya dengan memperlihatkan ekspresi marah.
"Gue bisa jelasin semuanya kok." Mila langsung berdiri saat Daniel ke luar dari mobilnya.
Daniel geli melihat kelakuan Mila, sehingga ia tambah bersemangat untuk mengerjai Mila.
"Jelaskan!" suruh Daniel dengan suara dan ekspresi dinginnya.
"Jadi gini, waktu di sekolah kan lo ngasih gue makanan dan minuman itu. Tapi lo kan nggak bilang kalau itu buat gue. Lo bilang gini, "Nih, mau lo buang, mau lo apain kek terserah,' 'ucap Mila dengan menirukan gaya bicara Daniel yang dingin.
"Ya udah, dari pada gue buang lebih baik gue bagiin aja. Kalau di buang kan mubazir. Lagian kalau mau gue makan, lo kan nggak bilang ini buat gue," terang Mila.
"Now replace!" perintah Daniel.
"Ganti?" kejut Mila.
"Iya, ganti. Gue kan nggak bilang itu buat lo, terus ngapain lo bagiin?"
"Ia juga sih tapi," bingung Mila dengan menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Tapi?" tanya Daniel dengan menaikan satu alisnya.
"Uang gue nggak cukup buat ganti itu semua. Ini kan juga bukan murni kesalahan gue, lo juga," tunjuk Mila kepada Daniel.
"Gue?" tanya Daniel menunju dirinya sendiri.
"Iya," angguk Mila.
"Lah ngapain gue yang salah? Tu makanan kan milik gue," bela Daniel.
Handphone Daniel berbunyi pertanda ada orang yang menelepon.
Lalu Daniel mengeluarkan hp dari sakunya."Wait here, jangan kabur, lo harus tanggung jawab." Daniel menjauh dari Mila untuk mengangkat teleponnya.
"Apa Nabila?" tanya Daniel to the point.
"Nggak, kakak nggak mau," tolak Daniel.
"Beli aja sendiri," kesalnya.
Tut.....
"Eh, Nabila, Nabila," panggil Daniel melalui telepon. Namun, Nabila--- adiknya Daniel telah mematikannya terlebih dahulu.
Daniel pun kembali ke tempat Mila yang sedang bingung. Karena moodnya hancur yang disebabkan oleh adiknya, Daniel pun menjadi tidak bersemangat untuk mengerjai Mila.
KAMU SEDANG MEMBACA
MilDa ☑️
Novela JuvenilSELESAI Tahap revisi Awal pertemuan seseorang terkadang memang tidak disengaja. Begitu juga dengan Mila dan Daniel yang bertemu karena sebuah kecelakaan kecil. Mereka menghadapi berbagai konflik. Semuanya selalu dihadapi bersama. Dibantu oleh temann...