Happy Reading
"Assalamualaikum," ucap seorang perempuan dari luar dengan menekan bel.
"Bik, bibik," sorak Raka yang sedang bermain game. Dia mendengar suara seseorang mengucapkan salam, tapi Raka terlalu mager untuk berdiri.
Tidak ada satu pun yang menjawab panggilan Raka. Dan, Raka pun memilih untuk pergi membukanya dan berjalan menuju pintu dengan malas-malasan.
"Assalam---"
"Waalaikumsalam," jawab Raka, membuat Anisa terkejut.
Anisa memandang Raka dengan salah tingkah. Sejak pertemuan pertama mereka di kelas, Anisa menjadi tertarik dengan Raka. Mungkin, bisa dikatakan bahwa, Anisa saat ini menyukai Raka, kakaknya Mila.
"Anisa bukan?"
"Iya kak," jawab Anisa malu-malu.
Raka tersenyum tipis. "Ayo masuk. Mila ada di kamar." Anisa mengangguk dengan masih tersenyum malu-malu.
"Mau langsung ke atas atau aku bikin minum dulu?" tanya Raka.
"Langsung ke atas aja kak. Aku ke atas dulu," izin Anisa.
"Iya. Hati-hati."
"Emangnya kenapa kak?"
"Nanti jatuh di tangga." Ucapan Raka tersebut membuat jantung Anisa berdegup kencang. Wajah Anisa memerah, dengan segera dia pergi dari hadapan Raka dan pergi menuju kamar Mila agar Raka tidak melihat semburat merah yang ada di pipinya.
"Woi Mil. Lo ngapain? Kayak orang lagi patah hati aja." Baru memasuki kamar Mila, Anisa langsung berteriak, membuat Mila yang melamun menjadi kaget.
"Waalaikum salam," sindir Mila.
"Heheheh. Assalamualaikum. Lo kenapa dah? Heran gue. Dari kemaren gue perhatiin." Mila mendengus.
"Gue lagi galau," jawab Mila sendu.
"Kenapa? Apa tentang Daniel?" tebak Anisa.
Mila mengangguk. Anisa duduk bersila di depan Mila. Lalu bersiap untuk mendengarkan curhatan Mila.
"Lo mau cerita? Gue siap dengerin."
Mila menghembuskan napasnya kasar, lalu mengangguk. "Lo tahu kan, Eliza anak baru itu?" tanya Mila.
Anisa mengangguk, lalu mengangkat sebelah alisnya pertanda bertanya.
"Kata Laura--"
"Mil, pinjam laptop lo dong, laptot gue rusak. Mau bikin tugas nih." Raka masuk ke dalam kamar Mila tanpa permisi atau mengucapkan salam.
"Tunggu bentar, gue simpan tugas gue dulu." Mila berdiri dan mengambil laptopnya, lalu sibuk dengan laptopnya dengan jari yang menari indah di keyboard sana.
Anisa hanya diam. Dia melihat ke arah Raka, dan ternyata Raka sedang memperhatikannya. Raka dengan cepat mengalihkan perhatiannya saat kepergok oleh Anisa menatap dirinya.
Anisa tersenyum, lalu mengalihkan pandangan dari Raka. Tanpa mereka berdua sadari, ternyat sekarang mereka sedang senyum-senyum sendiri.
"Dah siap," gumam Mila lalu berdiri dan mengangkat laptopnya.
Saat Mila berbalik, dia melihat Anisa dan Raka yang senyum-senyum sendiri. Entah apa yang mereka senyumin, dan itu membuat Mila menjadi bingung dan heran.
"Kalian berdua kenapa senyum-senyum gitu?" tanya Mila untuk memecah keherananya.
Dapat Mila lihat bahwa mereka berdua terkejut saat Mila tanyai seeprti itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MilDa ☑️
Teen FictionSELESAI Tahap revisi Awal pertemuan seseorang terkadang memang tidak disengaja. Begitu juga dengan Mila dan Daniel yang bertemu karena sebuah kecelakaan kecil. Mereka menghadapi berbagai konflik. Semuanya selalu dihadapi bersama. Dibantu oleh temann...