Mellysa kembali bersekolah, setelah dua hari tidak masuk karena masih berduka. Saat ia memasuki kelas, banyak sekali orang yang mengucapkan duka cita padanya. Mellysa menanggapi nya dengan anggukan kepala.
"Oci, lo yang sabar ya." Rere menepuk bahu Mellysa, seolah memberi nya semangat. Mellysa hanya bergumam menanggapi nya, semenjak kepergian ibunya ia jadi malas bicara.
Antares datang ke bangku Mellysa, tangan nya tergerak untuk memeriksa isi di dalam tas Mellysa.
"Astaga Milkita! Lo niat sekolah ini atau engga?" bayangkan saja Mellysa hanya membawa satu buku tulis kosong. Tidak ada satu pun catatan di sana. Padahal tinggal satu bulan setengah lagi mereka akan melaksanakan ujian nasional. Tidak ada perubahan sama sekali dalam diri Mellysa.
"Lo ga mikir, kalo bentar lagi kita ujian! Harusnya lo belajar Milkita! Gue ga bisa ngebayangin gimana kecewanya tante Agatha di sana, saat liat kelakuan lo yang kaya gini!" bentak Antares dengan suara yang meninggi.
Mellysa mendorong tubuh Antares kasar, "lo ga usah ikut campur urusan gue, dan ga usah bawa-bawa nyokap gue yang udah ga ada! Lo pikir lo siapa hah?" sorot mata nya kini berubah menjadi merah. Ia sudah tersulut emosi dengan kata-kata Antares barusan, suasana hatinya sedang tidak baik saat ini. Jadi ia lebih mudah tersinggung.
"Gue tunangan lo, kalau lo lupa! Gue cuman ngasih tau lo buat belajar, kenapa lo malah nyolot!"
"Apa peduli lo? Mau gue pinter kek, mau gue bodoh kek. Bukan urusan lo." Mellysa melangkahkan kakinya mendekati Antares, perdebatan mereka di saksikan oleh warga kelas yang menatap mereka heran.
"Gue peduli sama lo, gue cuman mau lo belajar, bukan males-malesan kaya gini," ujar Antares dengan suara yang lebih santai daripada sebelum nya.
"Jangan pernah lo atur-atur hidup gue lagi!" setelah nya Mellysa berlari meninggalkan kelas. Hari ini ia benar-benar tidak mood untuk belajar. Akhirnya ia memutuskan untuk pulang lebih awal. Ia sama sekali tak mempedulikan tas nya yang tertinggal di dalam kelas.
"Ehh non Mellysa, mau kemana non?" tanya pak Jojo satpam sekolah yang tengah berjaga di depan gerbang.
"Pak saya izin, ke warung depan ya, soalnya mau beli buku gambar yang besar," ujar Mellysa berbohong.
"Bukanya di koperasi ada non?"
"Emm gini pak, koperasi bukanya jam 9, sedangkan buku gambar nya di pake pelajaran pertama, pliss ya pa, bentar aja! Emangnya bapak ga kasian sama saya?" Mellysa memasang puppy eyes, yang membuat gadis itu semakin imut, pak Jojo akhirnya mengiyakan saja, tanpa tau maksud Mellysa sebenarnya.
***
Hari ini Mellysa berjalan-jalan mengelilingi kota menggunakan motor sport nya. Tak lupa ia juga menggunakan memakai jaket lepis berwarna army dan celana jeans hitam robek-robek di bagian lututnya.
Ia menjalankan motornya dengan kecepatan tinggi. Ia tidak peduli dengan teriakan orang-orang yang menyumpah serapahi nya sejak tadi. Mellysa melirik ke arah kaca spion nya, ia sangat-sangat terkejut saat melihat geng motor serigala mengikuti nya dari belakang.
Apa Chandra sedendam itu padanya? Bahkan Mellysa saja tidak tau letak kesalahan nya dimana. Mellysa menepikkan kendaraan nya di pinggir jalan raya yang cukup sepi.
"Kita ketemu lagi cantik," ujar Chandra dengan nada menggoda, cowok itu tersenyum miring ke arahnya.
"To the poin mau lo apa hah?" tanya Mellysa dengan tangan yang di lipat di bawah dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antallys [Completed]
Teen Fiction"Untuk apa bertahan dengan seseorang yang tidak menginginkan kehadiranmu?"