3 tahun kemudian.
"Gile ni model, cantik nya ga ada ahklak!" teriak seseorang bernama Dava, tangan nya sibuk membolak-balik sebuah majalah edisi terbaru.
"Eh! Tunggu, tunggu! Kok gue kaya kenal ni cewek," gumam Dava, matanya terus memperhatikan model cewek, dalam majalah itu dengan seksama.
"Astaga! Mimpi apa gue semalam?!"
"Pokoknya Antares harus liat!" Dava langsung berlari terbirit-birit menghampiri Antares, yang tengah berbincang kecil dengan, seorang dosen yang sudah berumur.
"Res! Lo harus liat res, harus!" tanpa permisi Dava menarik tangan Antares untuk ikut bersamanya.
"Dav, lo gila." Antares berusaha menahan kekesalan nya. Sahabatnya itu memang tidak punya sopan santun.
"Gue emang gila Res!" Dava menyodorkan majalah nya kepada Antares. Dava sangat yakin jika Antares juga terkejut saat melihat nya.
Deg
Tangan nya bergetar hebat saat membuka halaman pertama majalah itu. Tanpa sadar ia menjatuhkan majalah itu ke lantai, dengan sigap Dava memungut kembali majalah nya, Dava terlihat kesal karena Antares, dengan seenaknya menjatuhkan majalah nya.
"Res—"
"Gue ga mimpi kan Dav?" tanya Antares lirih.
"Lo nanya gue? Gue aja gatau ini mimpi, atau bukan." Dava menjawab nya dengan sewot.
"Gue bener-bener ga percaya, kalo itu beneran, dia Dav."
"Antares woyy! Lo kenapa." Dava melambaikan-lambaikan tangan nya di depan wajah Antares.
"Antares!"
Suara teriakan Dava, membuat Antares tersadar dari nostalgia nya, pada kejadian tiga tahun yang lalu. Saat ia masih bersama gadis yang berada di dalam majalah itu. Dan gadis itu adalah Mellysa Alvionnella Xaveera, mantan tunangan nya dulu. Yang sudah sukses menjadi model internasional.
Setelah kejadian malam itu, Mellysa memutuskan untuk pindah ke Italia dan menetap di sana. Dan hubungan mereka juga telah berakhir tiga tahun yang lalu.
Sekarang mereka hanya menjalani kehidupan masing-masing, Mellysa yang bekerja sebagai model dan Antares yang masih menjadi mahasiswa di salah satu perguruan tinggi.
"Katanya Lea, ehh maksudnya Oci, ehh Mellysa adu gimana sih, namanya banyak banget." Dava menjambak rambut nya bingung, ia harus memanggil Mellysa dengan sebutan apa.
"Kayanya dia udah lupa sama gue," ujar Antares.
Dava menggelengkan kepalanya, "gue yakin, Oci bukan orang kaya gitu."
"Percuma, gue udah ga peduli lagi sama dia." Antares berjalan meninggalkan Dava, sendirian di lorong kampus.
"Gue tau lo masih cinta sama dia Res." suara teriakan Dava, membuat Antares menghentikan langkah nya. Ia menoleh sebentar sebelum akhirnya berjalan kembali.
Dava memandangi punggung tegap Antares yang mulai menjauh, matanya kini beralih pada majalah yang ia beli tadi pagi. Rasanya seperti mimpi melihat Mellysa yang sudah berubah menjadi model terkenal. Gadis itu terlihat lebih dewasa sekarang. Ia masih ingat betul, saat Mellysa selalu mengatakan 'ingin menjadi model Internasional' dan kini, cita-cita nya itu telah terwujud.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antallys [Completed]
Roman pour Adolescents"Untuk apa bertahan dengan seseorang yang tidak menginginkan kehadiranmu?"