15

265 27 8
                                    

I'm falling without power, my love

Your heart goes away

i can't catch you

i can't catch any more

i can't hold on more yeah

Dead leaves - BTS

"Sepertinya Aku harus pergi sekarang" Ujar Soobin

"Kau mau kemana Soobin-ah?" tanya gadis bersurai sebahu itu.

"Aku harus kembali ke Amerika karena ada masalah yang tidak bisa ditinggal disana. Maafkan Aku Jein-ah"

Raut wajah Jein berubah seketika. Sepertinya Soobin baru saja kembali ke Korea. Tidak sampai satu minggu Dia menetap di Korea, dan sudah dipanggil untuk kembali ke Amerika? Pekerjaan apa sih itu sampai membuat Sahabat laki-lakinya itu pergi meninggalkan Korea saat ini juga.

"Aku ingin ikut ke bandara" Ujar Jein penuh semangat sampai-sampai Dia berdiri dari tempatnya.

"tidak usah Jein, kau tetaplah disini. Aku tidak diperbolehkan mengajak siapapun ke bandara oleh ayahku"

Ah! hati Jein benar-benar kecewa sekarang. Benaknya semakin kecewa lebih dalam ketika mengetahui fakta bahwa ayah sahabatnya melarangnya membawa seorang pun untuk mengucap selamat tinggal.

"Kapan Kau akan kembali?" tanya Jein saat Soobin mulai beranjak dari meja mereka.

"Aku tidak tau Jein. Tapi jika Aku kembali, Aku akan menghubungimu" Ujar Soobin sembari tersenyum menunjukan deretan gigi putihnya.

Jawaban yang sangat menggantung bagi Jein. Tidak bisakah sahabatnya itu menetap satu atau dua hari lebih lama lagi di Korea? Tapi tidak mungkin Jein bertanya seperti itu pada Soobin. Mengetahui sekeras apa Ayahnya, membuat nyali Jein menciut seketika.

"Arraseo, hati-hati Soobin-ssi" Jein kembali menaruh tungkainya pada kursi kayu berkaki empat itu.

"Hati-hati Soobin-ssi" Ujar Willson ramah.

Soobin tersenyum sebagai jawaban Willson, kemudian dirinya membungkuk sebagai tanda hormatnya, sekaligus sebagai tanda pamitnya pada Willson.

"Aku pamit dulu Jein-ah, maafkan Aku. Titip salam untuk Yara juga eoh" Ucap Soobin seraya mengacak-acak rambut Jein.

Jein mengalihkan pandangannya kearah lain untuk menyembunyikan pipinya yang sudah semerah tomat. Sahabat laki-lakinya itu hobi sekali mengacak-acak rambutnya ketika ingin pergi, ketika Soobin ingin kembali ke rumahnya misalnya? dan yang lebih kurang ajarnya lagi, pipi Jein tidak pernah mau bekerja sama dengan saraf otaknya.

"Jein-ah, pipimu lucu sekali" Ucap Soobin yang menyadari semu merah yang menghiasi pipi Jein.

"Sudah sana pergi, nanti Kau terlambat" Jein mengembalikan posisi wajahnya pada posisi semula, dan maniknya bertukar pandang dengan manik Soobin.

Ponsel Soobin bergetar lagi dalam sakunya. Sepertinya Dia sudah benar-benar tidak bisa mengundur waktu lagi sekarang. Argh! Getaran yang mengganggu. Soobin sedikit melambaikan tangannya pada Jein, dan langsung berjalan keluar dari restoran yang baru saja Ia pijak.

Sedih? tidak! Jein tidak sedih. Entah mengapa, pertahanan yang Ia buat tiga tahun silam tanpa adanya Soobin hancur begitu saja ketika manusia itu menawarkan tumpangan pagi itu. Maaf, sepertinya pertahanan Jein akan kembali utuh setelah ditinggal LAGI oleh Soobin kali ini.

3 TIMES || KSJ ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang