7

438 38 3
                                        

(but) oh my gawd, what on earth is this heart

When I meet you i became a puppy

instead of this boring butler play

i wanna play with you frisbee

Cat & Dog - TXT

Suara pencetan tombol kode apartement sebanyak lima kali memecah keheningan lorong luar ruang apartement Yara. setelah bunyi klik nyaring terdengar, Yara menggerakan tungkai kakinya masuk ke dalam apartementnya.

"Kau tidak mau masuk dulu?" Tanya Yara

Lantas sudut bibir Willson terangkat sejemang. Dan tanpa menunggu lagi, kaki panjang berbalutkan denim biru itu pergi masuk ke dalamnya. Ya, memang tadi Willson sempat menyetir mobil Jein untuk mengantarkan Yara pulang. Dan pastinya Yara sempat menolak diawal, Namun Ia tidak tega lantaran melihat wajah memelas Willson yang sebelas dua belas dengan anak anjing.

"Aku menunggumu menawarkanku masuk ke dalam apartemenmu" Willson mengangkat sudut bibirnya lagi setelahnya.

Ya Tuhan! Ingin rasanya Yara membentur-benturkan kepalanya kearah dada bidang Willson. Bukan-bukan, maksudnya ke arah tembok samping dekat Willson. Lantaran pribadi itu tidak ada lelahnya mengeluarkan senyum kematiannya itu.

Lantas Yara hanya tersenyum simpul sebagai jawaban atas pernyataan yang baru saja keluar dari bibir tipis Willson. Memilih menulikan rungu, mencoba tidak mencerna apa yang baru saja keluar dari moncong itu. Bersamaan Yara merogoh-rogoh tasnya, mengeluarkan kunci Mazda 2 milik Jein yang sempat Ia pinjam tadi setelahnya.

Merasa sahabatnya itu tidak sedang menghuni, lantas gadis itu berdecak sebal. Tadinya, Ia berniat mengembalikan mobil milik Jein tepat setelah kelas paginya selesai. Namun nampaknya berjalan diluar rencana.

"Ada apa?" Willson menyadari raut wajah Yara yang sudah seperti panci gosong disana.

Yara memutar bola matanya kesal, "Baru Aku mau mengembalikan kunci mobil Jein, eh pemiliknya sudah hilang duluan entah kemana" Ujarnya.

Willson tersenyum lagi dan lagi ketika melihat wajah dongkol Yara. Lucu menurutnya, apalagi ditambah bibirnya dimajukan kedepan dengan pipi gembil yang semakin terlihat membulat membuat Willson rasanya gemas ingin mencubitnya.

Tiba-tiba saja, Willson menyudutkan Yara ke dinding pemisah antara kamar dengan ruang tamu lantas membuat gadis kim itu tersontak kaget oleh perbuatan kilatnya. Bersamaan, Willson meletakan tangan kiri nya di samping kiri pundak Yara, dan tangan kanannya di samping kanan pundak Yara.

"Ka..Kau mau ngapain?" Tanya Yara sedikit gugup.

Bagaimana tidak gugup? bahkan jaraknya sekarang dengan Willson bisa dibilang hanya menyisakan satu jengkal jemari. Wah, Willson benar-benar sukses memangkas jarak diantara mereka.

Memilih tidak menjawab, Willson menggerakan rahangnya menyamping berniat menyentuh bibir Yara dengan ranumnya pelan. Namun, ketika jarak antara bibir Yara dengan bibirnya menyisakan satu centimeter, Dering ponsel Willson sukses memecah suasana panas diantara mereka.

Astaga, Willson benar-benar mengutuk siapapun yang menelfonnya siang-siang bolong seperti ini. Kesempatannya kali ini gagal lagi, lantas menjauhkan kepalanya dari Yara, memilih mengangkat telfon yang sedari tadi bergetar-getar dalam saku celananya.

Lantaran Willson sukses membuat wajah Yara memerah, tahtala jantungnya juga memompa dua kali lipat lebih cepat dari biasanya. Bagaimana bisa Willson hampir menciumnya? Dan, Bagaimana bisa Willson hampir mencuri ciuman pertamanya?

3 TIMES || KSJ ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang