(Y/N) itu polos, gampang dikibulin. Sayangnya (Y/N) punya banyak pawang, 7 oppanya, jadi ga sembarang orang bisa deket apalagi nyelakain (Y/N) seujung kukuvpun.
Maka dari itu (Y/N) sudah merasa cukup dengan kehidupannya. Tapi, asik kali ya, kalo dis...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
⚠ Awas typo(s). Langsung komen ya kalo nemu typo(s) ㅠㅠ
* * *
"Shit! Ada yang ngelindungin data-data Taehyun!" Jooheon menggerutu di depan komputer menyalanya. Jemarinya sibuk bergulat dengan keyboard, menulis berbagai kode rumit yang tak Im mengerti.
"Akses gue buat nerobos, selalu diblokir!" Jooheon masih berusaha mencoba. Meluncurkan serangan ke dalam sistem negara untuk mencari data pria bernama Taehyun itu, tapi lagi-lagi, akses Jooheon dipatahkan oleh seseorang yang sepertinya berada di pihak Taehyun.
"Emang beneran ga bisa?" Tanya Im. Walau tak paham dengan berbagai kode di layar monitor, tapi jika melihat wajah resah Jooheon, Im merasa jika Jooheon benar-benar tengah kesulitan sekarang.
Karena baru kali ini Im mendapati keahlian Jooheon -dalam menerobos data negara atau mari kita sebut menghacking data negara- dihalangi oleh orang lain.
"Sebenarnya bisa, tapi beresiko besar. Gue kudu masuk lewat sistem lain, tapi resikonya bisa bikin berantakan data negara. Bisa diburon nanti kita." Jooheon menyerah.
"Maaf, Kyun. Gue ga bisa."
Orang itu sepertinya memiliki ilmu yang lebih tinggi daripada Jooheon, wawasan dan pengalaman orang itu lebih dalam sehingga Jooheon tidak bisa menandinginya.
Siapa orang itu?
***
Hujan turun. Biasanya Jin dan Daerin akan berkoar-koar jika ramalan cuaca mengatakan bahwa besok akan turun hujan lalu menyuruh anak-anaknya membawa mantel tebal, tapi tadi pagi, dua anak dan ibu itu hanya diam dan justru mencelotehkan barang-barang diskon di mall yang baru di buka.
Karena kediaman dua dukun cuaca itu, sekarang (Y/N) harus rela mendekam sendirian di dalam kelas Jungkook dengan ditemani air hujan yang mengalir deras, juga kedinginan karena hanya menggunakan taplak meja guru sebagai selimut.
Lalu pertanyannya, dimana Jungkook?
(Y/N) sudah lumayan jengah karena menunggu oppa kelincinya itu yang tak kunjung datang, padahal Jungkook sendiri yang mengatakan kepada (Y/N) untuk tidak kemana-mana selagi pria itu menyelesaikan urusannya di toilet. Sudah terhitung lebih dari 20 menit sejak bel pulang berbunyi, pria itu belum memunculkan batang hidungnya. Bahkan Chanu sudah pulang lebih dulu menumpang Aien dan Taeyong karena katanya kaki bocah gembul itu sudah pegal dan ingin rebahan di kasur secepatnya.
(Y/N) jadi parno karena berada di kelasnya Jungkook sendirian, apalagi hujan petir masih betah berdiam di luar sana. Andai ada Felix, kehadiran pria Australia itu setidaknya cukup membuat suasana sedikit ramai, mengingat bocah Australia itu petakilannya minta ampun.
Sayangnya Felix dan Jungkook itu sedang dalam fase perang, baru tatap muka aja, udah pada bacok-bacokan. Maka (Y/N) tidak seberani itu membawa Felix untuk menemui Jungkook.