2

754 59 5
                                    

I'm sorry I'm sorry my sister

even if I try to hide it, or conceal it, it can't be erased

Stigma - v

Sayup-sayup mata Yara terbuka. Menelisik dari sudut ke sudut ruangan dimana Ia berada. Menyadari jika ini bukan tempat dimana biasanya Ia terbangun pada pagi hari, pupil itu membola sempurna.

Dengan sigap Ia menyibak selimut yang sempat melindungi dirinya dari hawa dingin itu. Bersyukur karena Pakaiannya masih melekat mesra dengan tubuhnya. Namun tiba-tiba saja Pening dengan kurang ajar menghampiri kepala Yara, membuat jemarinya secara otomatis menyentuh kepalanya.

"Aish, apa yang sebenarnya terjadi?" Yara berusaha Memutar otaknya untuk mengingat apa yang terjadi saat Ia mabuk kemarin.

Sepertinya terakhir Ia sedang menempatkan bokongnya di kursi depan pelayan. Lalu dirinya memesan satu gelas whiskey, kemudian Ia memesan satu gelas whiskey lagi ketika whiskey pertamanya habis, setelah itu samar-samar Ia menangkap sesosok lelaki tiang, bermasker, dan anehnya lagi bertopi tengah memegang pundaknya. Dan kabar bahagianya, Ia melupakan kelanjutan ceritanya.

Yara menggerakan jemari lentiknya di tempat Ia terduduk sekarang, Berusaha mencari keberadaan ponselnya. Seingatnya, terakhir ponselnya berada di Saku Dress yang Ia gunakan. Tanpa bertele-tele Ia meraba-raba bagian saku dressnya. Jackpot! Ia menemukannya. Beruntung daya ponselnya masih tersisa 30%.

Terpampang notifikasi Miss call sebanyak 20 kali disana. Biasanya orang cukup terbilang khawatir jika sudah menelfon lebih dari 10 kali, Dan terlihat jelas nama orang yang sempat menelfon sebanyak 20 kali itu adalah Jeon. Yara menggeram frustasi bukan main. Bukan itu yang ingin Ia lihat ketika mengaktifkan ponselnya.

Yara kembali mengutak-atik ponselnya berharap lelaki tiang itu meninggalkan jejak di ponselnya, Namun hasilnya nihil. Ia sudah membuka berbagai aplikasi yang hinggap di ponselnya, dan tidak mendapati kontak yang Ia anggap asing.

Bola mata Yara kini bergerak kearah jam dinding yang sedari tadi mengeluarkan suara detak guna memecah keheningan kamar hotel itu. Jarum pendek jam dinding tersebut menunjuk angka sepuluh dan jarum panjangnya mengarah ke angka dua belas.

"Astaga Aku hampir terlambat kuliah, Ottoke" Ucap Yara dengan ekspresi masam menahan takut.

Dalam waktu singkat Yara lekas bersiap diri untuk kembali ke apartemen kesayangannya. Tanpa menunggu lama Ia menurunkan kedua tungkai tak beralas kaki diatas karpet bercorak hijau kasar lanjut menuju ke lobby untuk keluar dari hotel. Pas sekali ada taxi yang sedang melewati jalan raya dekat hotel itu. Segera Ia mengulurkan tangannya untuk memanggil taxi tersebut, lalu duduk di kursi penumpang.

-

-

-

-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
3 TIMES || KSJ ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang