9. dekapan dan luka

3.1K 220 4
                                    

[Song rekomend: vierra rasa ini]

Sudah hampir tiga hari lamanya, Mellysa tidak masuk sekolah, ia hanya mengurung diri di kamar tanpa mau makan dan minum. Di tinggal dua orang yang sangat berharga dalam hidupnya, membuat dirinya sangat terpukul.

Sejak tadi pagi mbok Jumi terus mengetuk-ngetuk pintu kamar nya, dan menanyakan keadaan Mellysa, namun usaha nya sia-sia karena Mellysa tidak mau keluar kamar.

Mellysa melihat pantulan wajahnya di cermin, tampilan nya begitu kacau, dengan mata sembab, rambut acak-acakan, dan bibir yang pucat, karena sudah hampir tiga hari lamanya ia tidak, memakan makanan sedikit pun.

Prang

Mellysa meninju kaca di hadapan nya,  darah langsung mengucur dari tangan nya. Tidak ada rasa sakit sedikit pun, seolah dirinya sudah mati rasa.

Mellysa menatap tangan nya yang sudah di penuhi darah segar.

Mellysa sengaja menginjak serpihan kaca yang berceceran di lantai dengan kakinya. Alhasil telapak kaki nya  tertancap beberapa serpihan kaca. Sedikit demi sedikit darah keluar dari telapak kaki nya.

Tok tok tok

Mellysa langsung menoleh ke arah pintu. Ia sama sekali tidak berniat membuka nya. Karena ia sudah tau jika orang yang mengetuk nya, adalah mbok Jumi ataupun pelayan yang lain nya.

"Mellysa lupa, kapan terakhir kali mamah  masuk ke kamar Mellysa," ucap Mellysa lirih tubuhnya langsung meluruh ke lantai.

" papah dan kak Revan, kenapa tega ninggalin Mellysa? Padahal Mellysa butuh kalian." Mellysa terus terisak dalam tangis nya. Tangisan nya terlalu pilu untuk di dengar.

"Ini ga adil hiks."

"Papah hiks, papah. Aku butuh papah."

"Sekarang aku bener-bener sendirian pah."

***

"Bi, Milkita ada di dalam kan?" tanya Antares yang sudah berada di depan pintu kamar Mellysa, bersama Mbok Jumi.

"Milkita siapa den?" tanya Mbok Jumi kebingungan.

"Emm, Mellysa Maksud nya." mbok Jumi hanya manggut-manggut.

"Milkita buka pintu nya, lo di dalem kan?" teriak Antares nyaring, entahlah kenapa dirinya merasa se khawatir ini, apalagi sudah tiga hari ini Mellysa tidak masuk sekolah.

"Milkita."

"Den. Percuma pintu nya ga akan di buka, udah tiga hari non Mellysa ga keluar kamar, saya takut terjadi sesuatu di dalem den," ucap Mbok Jumi khawatir.

"Ga ada cara lain, gue harus dobrak pintu nya." Antares berjalan mendekati pintu, kemudian mendobraknya menggunakan bahu nya.

Sudah tiga kali percobaan, Antares masih belum bisa mendobraknya. Ia menghela nafas panjang kemudian mendobrak kembali pintu kamar Mellysa, dengan sisa tenaga nya.

Brakk

"Milkita!"

"Astagfirullah non."

Antallys [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang