Happy Reading
"Mila," teriak Anjela histeris melihat keadaan anaknya yang saat ini menangis ketakutan. Sedangkan Daniel terduduk di lantai dengan keadaan yang begitu kacau.
Anjela berlari menghampiri Mila dan memeluk anaknya itu. Tidak ada balasan dari Mila. Dia hanya terus menangis ketakutan menatap kosong ke langit-langit kamar.
"Kak." Kenzi yang juga baru masuk langsung menghampiri Mila. Lalu berdiri di sebelahnya dan memegang pundak Mila. Tapi, Mila langsung menghindar dan menangis semakin menjadi.
"Kakak kenapa ma?" tanya Kenzi dengan air mata yang tergenang, karena sangat iba melihat kakaknya ini. Tapi hanya dibalas gelengan oleh Anjela. Saat ini Anjela menangis begitu histeris.
"Kayaknya kak Mila trauma karena kejadian tadi," jawab Nabila yang dari tadi hanya diam.
Putra datang bersama Raka dan Rafli. Putra langsung menghampiri istrinya dan memeluknya guna untuk menenangkan istrinya itu.
Putra melihat ke arah Mila, anak perempuannya. Mila menangis begitu kencang dengan rasa takut yang menyertainya.
Melihat keadaan Mila sekarang, Putra sudah bisa menebak apa yang terjadi dengan putrinya ini. Saat Raka akan menghampiri Mila, dengan cepat Kenzi menahannya dan menggelengkan kepala. Melihat itu, Raka juga sudah bisa menebak apa yang terjadi dengan adiknya.
"Ayo kita bawa Mila pulang," ajak Putra. Semua orang mengangguk. Putra melepaskan pelukannya lalu menghampiri Mila untuk membawanya ke mobil dengan menggunakan selimut hotel yang dipakainya saat ini.
Saat Putra akan mendekat, Mila menggeleng kuat semakin takut. Anjela dan Nabila menghampiri Mila untuk menenangkannya.
"Ini papa Mil," ucap Putra dengan mata yang memerah.
"Tidak. Hiks, jangan mendekat. hikks," ucap Mila meracau.
"Biar kami saja yang membawanya ke bawah. Biar dibantu oleh pelayan perempuan hotel di sini," usul Anjela.
Putra mengangguk dan menatap Mila dengan rasa iba. Lalu mengepalkan tangannya kuat, dia berjanji akan membalas lebih dari apa yang telah orang itu perbuat kepada anaknya.
∆∆∆
Setelah sampai di rumah, Mila langsung diistirahatkan di kamarnya, ditemani oleh Nabila.
Saat ini semua orang berkumpul di ruang tamu. Hanya ekspresi dan raut wajah kesedihan lah yang terlukis di setiap wajah mereka.
Tidak lama setelah itu, Nabila turun dari tangga dan ikut bergabung dengan yang lainnya.
"Mila gimana?" tanya Putra mewakili semuanya.
"Kak Mila udah tidur om," jawab Nabila dan ikut duduk di antara Daniel dan Rafli.
"Ceritanya gimana saat kalian menemukan Mila?" tanya Putra lagi.
Nabila menarik nafasnya dan menghembuskan pelan. Lalu mulai menceritakan apa yang dilihatnya tadi.
"Kak Daniel berhasil mendobrak pintu itu, lalu aku masuk ke dalam kamar dan melihat kak Mila yang, sorry, telanjang." Nabila merasa tidak enak untuk menceritakannya. Tapi dia tetap harus melanjutkannya.
"Kedua tangan dan kakinya diikat. Dan, aku melihat bercak darah yang menempel di seprai kasur."
"Hikkkss," tangisan Anjela akhirnya pecah setelah mendengar kata itu. Dengan segera Putra berusaha untuk menenangkannya.
Daniel mengacak-acak rambutnya. Dari tadi, dia terus menyalahkan bahwa semua ini terjadi karena dirinya. Kata andai selalu berputar di otaknya.
Nabila yang melihat itu, mengusap bahu kakaknya. Sedangkan saudara Mila hanya bisa diam tidak bisa melakukan apa-apa. Nasi telah menjadi bubur.
KAMU SEDANG MEMBACA
MilDa ☑️
Teen FictionSELESAI Tahap revisi Awal pertemuan seseorang terkadang memang tidak disengaja. Begitu juga dengan Mila dan Daniel yang bertemu karena sebuah kecelakaan kecil. Mereka menghadapi berbagai konflik. Semuanya selalu dihadapi bersama. Dibantu oleh temann...