Bagian 04|| MDG

558 43 0
                                    

Rabu lagii, time to Starla update nihh...

Sebelum baca taburin bintang dulu yaa, komennya jangan lupa juga yups 👌

Selamat membaca :):):)

Starla melangkahkan kakinya keluar dari ruang BK. Jangan tanya kenapa, karena Selvilah alasannya. Kata Bu Retno kepala Selvi terlalu keras membentur sudut meja tadi, sampai si empunya pingsan, tapi syukurlah karena tak ada luka lain yang serius.

Tapi kabar baik itu menjadi kabar buruk buat Starla, yang ia inginkan Selvi sampai gagar otak atau paling tidak amnesia. Itulah yang Starla mau.

Ponsel yang sendari tadi ia genggam bergetar, menandakan adanya sebuah panggilan masuk. Membaca nama dari sang penelfon saja sudah membuat mood Starla yang buruk menjadi tambah buruk. Starla memilih mengabaikan panggilan itu, lebih baik ia pulang saja karena memang bel pulang sudah berbunyi sejak satu jam yang lalu, dan ini semua gara gara Bu Retno yang memberinya wejangan terlalu berbelit belit hingga berakhir ia terlambat pulang. Menyebalkan.

Starla baru saja hendak memakai helm fullfacenya, namun lagi lagi ponselnya bergetar tak mau diam. Dengan helaan nafas kasar ia mengangkatnya.

"Starla! Kenapa telfon Papa kamu baru angkat?"

Strala malas mendengar omelan tak jelas dari orang itu, tapi ia sudah terlanjur mengangkat telfonnya.

"Sengaja" jawab Starla dengan santai.

"Sekarang dimana kamu? Cepetan pulang, Papa mau ngomong sama kamu"

"Males, palingan bukan ngomong tapi marah"

"Starla! Jangan banyak bicara, kamu cepet pulang. Kamu itu udah buat malu Papa, bisa gak jangan buat Papa marah juga"

"Aku buat malu Papa? Hahah, itu belum sebanding dengan yang aku rasain, Pa" Starla terkekeh pelan.

"Kamu itu memang susah diatur, bisanya cuma buat Papa malu! Memang kamu itu gak tau terima kasih. Papa malu punya anak macam kamu"

"Emang dari dulu Papa gak pernah benar benar sayang sama aku!" Satu tetes air mata lolos begitu sja dari pulupuk mata Starla. Benteng pertahanannya mulai runtuh.

"Pantesan dulu Dia gak mau ambil hak asuh kamu, dia dengan suka rela menyerahkannya pada Papa. Karena ternyata kamu itu anak gak tau diuntung, cuma nambah beban"

"Kalo buat Papa aku ini cuma beban, kenapa dulu Papa gak menolak waktu pengadilan memutuskan Papa yang dapat hak asuh aku?"

"Kalo Papa nolak, Dia juga nolak, mau hidup sama siapa kamu? Mau jadi gelandangan, iya? "

"Mending aku hidup gelandangan, dari pada serba kecukupan tapi cuma dianggap beban"

Setelah mengucapkan itu, Starla memutus sambungan telfonnya secara sepihak. Hatinya sakit bagai ditusuk ribuan jarum, tapi ia tak boleh lemah. Starla mengusap air matanya dengan kasar lalu melajukan motornya meninggalkan parkiran sekolah.

😈😈

Sebenarnya Starla malas untuk pulang, tapi tak tau kenapa ia justru mengarahkan motor sport kesayangannya menuju halaman luas milik keluarga Wilmer.
Terkadang ia memang tak mengerti apa yang hatinya inginkan.

Motor itu telah selesai diparkian di garasi luas bersama deretan motor dan mobil lainnya. Sang pemilik segera memasuki pintu utama rumah besar nan mewah dihadapannya. Tanpa ada keraguan, Ia masuk tanpa mengucap salam dan langsung nyelonong begitu saja mengabaikan orang yang telah berdiri dengan bersedekap dada menunggu kehadiran Starla.

RLS [ 2 ] My Devil Girl [Completed]️✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang