34

207 21 8
                                    


Dengan modal kaos kuning longgar menyelimuti seluruh tubuh semampainya, pun celana pendek bahan menjadi bawahan semata, disitulah gadis Kim itu berdiri sekarang. Menunggu kehadiran yang katanya seorang pangeran berkuda putih, datang menghampirinya. Tidak, bukan berkuda putih, melainkan bermobil biru. Kali ini Jin sudah mendapat satu kalimat ancaman yang membuatnya membawa mobil lain, selain aventandor.

Yang benar saja, apa kata masyarakat jika melihat mereka pergi berbelanja bahan menggunakan aventandor. Bisa-bisa khalayak sesegera itu mengelilingi mereka. Dengan sepasang netra menatap lurus fossil heater pada pergelangan tangan, mengarah genap angka empat disana.

Mungkin bisa dikatakan tiga menit telah berlalu sejak Yara berdiri didepan lantai dasar menunggu sosok kekasih yang Ia tunggu-tunggu sedari tadi. Kapan Pria itu datang, lantaran Yara memang benci kata lama memenuhi rungu.

Hingga pada akhirnya roda empat biru itu menghampiri tepat dihadapannya, pun membuka jendela mobil. Dengan kacamata hitam yang jelas saja menutupi kedua pupilnya, lantas mengundang kekehan kecil lahir dari birai sang gadis.

"Oppa mau berbelanja bahan makanan, atau mau ke pantai? yang benar saja.. Bahkan sepertinya matahari tidak seterik itu hingga Oppa diharuskan menggunakan kacamata" Ledek Yara bersamaan menarik gagang alumunium roda empat biru itu, guna membukanya, pun menyarangkan bokong setelahnya.

"Tampan kan?" tanya Jin tepat setelah gadis itu menutup pintu mobil, menciptakan debumam pintu khas mobil tertutup.

Lantas tawa tiada lelahnya lahir dari jiwa gadis itu, hingga dirinya mengusap beberapa air mata yang mulai menyusup keluar dari sang empu lantaran terlalu mendalami tawa. Laksana disuguhi acara komedi yang sukses mengeluarkan humornya. Lagipula, tidak ada gunanya menggunakan kacamata hitam pada mobil tertutup.

"Oppa macam ahjussi" Jujurnya mengundang atribut datar pada wajah Pria itu.

Cepat-cepat Pria itu melepas kacamata hitam pada wajahnya, pun menaruhnya tepat di depan stir mobil. Lihatlah itu, bahkan Yara tiada habisnya mentertawakan Pria tampan itu.

"Tenang Oppa, Kau selalu tampan kok dimataku.. Cuman yang tadi agak sedikit berbeda saja" Lanjutnya masih setia dengan kekehan kecil pada raganya.

Bersamaan menghela nafas kasar, Jin menatap tajam gadis itu. Perasaan semua army menyukai Jin yang menggunakan kacamata hitam, tapi kenapa Yara malah tertawa lepas seolah baru saja menyaksikan tontonan komedi?

"berbeda bagaimana?"

"entahlah, wajahmu terkadang selalu sukses mengundang tawaku. Apalagi tadi Oppa menggunakan kacamata hitam"

"Sudahlah, Pasti Kau mau memujiku, tapi Kau malu. Mangkanya Kau mentertawakanku sampai seperti itu agar rasa malu itu terkubur dalam-dalam" Jelasnya lantas mengubah atribut cantik itu.

Lihatlah, bahkan papan pun tidak bisa menandingi datarnya wajah Yara sekarang. Lagipula belakangan dirinya seolah termakan humor rendah, bahkan perihal melihat wajah Jein melamun saja sudah dapat mengundang tawanya.

"Iya deh Oppa, Kau memang tampan. Aku akui hal itu, Namun Aku jauh lebih cantik dari Oppa," Tegas Gadis itu bersamaan menggedikan bahu lirih, pun membusungkan dada bangga dengan apa yang baru saja Ia lontarkan.

Lantas terkekeh geli, pun menarik tuas mobil itu. "Tentu saja Kau cantik. Kalau Kau tampan, Aku bisa dikira Gay, bodoh!" Terbukti wajah Yara seolah tertampar ribuan hamparan membuatnya dengki setengah mati mendengarnya.

"Aishh.. Oppa tidak tau Aku juara kelas saat duduk dibangku menengah"

"Iya, dari bawah kan?" Ledek Jin lagi seraya sebelah kaki menancap pedal gas dibawah sana, pun menaikan senyuman lebar tak karuan.

3 TIMES || KSJ ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang