Happy reading guys.
Budayakan vote dan comment.
Karena vote itu gratis, tanpa kuota.Daniel dan ketiga temannya berada di dalam mobil yang dikemudi oleh Daniel. Mereka berencana pergi ke tempat tongkrongan.
Saat melewati jalan yang agak sepi, mereka melihat segerombolan preman yang sedang beradu jutos dengan seorang perempuan.
Daniel yang mengemudi mobil tersebut memelankan kecepatan mobilnya. Mereka berempat memperhatikan kejadian tersebut. Sampai akhirnya perempuan tersebut menendang tongkat ajaib preman itu.
Preman itu langsung menjerit kesakitan sambil memegang tongkat ajaibnya dengan ke dua tangannya.
Daniel dan ke tiga temannya meringis ikut merasakan apa yang preman itu rasakan.
"Masa depannya preman itu masih aktif, kan?" tanya Teguh karena tak tega melihat preman itu, tapi juga tak berniat untuk menolong.
Daniel menepikan mobilnya di tepi jalan dan terus memperhatikan, hingga ia melihat seorang preman yang meninju wajah perempuan tersebut dan sudut bibirnya berdarah.
"Keren tuh cewek. Jaman sekarang mah susah cari cewek modelan gini. Kebanyakan tau make up doang," ujar Aldi.
'Kok gue ngerasa nggak asing ya sama body tu cewek,' monolog Daniel dalam hati.
Sepuluh menit sudah mereka memperhatikan kejadian tersebut, tanpa ada SATU orang pun yang berniat mau menolong.
Dan akhirnya wanita itulah yang menang. Keempat preman tersebut lari dengan tergopah-gopah. Saat perempuan tersebut membalikkan badannya menuju ke tempat perempuan yang sedang menangis, mereka berempat terkejut bukan main.
"What, itu Mila kan? Anak berprestasi di sekolah kita?" kejut Aldi heboh.
"Iya, iya, itu Mila. Tapi, kalau nggak salah dia kan yang sering di bully sama Wulan dan yang lainnya," ucap Teguh.
"Lo bilang nggak salah kan, berarti benar dong," balas Aldi
"Iya juga ya. Berarti di sini yang goblok siapa?" tanya Teguh.
Mereka berdua sama-sama berpikir seperti orang yang sangat serius. Setelah lama berpikir, mereka saling menatap seperti memikirkan hal yang sama, mereka berdua menganggukkan kepala lalu sama-sama melihat ke arah Daniel.
Sedangkan Daniel yang di perhatikan oleh Teguh dan Aldi pun langsung menatap mereka tajam.
"Apa kalian lihat-lihat?" tanya Daniel dengan sedikit membentak.
Mereka berdua pun langsung mengalihkan pandangannya karena takut dengan tatapan tajam dan dingin Daniel.
Mereka sama-sama menghadap satu sama lain, lalu berpelukan.
"Huaa, berarti yang goblok kita dong," ucap Aldi.
"Iya."
"Niel, nanti kalau ketemu jembatan yang airnya deras sama batunya gede, bilangin ya," ucap Rafli.
"Emangnya kenapa?"
"Gue mau ceburin duo anak setan yang di belakang, dari tadi bikin rusuh aja," jawab Rafli.
"Ok."
Daniel pun menjalankan mobilnya menuju ke tempat gadis tersebut yang sedang berjalan tergopah-gopah.
Saat sampai di tempat gadis itu, Daniel memberhentikan mobilnya tepat di sebelah mereka.
Teguh dan Aldi langsung melepas pelukannya dan membuka kaca mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
MilDa ☑️
Novela JuvenilSELESAI Tahap revisi Awal pertemuan seseorang terkadang memang tidak disengaja. Begitu juga dengan Mila dan Daniel yang bertemu karena sebuah kecelakaan kecil. Mereka menghadapi berbagai konflik. Semuanya selalu dihadapi bersama. Dibantu oleh temann...