40

213 22 3
                                        


"Yara-ya, Kau mau menjadi tulang hidup?" Titah Yoongi menatap miris pribadi yang tengah duduk memandangi kekasihnya.

Ya, sejak pagi Yara telah bangun dari tidurnya. Namun masalahnya gadis itu belum juga makan. Entahlah, Yara benar-benar melupakan jadwal makannya belakangan. Perihal sibuk kuliah, atau menjaga Jin. Itu yang selalu Ia lontarkan jika dimarahi.

"Nanti Aku akan makan." Ucapnya sebelum kembali menenggelamkan wajah pada lipatan tangan.

"Sudah pukul tiga sore, dan nantimu itu bisa sampai tiga jam." Sarkas Yoongi kesal lantaran sejak tadi Ia sudah mengingatkan Yara untuk makan.

Tidak ada jawaban, hanya ada isak tangis yang terdengar beberapa detik setelahnya. Astaga, Yoongi juga bingung harus melakukan apa. Terkenal dengan dingin, dan cuek, tentu bukan hal yang perlu ditanya lagi. Yoongi sebingung itu menghadapi perempuan yang tengah menangis.

"Emm.." dehaman kecil terdengar, bersamaan menggaruk tengkuknya bingung.

Yoongi sangat bingung saat ini, benar-benar kurang pengalaman membuatnya seperti itu. Astaga, apa perlu Ia berguru pada internet sebelum menghadapi wanita? Sekalipun menghibur, mungkin hanya kata-kata pedas yang akan keluar. Maka dari itu Yoongi memilih diam, sebelum kalimat pedas keluar dari mulutnya.

Namun, melihat Yara yang semakin terisak sendu membuat hati kecil Yoongi tergerak melihatnya. Bukankah terlalu kejam hanya mendiamkan seorang gadis menangis? mungkin jika orang melihat Yoongi sekarang akan langsung mengecap dirinya sebagai orang aneh tanpa pikir panjang lagi.

Lantas dengan begitu Yoongi bangkit dari duduknya, mengangkat kursi sebelum akhirnya menyarangkan bokong tepat disebelah Yara. "Memangnya tidak lelah apa menangis terus? Aku yang melihatnya saja lelah."

Sepertinya memang Yoongi tidak berbakat menghibur orang lain. Lihatlah, bahkan tidak ada jawaban yang keluar dari birai gadis itu. Astaga, maafkan Yoongi yang terlalu kaku akan wanita. Sepertinya memang orang macam Yoongi harus diberi sekolah tentang wanita dulu, agar tidak terlalu kaku lah setidaknya.

Sebelum kembali menghela nafas, Yoongi meraih puncak surai gadis itu, dan mengusap lembut setelahnya. "Kenapa Kau menangis hmm..?"

Ya.. Kalau terlalu kaku juga bukan Yoongi sekali. Ya walaupun dingin sedingin es batu, percayalah Yoongi masih memiliki sisi romantis pria dan hati nurahni. Manusia diciptakan untuk memiliki hati, dan jika saja Yoongi manusia normal, Ia tidak akan membiarkan seorang gadis menangis. Lain cerita jika Ia seorang phsycopath.

Tentu saja satu kalimat tanya yang keluar lembut dari bibir Yoongi membuat Yara mengangkat wajahnya, Ia menatap pria itu sendu. Sebelum kembali mengusap air mata yang turun dari sebelah pelipis, pun isak tangis yang tiada niatan untuk berhenti laksana anak kecil yang kehilangan kedua orangtuanya.

"A-Aku ha-hanya merasa ti-tidak berguna menjadi ke-kekasihnya," Lirih Yara ditengah isak tangis yang semakin menjadi. Layaknya anak kecil, tengah mengadu pada kakaknya perihal orang lain sengaja membuatnya terjatuh. Sejatinya, Ia sudah menahan mati-matian air yang akan turun ketika member tengah ikut menjaga Jin. Namun tetap saja, Yara adalah wanita biasa yang tidak rela melihat kekasihnya tak kunjung bangun.

Melihat hal itu membuat Yoongi sedih melihatnya. Mungkin Ia terbiasa melihat Jungkook menangis, atau melihat Jimin menangis. Tetapi.. melihat Yara, tentu hatinya juga ikut menciut. Astaga, menyebalkan sekali pikirnya. Lantas cepat-cepat Yoongi merengkuh tubuh mungil Yara kedalam pelukan hangatnya. Mengusap surai hitam gadis itu lembut bukan main, dengan isak tangis yang mulai membasahi kaos hitam Yoongi.

"lalu?" lirih Yoongi yang malah membuat Yara semakin tenggelam dalam isak tangis.

"Sungguh.. Aku sungguh minta maaf.. Maafkan Aku.." Isak Yara didalam pelukan Yoongi.

3 TIMES || KSJ ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang