Andaikan bumi dan langit dapat saling bersatu
Andaikan kutub utara dan selatan bisa bertemu
Andaikan senja dan fajar dalam satu waktu
Aku ingin selalu bersama denganmuHai kawan kemarin baru saja kita bertemu
Saling sapa, canda dan tawa bersama
Mengukir sebuah cerita waktu kita dulu
Sampai menyanyikan lagu rindu untuk kitaSayangnya di dunia ini masih ada waktu
Yang terus bergerak tanpa ada henti
Sayangnya jarak pun tak mampu bersatu
Yang terus memisahkan kita sampai detik iniKawan, aku tak menyangka engkau secepat ini
Meninggalkan selamanya kehidupan duniawi
Tahukah kawan, di sini aku sendiri
Tak ada lagi kamu yang selalu menemaniNamun, aku sadar kawan karenamu
Bumi dan langit tidak dapat bersatu
Kutub utara dan selatan tidak bisa bertemu
Senja dan fajar tak dalam satu waktu
Aku pun tak bisa selalu bersama denganmuUntukmu para kawanku, yang sudah mendahuluiku
Aku sampaikan doa kepada sang Ilahi
Agar engkau diampuni dari dosamu yang dulu
Semoga Tuhan mengabulkan dan mengampuniSerang, 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Puisi Biasa
PoesíaKarya ini bukanlah sekadar sebuah puisi, namun tentang sebuah perasaan yang menggores hati nurani selama pandemi. Ditinggalkan dan meninggalkan adalah pilihan yang sulit dipahami. 365 hari telah kugoreskan dan kusatukan melalui jiwa, raga, dan sukma...