Kangen

348 21 0
                                    

"Kangen seseorang itu bukan berarti kamu lemah" -Alana.Z.A


Malam ini Alana sedang makan malam bersama keluarga nya di sebuah restoran ternama di jakarta, kebetulan Fahri mengajak mereka berdua untuk mengadakan family time atas dasar ia yang sering sibuk keluar kota dan jarang mempunyai waktu dengan keluarga.

"Pah, aku kangen bang Alaskha sama Attalah deh." kata Alana membuka pembicaraan saat sudah selesai melahap hidangan di meja nya.

"Sama, mama juga kangen mereka berdua kangen kalian bertiga ribut tiap pagi." kata mama sambil tersenyum tipis.

"Emang kalian berdua aja yang kangen, papa juga lah kangen mereka berdua, walaupun papa jarang di rumah tapi selalu aja kangen perdebatan papa sama Attalah,  kangen bersih bersih sambil ngobrol santai sama Alaskha tiap minggu pagi kalau papa dirumah." tertampak jelas di wajah Fahri sangat merindukan kedua anak nya itu yang sekarang sedang melanjutkan study nya di korea. Suasana mendadak melow, mengingat kenangan bersama Alaskha dan Attalah.

Alana yang tidak pernah akur sama Attalah selalu berantem dan berdebat itu tapi ia merindukan sosoknya, begitupun dengan kerinduan Alana terhadap Alaskha, walau pria itu jarang ngobrol dengan nya tapi ia merindukan sosok abangnya yabg sangat perhatian dan mendadak bawel jika Alana melakukan pekerjaan yang bertele-tele. Ah Alana rindu mereka berdua.

"Kira kira, Bang Alas sama bang Attal lagi ngapain ya disana? Aku video call ya pah? "

"coba kamu video call diangkat gak?"

Alana mencoba menelpon Alaskha, tapi tidak diangkat, dan mencoba menelepon Attalah ternyata tetap sama belum juga diangkat.

"gak diangkat pah, mah." kata Alana.

"lagi sibuk kali mereka berdua, waktu itu abang mu bilang kalau minggu ini mereka punya tugas numpuk." kata Rani.

"yaudah, nanti aja siapa tau benar kata mama mu."

Obrolan demi obrolan pun mereka bertiga bicarakan dan terlihat di wajah mereka sangat senang dengan momen ini walaupun masih kurang Alaskha dan Attalah, tapi bagi Alana ini udah cukup membuatnya senang dari segala keterpurukan soal kisah cinta dia dengan Andra.

"Btw, Lan kamu udah daftar beasiswa?" tanya Rani.

"udah mah, ada dua pilihan."

"Dimana aja tuh? Kamu ikut dua beasiswa?" tanya Fahri.

"iya pah, aku coba satu beasiswa di Korea tempat Abang, sama nyoba beasiswa di Belanda, tapi kalau yang di Belanda tinggal persetujuan dari kalian si, mama papa setuju atau enggak."

"Mama si setuju aja, asal membuat kamu jadi lebih baik, mama cuman berdoa aja semoga apa yang kamu impikan tercapai seperti abang abang mu sekarang, mama setuju semua langkah yang kamu ambil asalkan langkah itu baik."

"Kalau papa juga setuju aja, tapi kalau misalkan kamu dapet di Belanda sama siapa disana? Gak ada yang jagain kamu dong?"

"Aku sambil belajar mandiri pah, mah siapa tau pulang pulang aku dapet jodoh orang luar negeri hahaha..."

"Lah Andra?" tanya Rani yang membuat Alana tersentak bingung untuk menjawabnya, mama nya belum tau tentang hubungannya sekarang sedang seperti apa.

"Jodoh...jodoh orang lain lah mah, jodoh kan gaada yang tau." jawab Alana mendapatkan tatapan menyelidik dari mama nya, seperti nya pulang dari sini mama nya meminta dan menanyakan soal hubungan Alana dan Andra sekarang.

Setelah makan malam, Alana pamit izin ke kamar nya untuk bersih bersih dan istirahat. Saat Alana selesai mengganti baju tidur tiba tiba Rani memanggil sambil mengetuk pintu kamarnya.

ALANDRA [TAMAT✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang