×2×

1.2K 193 3
                                    

"Jane!"

Yang dipanggil celingukan mencari asal suara yang menyebut namanya. Ia melebarkan mata, kala menemukan gadis cantik yang sudah lama tak ia temui.

"Kau di undang ke season greeting, dan tidak memberitahu ku?" ucap Jennie setelah memeluk gadis itu singkat.

Irene berdecih singkat "Ini Bae Irene, mana mungkin kau tak tau aku di undang ke acara berkelas seperti ini" sombongnya dengan nada bercanda.

"Eonni, mana kekasihmu?" tanya Jennie setelah ia mencibir Irene.

"Dia ada urusan bisnis di luar kota, sibuk sekali" gadis bernama asli Bae Joohyun itu menghela nafasnya.

Jennie bingung saat Irene meneliti penampilannya dari kaki hingga kepala.
"Gadis secantik dirimu ini tidak bosan apa sendiri terus?" pertanyaan Irene dibalas kernyitan di dahi indah milik gadis Kim itu.

"Aku kan sedang bersama mu eonni, sendiri bagaimana?" akibat ucapan kelewat polos itu ia mendapat sentilan di dahi dari jari lentik milik Irene.

"Pantas saja tidak ada yang mau denganmu, bodoh sih!"

"Yak!! kenapa kau malah mengataiku bodoh sih?!" sungut Jennie yang di balas dengusan malas oleh gadis Bae.

Jennie menurut saja saat Irene menyuruhnya untuk merapat. "Carilah kekasih, kau tidak lihat banyak sekali pria tampan berkelas disini?"

Gadis Kim mengedarkan pandangannya ke sekeliling ballroom hotel yang menjadi lokasi season greeting party milik agensi blacklabel itu.

"Ck! jadi itu maksudmu eonni? tak ada yang menarik perhatianku disini" gadis bermata kucing itu menyedekapkan tangan di dadanya.

Irene berdecih "Kudengar peraih Song Writer of the Year tahun ini hadir disini, tunggu sampai kau bertemu dengannya" bisik Irene membuat Jennie mengibaskan tangan di depan wajahnya, tanda tak tertarik.

"Terserah kau sajalah" Irene melangkah menuju bar disana meninggalkan Jennie.

"Eonni tunggu!"

Gadis dengan pipi gempal itu mengekori Irene yang mulai meminta wine pada bartender yang bertugas disana.

"Kenapa malah meninggalkan ku sih?" rengek Jennie.

"Sudahlah, mau kupesankan minum tidak?"

Belum saja Jennie menjawab pertanyaan Irene, ponselnya berdenting tanda pesan masuk. Gadis itu segera mengecek siapa yang mengiriminya pesan.

"Eonni sepertinya aku tak bisa menemanimu, mom menyuruhku ke tempatnya"

"Mom? Kang Hana sajangnim maksudmu??" Jennie hanya berdehem singkat.

"Ku traktir makan lain kali, aku kesana dulu eonni"

Irene berdecih "Uangku bahkan lebih dari cukup untuk membeli makanan sendiri" lalu meneguk wine dari sloki.

+++

Dengan ogah-ogahan, Hanbin memasuki ballroom hotel mewah itu. Ia tak terlalu suka dengan acara-acara seperti ini. Yang mengharuskan dirinya tersenyum formal sepanjang acara.

Netranya menangkap wajah-wajah yang familiar. Tentu saja, yang ia maksud adalah para model yang sempat di kenalkan padanya oleh sang ibu.

Tentang ibunya, ia sama sekali tidak dapat melihat eksistensi sang ibu di ruangan megah itu.

"Hanbin oppa"

Hanbin mendengus malas mendengar sapaan sok manis yang terdengar dari belakangnya. Ia enggan berbalik, malah melangkahkan kaki masuk lebih ke dalam kerumunan pesta.

"Oppa tunggu" Hanbin berhenti dan menatap dingin tangan gadis itu yang mencekal lengannya.

Gadis itu tersenyum kikuk dan melepas cekalannya. "Kang sajangnim, menyuruhku untuk mengantarmu ke tempatnya"

Hanbin menghela nafas kecil "Aku bisa sendiri" dan melanjutkan langkahnya.

Alih-alih menghampiri sang ibu yang entah ada dimana saat ini, Hanbin malah mendudukkan bokongnya di kursi tinggi depan bar.

Ia memesan champagne pada bartender. Setelah minumannya datang, Hanbin menyesapnya sedikit. Baru sepuluh menit ia ada disana rasanya sudah sangat bosan.

Pria Kim itu melirik ke samping kanan, dimana tempat podium berada. Dan ia menemukan sang ibu yang tengah berbincang dengan seorang gadis.

Mereka terlihat sangat akrab, bahkan beberapa kali tangan ibunya terangkat untuk mencubit pipi gempal gadis itu.

Seseorang yang duduk dengan jarak dua kursi darinya berdehem "Matamu tidak lelah menatap tanpa kedip seperti itu?" sindir gadis yang menurut Hanbin seperti vampire itu.

Lamunannya langsung terbuyar, tanpa sadar ia menatap lama ke gadis yang sedang bersama ibunya.

Tanpa menghiraukan gadis vampire itu, Hanbin meneguk minumannya hingga tandas dan kembali memesan sloki yang baru.

Dengan santai Irene; gadis di sebelah Hanbin-berucap, "Jennie Kim, 23 tahun, model yang baru enam bulan bernaung di blacklabel"

Mendengar informasi itu, Hanbin melirik melalui ekor matanya. Ia kan tidak bertanya, kenapa gadis ini repot-repot memberitahunya?

Melihat pria Kim yang tak merespon dan tetap dengan ekspresi datarnya, Bae Irene melanjutkan "Aku yakin kau memandangi gadis itu sampai tak berkedip, tidak mungkin kan kau sedang mengincar Kang Hana sajangnim? dia sudah memiliki satu putra omong-omong"

"Diamlah, kau berisik" tukas Hanbin datar.

Sudut bibir gadis Bae terangkat membentuk seringaian "Yakinlah kau akan berterimakasih padaku karena telah memberitahumu informasi tadi, Kim Hanbin-ssi" ucap Irene sebelum pergi dari sana.

×××

Ehehe Rudy sama Ruby blm ketemu dulu, sabarrr, setidaknya tolong hargai ide saya, jangan sider aja udh seneng gue mah.

Options [JenBin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang