Antares, Dava, Nazwa dan Mellysa kini tengah berada, di depan pekarangan rumah Mellysa. Mereka akan mengerjakan tugas kelompok membuat komik. Dava dan Nazwa baru pertama kali ke rumah Mellysa. Mereka terlihat beberapa kali berdecak kagum. Saat melihat rumah mewah Mellysa yang ber cat putih itu.
"Ci serius ini rumah lo?" tanya Nazwa kepada Mellysa yang tengah di rangkul oleh Antares.
"Bukan, ini rumah nyokap gue. Gue cuman numpang di sini."
Dava adalah orang yang paling terkejut di sini, ia benar-benar tidak menyangka jika Mellysa orang kaya. Karena Mellysa selalu berpenampilan, sederhana dan tidak pernah pamer harta, ia juga berteman dengan siapa saja. Tanpa melihat kasta ataupun kekayaan. Dava benar-benar kagum pada Mellysa.
Mereka berempat berjalan, dengan Mellysa dan Antares berada di depan, sedangkan Dava dan Nazwa mengikuti di belakang.
Mereka langsung di sambut oleh para pelayan, yang sudah berjejer di depan pintu. Mereka terlihat membungkuk saat Mellysa melewati nya. Mellysa terlihat biasa saja karena sudah biasa di perlakukan seperti itu.
"Selamat siang, non Mellysa. Ada yang bisa kami bantu?" tanya salah satu pelayan, Wida namanya dia asisten rumah tangga baru di sini. Ia baru bekerja sekitar dua bulan yang lalu.
"Pesenin dua box pizza, sama minuman nya, jangan lupa." kedua teman nya langsung membulatkan matanya tak percaya. Sedangkan Antares terlihat memasang gaya so Cool nya.
"Mell gue ga suka pizza," ucap Nazwa tidak enak. Nazwa memang terlahir dari keluarga sederhana. Waktu itu dia pernah sekali mencoba pizza. Ia langsung memuntahkan nya kembali. Karena rasanya sangat tidak cocok di lidah nya.
"Yaudah lo mau nya apa?"
Nazwa tampak bingung harus menjawab apa, karena jika ia memilih makanan sendiri, rasanya tidak sopan. Ibunya selalu mengajarkan nya sopan santun saat bertamu.
Mellysa yang sadar dengan kegelisahan Nazwa akhirnya bersuara, "anggep aja rumah sendiri wa, kaya sama siapa aja."
"Ci, gue mau ayam kfc plus nasi nya, ya." bukan Nazwa yang berkata tapi Dava, dia terlihat bersemangat jika sudah menyangkut makanan.
"Iye, bi jangan lupa tulis pesenan temen saya, ya!" pelayan bernama Wida itu menganguk. Sedangkan keempat pelayan lain nya terlihat meninggalkan mereka berlima. Tak lupa mereka membungkuk terlebih dahulu kepada Mellysa.
"Lo mau pesen apa wa? Ga usah malu-malu kucing deh." Mellysa tersenyum yang menampilkan deretan giginya yang rapih.
"Gue mau nasi goreng seafod boleh?" jawab Nazwa apa adanya. Dia terlihat tidak enak saat mengatakan nya.
"Ya boleh dong wa, sekalian sama restoran nya juga boleh, ya ga bi?" Mellysa tampak melirik bi Wida. Yang di balas senyuman canggung. Jiwa sultan Mellysa akhirnya keluar juga, setelah sekian lama di pendam.
"Urusin makanan aja terus, kerkom nya kapan?" Antares menampilkan wajah kesal nya.
"Bi kalo pesenan nya udah datang, taroh aja di ruang tamu ya!" Mellysa mengajak teman-temanya untuk memasuki kawasan rumahnya lebih dalam lagi. Dava dan Nazwa lagi-lagi berdecak kagum. Saat melihat barang-barang mewah yang terpajang rapi, di setiap sudut rumah mewah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antallys [Completed]
Teen Fiction"Untuk apa bertahan dengan seseorang yang tidak menginginkan kehadiranmu?"