Hanbin meraih ponsel Jennie yang terus saja berdenting sedari tadi. Di layarnya terpampang ratusan pesan yang masuk.Semuanya dari nomor asing yang sama. Hanbin mencoba membukanya satu.
Gugurkan bayi itu, atau kau tau kan akibatnya?
Pesan pertama itu sungguh membuat Hanbin naik pitam. Siapa yang tega mengirimkan pesan seperti ini pada gadisnya?
Ia lanjut membuka yang kedua,
Dasar jalang murahan!
Ketiga,
Anakmu juga anak haram
Keempat,
Kuyakin nantinya anakmu akan jadi jalang juga seperti ibunya
Kelima,
Apa paketku sudah datang?
Keenam,
Bingo! lihatlah di depan unitmu, aku menyiapkan surprise ㅋㅋ
Memang benar kemarin ada paket tanpa nama dan alamat dari si pengirimnya. Hanbin langsung meminta security untuk membuang paket itu tanpa membukanya sama sekali.
Hanbin sudah sangat geram membaca pesan yang isinya hanya kata-kata kasar dan makian.
"Oppa… sedang apa?" tanya Jennie yang baru memasuki kamar Hanbin.
Jennie sekarang sudah menetap tinggal di unit 131 milik sang pria. Hanbin sudah mengganti passwordnya demi keamanan si gadis kucing.
Ia mengangkat ponsel gadis Kim, "Siapa yang mengirimimu pesan-pesan ini?"
"Oppa membacanya? entahlah, itu dari dua hari yang lalu"
"Jangan dibaca pesannya, kau sudah membacanya?"
Jennie mengangguk sembari menyisir rambutnya. "Sudah, hanya satu,"
"Bagus, jangan dibaca lagi, matikan saja ponselmu," cetusnya seraya mematikan ponsel berwarna gold itu.
"Kupikir teror pesan ini dari ayahmu atau ibuku"
Kakinya melangkah mendekati gadis Kim yang tengah terduduk di depan cermin. Mengambil alih sisir itu dari tangan Jennie.
Namun gadis itu meringis kala Hanbin menyisir rambut di bagian kiri kepalanya. "Ini aku yang baru lihat atau bagaimana? sejak kapan kau punya jahitan di kepalamu??"
Jari Hanbin menyentuh jahitan di kepala Jennie. Dan itu bukan bekas jahitan tetapi jahitan basah yang terlihat masih baru.
Jennie mengalihkan pendangannya, berusaha menghindari bersitatap langsung dengan manik legam sang pria.
"Ada yang kau sembunyikan dari oppa?" gadis kucing menggeleng kecil tanpa mau menatap prianya.
Pria Kim memutar kursi yang di duduki sang gadis hingga mereka jadi berhadapan sekarang. Hanbin berjongkok di depan Jennie.
Tangannya meraih kedua tangan gadisnya kemudian menautkan mereka dengan hangat. "Jane, lihat oppa," suruhnya pada si gadis yang menunduk.
Jennie bergeming tak mau menuruti ucapan sang pria. Berakhir wajahnya diangkat dengan perlahan oleh pria Kim.
Namun matanya masih tak fokus, manik coklat mudanya itu masih tak mau menatap Hanbin yang mulai cemas sekarang.
"Ingat? jangan rahasiakan apapun satu sama lain??" cara ampuh bagi keduanya jika terlihat sedang menyembunyikan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Options [JenBin] ✔
FanfictionSebenarnya siapa yang antagonis sekarang? Keegoisan salah satu dari mereka, menjadi penentu bagaimana ini akan berakhir. "Aku tau kau yang membesarkanku, tapi aku mencintainya"-KJN "Mau lari bersamaku?"-KHB (!) read this story with dark mode, just s...