×6×

1.1K 156 6
                                    


Untuk kesekian kalinya, suara decakan keluar dari bibir Jennie. Ia menatap jengah kursi beroda dengan sandaran tinggi yang menenggelamkan tubuh pria Kim.

Mereka sudah di studio sejak satu jam yang lalu. Tapi yang Jennie lakukan hanya duduk di sofa yang ada di sudut studio sembari menatapi sandaran kursi yang di duduki Hanbin.

Hanbin memutar kursi yang ia duduki, "Apa kau bisa berhenti berdecak, huh?"

Jennie memutar bola matanya jengah, "Oppa mengajakku ke studio, tapi malah fokus pada pekerjaanmu dan membuatku mati kebosanan disini"

"Buktinya kau masih hidup sekarang" timpal Hanbin dengan nada kelewat santai yang membuat Jennie menggeram kesal.

"Itu hanya kiasan, oppa!"

Hanya ada mereka berdua disana. Hanbin mengajak gadis Kim ke studio pribadinya, bukan studio yang ia gunakan bersama Jaewon dan Raesung.

Bisa habis di ledeki jika ia membawa Jennie kesana.

Hanbin bangkit dari kursi kebesarannya, melangkah mendekati Jennie di sofa.

Sesaat setelah bokong Hanbin terduduk di sebelah Jennie, gadis itu menagih janji sang pria yang tadi katanya akan membuatkannya lagu.

"Mana lagu untukku? kau sudah janji oppa" ia menadahkan tangannya seperti bocah yang menagih permen.

Hanbin terlihat berfikir lalu bergumam pelan, "Aku punya banyak stok lagu, sebentar rasanya lagu ini cocok untukmu" ia kembali mendekati komputernya.

Mengutak-atiknya sebentar, tanpa menoleh pada Jennie yang mulai penasaran dan antusias. "Judulnya, I become nervous"

Jennie bangkit dari duduknya untuk mendekati Hanbin, lalu mengisi kursi kebesaran milik sang pria.

Setelah menyalakan lagunya, Hanbin berbalik dan bersandar pada ujung meja sembari menatap Jennie yang mulai menikmati intro dari musik yang menggema memenuhi seluruh studio Hanbin.

Hanbin terbiasa mematikan lampu utama studio jika sedang bekerja. Dan ia hanya akan menyalakan lampu neon berwarna yang sengaja ia dekor untuk studio pribadinya.

Alunan musik itu begitu memanjakan rungu Jennie Kim. Ia menatap Hanbin takjub, "Wah! ternyata kau se-jenius ini oppa" Jennie sedikit berteriak akibat musik yang terlalu keras.

Hanbin hanya menanggapinya dengan senyum teduh, ia masih menikmati segala fitur yang ada pada wajah Jennie.

Mata Jennie yang terpejam akibat meresapi alunan lagu milik pria Kim segera terbuka, saat merasakan kursinya ditarik mendekat kearah Hanbin.

"Akan kuberitahu syaratnya setelah ini," tubuh Jennie menegang, ia meremas pegangan kursi yang di dudukinya.

Bibir tebal Kim Hanbin berhasil menempel dengan bibirnya. Pupil legam di hadapannya, menatap dalam. Hingga Jennie merasa seperti tenggelam disana.

Beberapa detik terdiam, perlahan bibir Hanbin bergerak melumat ranum Kim Jennie.

Dadanya bergemuruh merasakan sensasi luar biasa di tubuhnya saat ini. Kim Hanbin such a good kisser.

Ruangan yang remang, alunan musik  dan kelembutan dari Hanbin berhasil menarik Jennie turut dalam euforia yang dimulai pria Kim.

Dengan ragu ia berusaha mengimbangi lumatan Hanbin. Hingga tercipta senyum kecil di bibir sang pria disela tautan mereka.

Hanbin menjauhkan wajahnya, mengusap lembut sisa saliva mereka di bibir Jennie dengan ibu jarinya, lalu mengecupnya lagi dengan kilat.

Jennie yang tersadar, langsung memukul mundur tubuh Kim Hanbin. Kening pria itu mengernyit kala melihat Jennie yang menutupi bibirnya dengan telapak tangan.

Options [JenBin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang