"Mell, lo harus menang pokoknya," tutur Hansel sambil memijat pundak Mellysa.
"Beliin gue minum dong."
Hansel melirik nya tajam."apaan sih, ogah ah!"
"Yaudah gue gamau balapan nih."
"Ehh iya Mell, iya, babang Hansel beli minum dulu ya, buat Mellysa cantik." Hansel bergegas meninggalkan arena balap untuk membeli minuman.
Waktu menunjukan pukul 21.36. Semua Anggota Thunder sudah berkumpul di arena balap, berbeda dengan geng motor serigala yang belum terlihat batang hidungnya sama sekali.
Mellysa mulai melangkahkan kakinya untuk menjauh dari arena balap, ia sengaja menjauh untuk mengangkat sebuah panggilan dari papahnya.
"Hallo pah, assalamualaikum," ujar Mellysa ceria, jujur saja ia begitu merindukan papahnya, walaupun ada sedikit rasa kecewa karna papahnya tidak datang pada saat mamahnya meninggal.
"Waalaikumsalam, jadi ke Italia?" tanya papahnya to the poin.
Mellysa tersenyum kecut, "aku masih bingung pah..."
"Lah? Bukanya waktu itu kamu ngotot pingin ikut sama papah."
"Iya sih." Mellysa menggaruk tengkuknya, Mellysa jadi malu sendiri saat mengingat kejadian itu, "aku pengen banget ke Italia, tapi... Aku juga ga bisa ninggalin Antares pah," ungkapnya.
"Papah ga akan maksa kamu Mell, tapi papah punya tawaran bagus buat kamu."
"Tawaran apa pah?" tanya nya.
"Kamu pingin jadi model kan? Kebetulan sahabat papah, nawarin kamu jadi model tanpa seleksi."
Mellysa tersenyum senang mendengar nya, "papah serius, ga ngibulin Mellysa kan?"
"Serius, kamu tuh ga percayaan banget sama papah. Pikirkan baik-baik Mell, jangan sampai kamu menyesal nanti."
Tutt
Sambungan terputus begitu saja, Mellysa menghembuskan napas nya kasar, kenapa ia harus di beri pilihan sesulit ini? Di satu sisi ia sangat ingin menjadi model, di sisi lain Mellysa juga tidak ingin meninggalkan semuanya yang ada di sini. Mellysa memejamkan matanya berharap Tuhan memberikan nya sebuah petunjuk.
"Darimana aja Mell? Nih gue udah bawain lo susu kotak," ujar Hansel saat Mellysa baru saja datang. Mellysa mengucapkan terima kasih terlebih dahulu kepada Hansel, kemudian menyedot susu kotak rasa cokelat itu hingga tandas.
"Mell balapan nya udah mau di mulai," ujar Vivi. Ia menaruh harapan besar pada Mellysa, karena sekarang nasib Thunder ada di tangan Mellysa.
"Kalian harus janji sama gue, kalo Thunder ga boleh bubar apapun yang terjadi," ujar Mellysa tiba-tiba yang membuat anggota lainnya menoleh ke arahnya.
"Maksud lo apa Mell? Kita ga akan pernah bubar sampai kapanpun," balas Bara tegas, cowok itu harusnya berada di rumah sakit sekarang, tapi sejak tadi Bara bersikeras untuk datang ke sini. Bara merasa paling bersalah di sini, karena ulahnya anggota Thunder, jadi kena imbasnya.
"Makasih, buat tiga tahun ya gais! Gue gatau gimana nasib gue, kalo ga ketemu kalian dulu." Mellysa mengatakan nya dengan mata berkaca-kaca.
"Gue masih inget pertama kali gue ketemu sama lo Bar, waktu itu lo so-soan ngajak gue balapan, tapi ending nya gue yang menang."
Mellysa menatap satu persatu anggota Thunder, "yang paling ngakak buat gue sih waktu ketemu Shelfira, waktu itu Shelfira ngelabrak gue, cuman gara-gara numpahin baso ke baju lo fir hahaha." Mellysa tertawa saat mengingat nya. Memang Shelfira dulu adalah kakak kelasnya di Sma Tri Satya. Dulu juga Shelfira termasuk badgirl.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antallys [Completed]
Novela Juvenil"Untuk apa bertahan dengan seseorang yang tidak menginginkan kehadiranmu?"