Suzy tengah duduk tenang dengan segelas jus di depan matanya. Mengamati teman-temannya yang tengah sibuk baku hantam dengan pandangan yang entah, sulit di mengerti.
"Heh, Macan tutul!"
Cari mati memang.
Suzy melirik sekilas lalu menatap datar oknum bernama Daehyun di depannya ini.
"Apa?"
"Pria tampan, mapan, cemerlang, dan pengertian tengah menunggumu di luar sana." Tunjuk Daehyun mengarah pada kaca besar yang menampilkan tunangannya di sana.
Eh? Tunangan Bae Suzy maksudnya.
"Aku pamit."
Semua yang ada di Cafe langsung menatap Suzy. Apa katanya? Pamit? Kemana? Rumah Tuhan?
"Jangan! Kami belum mau membawa segenggam beras untukmu." Suara Jiyeon menggelegar dari sudut Cafe.
"Fuck you!"
"Please."
Memutar jengah bola matanya, Suzy berlalu dari Cafe dengan meninggalkan jari tengahnya untuk kenang-kenangan Jiyeon.
**
"Sudah aku katakan, bersikap lebih sopan." Suara tegas dengan aksen dingin penuh wibawa berdengung di telinga Suzy. Sungguh, ingin rasanya Suzy pergi saja dari dunia ini.
"Sudah aku katakan, jangan memaksaku untuk hidup seperti bangsawan layaknya dirimu." Balas Suzy. Ia ini dari keluarga biasa, bukan dari garis keturunan kerajaan yang harus menjaga segala sikap demi contoh baik bagi masyarakat!
"Oh Suzy. Berhenti membangkang." Desis Sehun. Ia tidak suka dengan gadis kasar dan pembangkang macam Suzy ini. Dan sialnya, malah menjabat sebagai istrinya.
"Kau tau aku pembangkang, tapi kenapa kau masih mau menerima perjodohan ini!" Amuk Suzy. Menatap nyalang mata Sehun yang juga tengah menatap padanya. Amarah Suzy selalu lepas jika membahas hal sialan ini!
"Jangan terlalu memikirkan harga dirimu." Sinis Sehun. Menginjak lagi pedal gas setelah lampu lalu lintas berubah warna menjadi hijau.
"Aku memang butuh uang, tapi aku tidak akan menggadaikan harga diriku!" Memalingkan wajahnya ke samping, Suzy lebih memilih untuk menatap jalanan. Meredam amarah yang bisa datang kapan saja menghampiri relung hatinya.
"Sialan! Jika memang bisa aku lebih memilih untuk menggadaikan organ saja!" Suzy memaki kesal. Hidupnya bukan lagi miliknya!
Sehun hanya memutar malas bola matanya, susah memang jika berbicara dengan bocah kecil seperti wanita di sebelahnya ini. Keras kepala sangat.
Memutar stir untuk belok kanan, Sehun tak mempedulikan Suzy yang bahkan sudah memutar 180 derajat kepalanya. "Kita kemana?"
"Rumah Mama. Dia ingin bertemu dengan dirimu."
Suzy meremat resah ujung seragamnya. Bukan apa-apa, hanya saja Ibu Sehun selalu menanyakan perihal anak padanya. Bagaimana punya anak jika mereka saja belum melakukannya?
"Ugh, aku ingin pulang." Bisik Suzy pelan.
Sehun mendengarnya tentu saja, tapi yang jelas ia malas untuk menanggapi. Titah Ibu Negara lebih penting.
"Aku ingin menemui Ibu." Bisik Suzy. Melirik pada Sehun yang hanya diam seraya fokus menyetir tanpa ada niat untuk menanggapi ocehannya.
"Sehun, aku ingin menemui Ibu." Ulang Suzy. Mau bagaimanapun juga, ia masih belum terbiasa dengan keluarga besar Sehun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just
FanfictionHanya kumpulan momen Hunzy yang bikin oleng antara mau ngaramin atau tetap berlayar membelah samudra.