Kang Hana memang sangat menyayangi Jennie Kim dan menganggap gadis itu sebagai putrinya sendiri.
Maka dari itu saat Jennie menghubunginya untuk meminta penerbangan mereka kembali ke Korea di majukan jadi hari ini, ia langsung mengabulkannya.
Tapi tentu saja itu hanya berlaku bagi Jennie dan Jieun. Staf yang lainnya tetap sesuai rencana kepulangan sebelumnya.
Jetlag kembali menyerang gadis Kim, sebab sebelumnya tidak mendapatkan tidur yang cukup lalu esok harinya langsung kembali menaiki pesawat selama berjam-jam.
Di kursi tunggu Incheon airport Jennie menyandarkan kepalanya, masih menimbang apakah ia akan menghubungi Hanbin atau tidak.
Di satu sisi ia ingin meminta maaf padanya di sisi lain Jennie takut mengganggu pria itu.
Ia lelah, matanya benar-benar terlihat sayu. Namun ketika melihat pemandangan yang berada jauh di seberangnya, netranya segera mengerjap.
Meyakinkan diri bahwa itu bukan pria Kim. Disana, yang Jennie kira pria Kim ternyata memang dia. Setelah gadis itu memicingkan mata dan berhasil melihat lebih jelas.
Tangannya meremas ponselnya dengan kuat. Pria Kim mencium kening wanita itu, wanita yang sangat ia kenal. Apa ini akhir dari semuanya?
Ia benar-benar blank sekarang. Bingung dan merasa kesal, dia cinta pertamanya. Seharusnya berjalan dengan kisah yang indah. Tapi kenapa seperti ini?
Entah Jennie harus merasa bagaimana, marah dan sedih itu tercampur di dalam dadanya. Terasa teraduk menjadi satu hingga membuat kepalanya seperti berputar.
"Jane?!"
Semua lamunannya buyar karena panggilan tidak santai sang manager yang baru saja mengambilkan koper mereka.
Jennie menoleh pada Jieun berusaha bertindak normal, dan mengajak gadis Lee untuk pulang sebelum ia melihat pemandangan menyakitkan yang gadis Kim lihat.
"Ayo eonni, aku sudah mengantuk ingin cepat-cepat pulang" ujarnya sembari melewati tubuh Jieun dan berjalan duluan.
Sekuat tenaga gadis itu berusaha untuk tak menoleh ketempat kedua sejoli yang tengah bermesraan tadi. Dan dengan susah payah pula Jennie menahan air matanya agar tak jatuh.
Meski sudut matanya mulai berair, dan dengan segera gadis Kim menyekanya. Jadi seperti ini rasanya sakit hati? ini pertama kali Jennie merasakannya.
Pertama kali merasakan jatuh cinta dan pertama kalinya juga merasakan sakit hatinya cinta.
Sedari kecil hidupnya selalu dipenuhi kasih sayang, walaupun bukan dari sang ibu. Jennie sudah merasa cukup menerima segala perhatian dari ayah dan neneknya.
Apa yang ia inginkan, selalu berhasil didapat. Sekalipun tak pernah ayah dan neneknya menyakiti hati gadis Kim.
Tapi sekarang apa? dengan lancang pria Kim menyakiti nya. Bahkan ia melihat dengan matanya sendiri.
Jika neneknya tau tentang hal ini, sudah pasti ia akan marah besar. Dan menyuruhnya untuk tinggal di New Zealand.
Sebab Jennie tak pernah merasa se-tersakiti ini seumur hidupnya, ini yang pertama. Dan ia butuh pelampiasan sekarang.
+++
Hanbin memandangi lurus kearah gadis yang barusan memasuki studio pribadinya. Ketika ia datang tadi, gadis itu menatapnya sebentar lalu berdiri di depan pintu yang sudah tertutup dengan kepala tertunduk.
Pria Kim memperhatikan jemari Jennie yang memilin ujung hoodienya sendiri. Tubuh mungilnya tenggelam dalam pakaian yang dikenakannya.
Hoodie oversize itu milik Hanbin yang tertinggal di unit 136. Jujur ia merasa bersalah setelah memperlakukan Jennie dengan kasar dan pergi begitu saja tanpa pamit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Options [JenBin] ✔
FanfictionSebenarnya siapa yang antagonis sekarang? Keegoisan salah satu dari mereka, menjadi penentu bagaimana ini akan berakhir. "Aku tau kau yang membesarkanku, tapi aku mencintainya"-KJN "Mau lari bersamaku?"-KHB (!) read this story with dark mode, just s...