Lagi dan lagi, Antares menginjakan kaki di rumah mewah Mellysa, ia masih belum menyerah untuk mendapatkan maaf dari Mellysa. Walaupun ia tidak tau apa sebenarnya salahnya.
"Milkita?" panggil Antares saat sudah sampai di depan kamar Mellysa. Ia melihat pintu kamar Mellysa yang sedikit terbuka. Dengan ragu Antares membuka nya. Hal yang pertama kali ia lihat adalah sebuah laptop yang tergeletak di kasur.
Antares mencari-cari keberadaan Mellysa, namun hasilnya tidak memuaskan Antares tidak mendapati keberadaan Mellysa sama sekali. Kemana sebenarnya cewek itu? Pikirnya.
"Lo kemana sih Milkita?" monolognya. Antares berjalan sambil melihat-lihat kamar Mellysa yang begitu mewah dan elegan. Sejujurnya Antares minder jika berada di dekat Mellysa, karena cewek itu sangat cantik tidak mungkin kan, hanya dirinya saja yang mencintai nya. Di tambah Mellysa orang kaya membuat nya semakin minder. Antares memang orang yang sangat berkecukupan. Namun Mellysa lebih, lebih berkecukupan.
Entah kenapa Antares benar-benar ingin tau, apa sebenarnya isi dalam laptop itu, tapi rasanya sangat tidak sopan jika ia memakai laptop tanpa izin dari pemilik nya.
Masa bodo, Antares tak memikirkan nya lagipula Mellysa tidak di rumah kan? Keingintauan nya jauh lebih besar daripada sopan santun.
Deg.
Hati nya teramat sakit, saat melihat walpaper laptop itu, bukan berisi foto nya. Tapi foto Mellysa bersama seorang laki-laki. Di sana Mellysa di gendong oleh lelaki itu. Mereka terlihat seperti pasangan kekasih yang bahagia.
Mellysa tidak pernah tertawa selebar itu saat bersama nya. Sekarang Antares tau alasan nya.
Antares mengutak-atik laptop Mellysa. Ia menonton beberapa video Mellysa bersama laki-laki itu. Sekarang Antares tau jika nama lelaki itu adalah Revan. Hati nya terasa sangat sakit saat Mellysa mengatakan jika ia sangat mencintai Revan, tak lupa ia juga mengecup pipi Revan.
Betapa bahagia nya mereka di sana. Mellysa lebih bahagia bersama Revan daripada dirinya. Antares kembali melihat foto-foto di sana. Namun yang Antares dapatkan hanyalah foto Mellysa dan Revan tidak ada foto dirinya sama sekali. Entah kenapa dadanya terasa sangat sesak sekarang.
Antares sekarang sadar jika Mellysa tidak mencintai nya sama sekali, ternyata ia sudah kegeeran selama ini. Ia kira Mellysa mempunyai perasaan yang sama. Tapi itu hanyalah angan-angan nya saja.
Antares ingin menangis saat mengetahui semua ini. Ia hanya seorang pelakor yang menghancurkan hubungan Mellysa dan Revan. Seharusnya dulu ia tidak menerima tunangan ini. Jika ini adalah akhirnya.
Antares baik-baik saja. Rasa sakit ini tak sebanding dengan rasa sakit yang di rasakan Mellysa selama ini.
Antares sadar diri, jika dirinya hanya tempat pelarian, di saat Mellysa sedih.
"Kenapa lo ga bilang, kalau lo ga cinta sama gue Milkita?" menyakitkan memang saat kita mencintai seseorang yang tidak mencintai kita.
Dengan tangan yang bergetar Antares kembali membuka sebuah file yang bertuliskan 'untuk ka Revan'
Kak Revan, aku kangen sama kakak. Aku kangen kakak yang suka beliin aku sate ayam mang Ipin. Aku kangen semuanya tentang kakak. Kak kakak kenapa tinggalin aku sendirian kaya gini?
Kakak tau ga, sejak kakak pergi aku harus deket-deket Antares, cowok yang sama sekali ga aku cintai. Aku benci dia kak. Gara-gara dia kakak jadi tinggalin aku, aku tuh butuhnya kakak bukan Antares.
Aku ga cinta sama sekali sama Antares, tapi... Demi mamah aku harus pura-pura cinta sama Antares. Antares ga ada apa-apa nya di banding kak Revan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antallys [Completed]
Teen Fiction"Untuk apa bertahan dengan seseorang yang tidak menginginkan kehadiranmu?"