Jumpa lagi guysss.....
Tatap stay save dan tetap dirumah aja yaa :DSelamat membaca...
'Lo boleh tau masalah gue, tapi jangan pernah campuri urusan pribadi gue. Semua orang punya privasi yang tak siapapun boleh ikut campur didalamnya'
🐣🐣
Starla duduk di balkon kamarnya. Sejak tadi otaknya terus saja memikirkan kejadian di perpus bersama Arthur tadi. Entah kenapa, Starla merasa deg degan saat menginggat adegan tak sengaja tadi.
Earphone yang masih menyumpal kedua telinganya ia tarik dengan paksa, tak ada gunanya juga men-full-kan volume ponselnya, niat untuk mengusir pikiran tentang Arthur tak mampu ia lakukan. Entah kenapa Starla sendiri juga bingung dengan dirinya, kaya gak ada pikiran lain yang lebih penting aja dari pada mikirin ketos laknat.
"Otak gue gesrek nih kayaknya" kesal Starla lalu memukul kepalanya dengan vapor.
Dihisapnya vapor itu dalam dalam, berharap otaknya kembali normal seiring dengan hisapan dan hembusan asap yang keluar dari mulutnya.
"Ahh"
Ada sedikit beban yang berkurang dari pundak ringkih Starla. Dihisapnya lagi vapor itu untuk yang kedua kalinya. Dan begitu seterusnya, hingga Starla merasa pikirannya sudah kembali normal.
Starla menatap lurus kedepan, tepat dibalkon kamar Darrel yang jaraknya cukup dekat dengan balkon kamarnya. Sekilas Starla melihat jam pada ponselnya.
Pukul 19.35 tapi seperti tak ada tanda tanda Darrel sedang di kamar. Mungkin dia sedang di ruang keluarga, berkumpul dan bercerita bersama Mama dan Papanya, hidup Darrel kan memang jauh lebih sempurna jika dibandingkan dengan hidup Starla. Yah, Starla akui itu, Darrel mempunyai keluarga yang sangat menyayangi dan selalu ada untuknya, tak seperti Starla, yang hidup disebuah keluarga namun merasa hidup seorang diri.Baru saja Starla ingin beranjak dari balkon menuju kamarnya, pintu balkon kamar Darrel sudah terbuka lebar.
"Hayoo ketauan kan lo lagi ngintipin kamar guee.." teriak Darrel yang tiba-tiba muncul.
Darrel menumpukan tangannya dipagar balkon, ditatapnya Starla dengan intens.
"Gak, sok tau" elak Starla.
"Ngaku aja lah La, gue gak papa kok, santuyy aja kali. Lo mau loncat ke balkon gue terus masuk ke kamar gue dan intip gue seperti yang biasa gue lakuin juga boleh kok"
Starla merotasikan bola matanya malas. "Idih, kurang kerjaan"
Darrel tiba tiba mundur lalu detik selanjutnya sudah melompat, dan Yap, kini Darrel sudah berada dibalkon Starla.
"Gue amatin dari tadi, lo kaya banyak pikiran, why?" tanya Darrel yang sudah duduk dikursi samping Starla.
"Gah usah sok tau deh jadi orang" ketus Starla.
"Emang gue tau, jadi bukan sok tau" Darrel mulai mengaransemen lagu milik Siti Badriah berjudul 'Lagi Syantik' itu.
"Whatever" putus Starla malas meladeni Darrel yang mulai kumat.
Darrel menatap meja disebelahnya, ada earphonenya, ponsel, dan ah benda itu lagi, benda yang sudah berkali-kali Darrel larang Starla menggunakannya. Vape.
"Gak usah nge-vape, La. Udah berapa kali sih gue bilang sama lo, gak baik buat kesehatan, boros pula mendingan duitnya buat nraktir gue aja" ucap Darrel dengan mengambil vapor milik Starla dan membuangnya ke tempat sampah.
Starla melotot tajam melihat aksi Darrel. "Kok lo buang sih?!" kesal Starla.
"Seperti yang gue bilang. Benda itu gak baik buat kesehatan, dan gue gak mau lo sakit cuma gara gara benda konyol itu" jawab Darrel dengan enteng.
KAMU SEDANG MEMBACA
RLS [ 2 ] My Devil Girl [Completed]️✓
Novela JuvenilKamu bagaikan matahari di duniaku yang gelap, kamu bagaikan pelangi setelah badaiku, dan Kamu bagaikan malaikat tanpa sayap yang dikirim khusus untuk mengerti sisi iblisku. ¤¤¤ Manusia itu memang egois, mereka hanya melakukan apa yang mereka mau, bu...