×28×

977 115 10
                                    

Tubuh indah itu tertidur pulas di sofa panjang ruang tengah. Angin sore musim dingin membelai kulit wajah polosnya.

Dokter bilang kandungannya sedikit lemah jadi Jennie tidak boleh stress dan perbanyak olahraga ringan di rumah.

Ia melakukannya baru 15 menit tadi, namun malah ketiduran di posisinya sekarang. Pria Kim sedang di studio dan Jennie berada di unitnya sendiri.

Morning sick nya masih terjadi setiap pagi bahkan terkadang mual itu membuat makanan tak bisa masuk ke tubuhnya.

Sebab terus saja dimuntahkan. Tapi Hanbin membujuknya untuk paksakan saja makan agar perutnya tak kosong.

Tiba-tiba Jennie bergerak gelisah dalam tidurnya, keningnya mengernyit tajam. Refleks tangannya mengelus perut ratanya.

Lalu ia terbangun.

Segera mendudukkan diri, ia melirik perutnya dan mengelusnya penuh perasaan. Entah apa yang dimimpikannya tadi.

Seperti mimpi buruk di malam itu juga sama Jennie tak mampu mangingatnya sekeras apapun ia mencoba.

Tenggorokannya kering. Melangkah ke dapur untuk meminum segelas air yang mampu melegakan dahaganya.

Ponsel yang berada di atas meja ruang tengah berdering. Dengan segelas air di genggamannya ia kembali keruang tengah.

"Jane?" sapa suara di seberang setelah gadis kucing mengangkat panggilannya.

"Hm? kenapa eonni??"

"Kau dimana? apa Hanbin sudah pulang?"

"Aku di unitku sendiri, belum, memangnya kenapa??"

"Kalau begitu aku kesana, tadi Hanbin titip pesan kalau dia belum pulang sampai senja aku disuruh datang untuk menemanimu"

Alisnya terangkat sebelah, "Tumben sekali, memangnya ada apa?"

"Entah, dia hanya bilang begitu tadi"

"Yasudah kalau eonni mau kesini, datang saja, lagi pula aku juga sedang bosan"

"10 menit lagi sampai, aku sedang memarkir mobil"

Jennie memutus panggilan dari sang manager. Biarpun ia sudah memutuskan untuk berhenti dari dunia entertainment.

Lee Jieun tetap peduli padanya seperti saat masih menjadi managernya. Hanya gadis itu yang mampu Jennie percayai sekarang.

Ia meneguk segelas air yang sedari tadi berada di genggamannya. Namun baru saja seteguk ia langsung tersedak akibat seseorang menarik rambutnya dari belakang.

Gelas itu jatuh dan pecah di samping kakinya. Kepalanya mendongak keatas, ia meringis perih serasa rambutnya akan terlepas dari kulit kepala.

Kekehan sinis terdengar, "Sakit Jane?" tanya wanita yang menjambaknya.

Tubuhnya dibalik, menatap tepat ke manik menyeramkan milik wanita Kang. Tatapan gelap dan nyalang diterima oleh gadis Kim.

"Mom...," lirihnya.

Netra kucingnya terpejam menahan perih dikepalanya. "Masih berani memanggilku begitu, huh?!" bentak ibu dari prianya itu.

"Kau! menggagalkan pernikahanku!!" teriaknya frustasi di depan wajah Jennie.

Air mata sudah mengalir di pipi gempal itu. Ia sangat takut, entah apa yang akan terjadi padanya.

"Gara-gara kau! dan anak haram mu ini!! semuanya gagal, jalang!!" makian kasar itu tepat diteriakkan di depan wajah Jennie yang mulai memerah.

Options [JenBin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang