Antares menunggu Mellysa, di pekarangan rumah cewek itu. Sudah hampir dua jam lamanya ia menunggu di sini. Bisa saja Antares masuk ke dalam tapi ia tidak berani melakukan nya. Ia takut Mellysa akan membuat nya kecewa lagi.
Antares mengusap wajahnya, yang terkena air hujan. Sebenarnya hujan sudah turun sejak satu jam yang lalu. Sedari bi Jumi juga menyuruh nya untuk masuk ke dalam. Tapi Antares menolaknya. Ia tidak peduli pada kesehatan nya sama sekali. Ia hanya ingin membuktikan pada Mellysa jika dirinya benar-benar tulus.
Selama dua jam lamanya, ia hanya duduk di motor sport nya. Rasanya benar-benar pegal, akhirnya Antares memutuskan untuk berdiri.
Mellysa turun dari mobil Angkasa. Tak lupa ia mengucapkan terima kasih karena sudah mengantarkanya pulang. Mellysa benar-benar terkejut saat mendapati Antares berada di rumahnya. Cowok itu terlihat menyedihkan dengan badan yang basah kuyup. Mellysa jadi tidak tega melihat nya.
Mellysa hanya melewati tubuh Antares, tanpa memandang nya sama sekali. Entah ke berapa kalinya Antares merasakan sakit.
"Lo jahat sama gue Mell," ujar Antares dengan suara lirih, yang begitu menyayat hati. Kepalanya ia tundukan dalam-dalam. Ia memegangi dadanya yang terasa sakit.
Mellysa berbalik dan menghadap Antares. Ia hanya menatap Antares datar.
"Kenapa lo masih di sini? Pergi!" bentak Mellysa tanpa memikirkan perasaan Antares sama sekali. Apa Mellysa memang tidak punya hati?
"Kenapa, lo lakuin semua ini sama gue? Kenapa lo harus menghukum gue dengan cara kaya gini?" tanya Antares dengan bibir yang bergetar. Karena dirinya mati-matian menahan air mata nya untuk tidak jatuh.
"Karena lo emang pantes di hukum kaya gini!" Melihat mata Antares yang sudah memerah. Entah kenapa membuat hatinya teremas.
"Gue emang pantes di sakitin kaya gini Mell, ini ga seberapa di banding rasa sakit lo selama ini."
Kenapa Antares tidak marah? Terbuat dari apa sebenarnya hati cowok itu? Antares benar-benar baik, Mellysa jadi tidak tega.
"Gue udah bilang, kita ga pantes bersama Res, kita berdua cuman saling nyakitin." Mellysa memegang pundak Antares. Sedangkan Antares hanya memejamkan matanya tidak berani menatap sorot mata hazel Mellysa.
"Lo ga cinta sama gue kan Mell?" tanya Antares tanpa basa-basi, kini air mata nya jatuh begitu saja. Tanpa di minta, ia sudah tidak kuat lagi menahan nya.
Walaupun hujan, tapi Mellysa bisa melihat jika Antares menangis. Walaupun hanya setetes.
"Lo tau dari mana?" Mellysa balik bertanya. Antares hanya bisa tersenyum. Sial! Mellysa sudah seperti ibu tiri yang menyakiti anak tirinya.
"Gue terima lo jauhin gue, gue terima lo ga cinta sama gue, gue juga terima lo sakitin gue kaya gini. Tapi gue mohon.... Jangan sakitin diri lo sendiri dengan, pura-pura cinta sama gue. Gue gamau liat lo sedih, cukup gue aja lo jangan." tanpa aba-aba Mellysa langsung memeluk tubuh Antares, ia membenamkan wajahnya pada kedua pundak Antares.
"Lo salah Antares. Lo harusnya ga bilang gitu.... Karena sebenernya gue cinta sama lo. Banget malah." Antares berusaha menguraikan pelukan nya. Namun Mellysa semakin mengeratkan pelukan nya. Ia tidak ingin Antares pergi.
"Lo bilang kaya gitu, cuman buat ngehibur gue kan? Maaf Mell, gue gamau ngemis cinta."
Mellysa mengusap air mata yang ada di pelupuk mata Antares, apa ia sejahat ini pada Antares? "lo mau tau alasan kenapa gue jauhin lo?" Antares tak menjawabnya. Yang hanya bisa ia lakukan adalah menunduk
"Gue jauhin lo karena sengaja Res, sengaja. Gue sengaja ngelakuin ini semua sama lo."
Antares mulai mendongakan kepalanya perlahan-lahan, "maksud lo?" tanya nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antallys [Completed]
Teen Fiction"Untuk apa bertahan dengan seseorang yang tidak menginginkan kehadiranmu?"