(Y/N) itu polos, gampang dikibulin. Sayangnya (Y/N) punya banyak pawang, 7 oppanya, jadi ga sembarang orang bisa deket apalagi nyelakain (Y/N) seujung kukuvpun.
Maka dari itu (Y/N) sudah merasa cukup dengan kehidupannya. Tapi, asik kali ya, kalo dis...
Jooheon menatap Namjoon yang sedang menatap layar komputernya, pria dengan IQ 148 itu tampak tengah menelisik sesuatu.
"...kodenya dikirim secara kronologis."
Jooheon yang penasaran, akhirnya memilih mendekat —sebelumnya ia sudah menarik meja naskah kecil setelah menguncal semua barang-barang di atas meja ke lantai begitu saja— dan duduk di atas meja naskah yang ia bawa, lebih tepatnya duduk di samping kursi kebesarannya yang direbut secara paksa oleh Namjoon.
Jooheon melongokkan pandangannya ke arah layar, mengernyit heran, di sana tertara berbagai kode dengan tulisan yang janggal, dengan melihat kejanggalan itu, sedikit demi sedikit ia mulai paham.
"Okay, begini," Namjoon memasang wajah serius, otak 148-nya sudah mulai bekerja dengan baik, berkolaborasi dengan otak pas-pasan Jooheon yang untungnya diberkahi kelebihan di bidang IT.
"Gue inget betul hari di mana Yoongi Hyung nelpon gue pas gue ada kelas, Hari yang sama dimana E-mail ini dikirim, Yoongi Hyung cerita tentang E-mail ini,
FC 24/06/2019 08:47am To: yoongi@genius.com Subject: -
Jemput (Y/N) dan Jungkook sebelum jam 2 siang. Lalu pulang lewat jalan raya selatan." (Part 31)
Namjoon mematung saat matanya membaca E-mail kedua yang orang anonim itu kirim kepada Yoongi.
"Kenapa, Hyung?" Jooheon menatap Namjoon heran saat pria itu mendadak bergeming sangat lama, namun bukannya mendapat jawaban santuy, Jooheon justu mendapat umpatan kasar dari pria itu.
"Shit! Ini pasti bohong!" Umpat Namjoon, tidak ingin percaya dengan apa yang ia baca.
Jooheon menelisik layar monitornya kembali, membaca E-mail kedua yang tengah Namjoon pelototi.
"FV 24/06/2019 01:40pm To: yoongi@genius.com Subject: -
Kau terlambat. Apapun yang akan kau lihat, itu kesalahanmu.
Indoor sekolah." Setelah Jooheon membaca E-mail tersebut, mendadak ia merinding. Masih terekam jelas rentetan kata yang Jooheon terima di hari yang sama saat Jooheon sedang mabar dengan Hyungwon --teman sebangkunya-- sepulang sekolah.
