Happy reading❤
Mellysa hari ini, pulang bersama Antares menaiki motor sport, milik cowo berlesung pipit itu. Mellysa mengeratkan pegangan nya pada pinggang Antares, saat guyuran air hujan membasahi keduanya.
"Milkita, kita berhenti dulu sebentar ya?" Mellysa hanya menganguk, ia menempelkan kepala nya, pada punggung tegap Antares. Mellysa pulang telat seperti ini, karena ia menunggu Antares latihan, pramuka terlebih dahulu.
Cowo itu memang ketua eskul Pramuka di sekolah nya. Namun sebentar lagi ia akan lengser dari jabatan nya, mengingat dirinya sudah kelas XII dan sebentar lagi, akan melaksanakan ujian nasional. Berbeda dengan Mellysa ia tidak mengikuti eskul apa-apa di sekolahnya.
Antares memarkirkan motor sport nya di tengah jalan, ia memakaikan jaket yang di kenakan nya pada Mellysa. Kemudian ia merangkul Mellysa membawa nya, berteduh di halte bis.
"Masih dingin?" tanya Antares.
"Sedikit sih." cowo itu menggesek-gesekan kedua telapak tangan nya lama, kemudian menempelkan nya pada punggung tangan Mellysa.
"Gimana? Masih dingin?" tanya Antares lagi.
"Dingin banget tau Antangin, kaya muka lo." Mellysa tertawa hambar yang membuat Antares berdecih.
"Mau ujan-ujanan?" tawar Antares, tangan nya terulur ke depan. Untuk menangkap rintik-rintik hujan. Dengan tangan besar nya, setelah merasa cukup ia mengelapkan nya pada wajah Mellysa.
"Ih Antangin basah!" Antares tertawa ngakak, melihat kondisi wajah Mellysa yang basah akibat ulahnya.
"Satu sama."
Mellysa tampak berdecak kesal, ia tertegun saat Melihat Antares tertawa, cowo itu sangat manis saat tertawa. Di tambah kedua lesung pipit nya. Yang membuat nya semakin manis.
"Katanya mau ngajak ujan-ujanan." Mellysa tampak menyindir, Antares menoleh ke arahnya. Ia tersenyum jail ke arahnya, yang membuat Mellysa mengeryit.
Tanpa aba-aba Antares mengendong Mellysa bridal style, ia memutar tubuhnya di tengah derasnya air hujan. Mellysa yang masih berada di gendongan Antares, hanya bisa menenggelamkan kepala nya, pada dada bidang cowo itu.
"Antangin lepasin kyaa!"
Antares tidak mengidahkan teriakan-teriakan Mellysa yang menyuruhnya untuk berhenti. Ia tidak akan berhenti. Sebelum dirinya benar-benar pusing.
Dengan sangat hati-hati Antares menurunkan Mellysa, karena ia sudah merasakan pusing. Yang menjalar di kepalanya.
"Antangin lo pusing ya?" Mellysa menepuk-nepuk kedua pipi Antares, dengan tangan nya. Antares bisa merasakan tangan hangat itu, menyentuh kulit nya. Wanita bertubuh tinggi itu, selalu membuat jantung nya berdetak lebih cepat.
"Gue suka sama lo." Antares mengatakan nya dengan tulus. Mellysa menatap Antares dalam, ia mencoba mencari kebohongan di sana. Namun hasilnya nihil. Ia hanya bisa melihat ketulusan di sana.
Sorry res, gue belum bisa bales perasaan lo.
Mellysa tidak bisa berkata apa-apa, ia hanya bisa menundukan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antallys [Completed]
Teen Fiction"Untuk apa bertahan dengan seseorang yang tidak menginginkan kehadiranmu?"