Pagi-pagi sekali Antares sudah sampai di sekolah nya, karena ia akan menjadi petugas upacara kali ini, ia di percaya untuk menjadi pemimpin upacara. Laki-laki berseragam pramuka lengkap itu, tampak menghela napas pendek. Sejak tadi ia tidak fokus. Pikiran nya selalu tertuju pada Mellysa, gadis itu belum terlihat batang hidung nya sejak tadi. Padahal sepuluh menit lagi bel masuk berbunyi.
Murid-murid Sma tri satya, bergerombol dari berbagai arah menuju lapangan, untuk melaksanakan upacara bendera. Setelah itu mereka langsung berbaris. Sesuai kelasnya masing-masing.
"Untuk kelas XII IPS 1, XII IPS 2 dan XII IPS 3, di mohon untuk segera ke lapangan, karena upacara akan segera di mulai." Antares mengehembuskan napas saat kelas nya di sebut oleh guru kesiswaan. Memang anak-anak kelas nya selalu lama turun ke bawah, karena alasan berada di lantai tiga gedung, atau mereka sedang asik mengerjakan pr.
Beberapa saat kemudian, murid-murid dari lantai paling atas, turun ke bawah dengan berdesak-desakan. Mereka berlarian dengan wajah ketakutan. Karena bu Endang selaku guru killer, tengah mengejar mereka dengan membawa senjata andalan nya yaitu sapu lidi.
Antares bisa melihat Mellysa yang baru saja turun dari tangga, bersama kedua teman nya Nazwa dan Rere. Dia terlihat sedang bercanda gurau bersama kedua teman nya. Antares tidak perlu susah-susah mencari keberadaan Mellysa. Karena gadis itu memiliki badan yang tinggi daripada siswi lain nya. Jadi Antares bisa dengan mudah menemukan nya.
Mellysa dan kedua temanya, langsung berbaris di barisan paling belakang. Mereka mimilih baris di paling belakang, karena alasan bisa lebih leluasa mengobrol. Namun itu tidak berlaku untuk upacara kali ini, karena sudah ada anggota Osis dan anggota Pks, yang berjaga di belakang.
Antares membenarkan baret, yang melekat di kepalanya. Setelah itu ia kembali pada posisi tegap nya. Matanya terus memperhatikan Mellysa dari kejauhan. Tapi seperti nya Mellysa tidak menyadari nya. Ia terlihat sedang asik mengobrol bersama Enur, sesekali mereka tertawa entah membicarakan apa.
"Eh ci, liat deh si Antares jadi pemimpin upacara, keren banget anjir, apalagi suaranya bagus banget, cocok lah jadi danton," ucap Enur heboh.
"Biasa lah anak coconut."
Enur yang baris di depan Mellysa, hanya bisa menghembuskan napas kasar. Jika saja Enur berada di posisi Mellysa, pasti ia akan menjadi wanita paling beruntung di dunia, karena mempunyai pacar seperti Antares, sudah pintar, baik, ketua eskul, tampan, most wanted, dan jangan lupakan Antares sangat pintar menggambar. Mellysa memang tidak pernah bersyukur.
"Ehh Nur, katanya Suho mau wamil ya?"
Enur menolehkan kepalanya ke belakang, " iya, exo tinggal sisa lima orang lagi. " Enur tampak lesu menjawabnya.
"Padahal kan, Suho bias nya Kanya." Enur tampak bersedih, saat menyebut nama Kanya. Sahabat nya itu sudah pindah ke Jerman, semenjak kelas XI.
"Si Kanya apa kabar ya? Gue jadi kasian liat si Orion." Mellysa melirik Orion yang berada di barisan anak Ipa.
"Lah katanya si Orion, pacaran sama Keyla."
Mellysa tampak terkejut mendengar nya, setau nya Orion sangat mencintai Kanya, tidak mungkin ia move on dari Kanya secepat itu.
"Si Keyla yang murid baru, kelas XI bukan? " tanya Mellysa.
"Iya, tu cewek emang keganjenan, udah muka pas pasan—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Antallys [Completed]
Teen Fiction"Untuk apa bertahan dengan seseorang yang tidak menginginkan kehadiranmu?"