Tolong author notenya dibaca ya.
"Jennie Kim," ucapnya dengan lembut namun tegas.
"aku mengambil engkau menjadi istriku untuk saling memiliki dan menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya," terselip keyakinan di intonasinya.
"pada waktu susah maupun senang," genggamannya pada tangan Jennie mengerat.
"pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai,"
"sampai maut memisahkan kita" netra pekat milik pria Kim menatap calon istrinya dengan sangat teduh.
Jennie tersenyum, berusaha menetralkan degup jantungnya yang kelewat cepat sekarang. Ia menghembuskan nafas pelan dengan gugup.
Namun usapan lembut ibu jari pria Kim di punggung tangannya seakan memberinya suntikan semangat.
Ia menunduk sebentar kemudian menatap tepat manik legam yang selalu berhasil meruntuhkan rasionalitasnya begitu saja akibat keteduhan yang selalu disajikan di dalamnya.
"Kim Hanbin,"
"aku mengambil engkau menjadi suamiku, untuk saling memiliki dan menjaga dari sekarang sampai selama-lamanya,"
"pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit,"
Jennie menarik nafas dalam sebelum melanjutkan kalimat ikrar terakhirnya,
"untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita"Jennie tak pernah merasa segugup ini, ketika pendeta mengatakan mempelai pria boleh mencium mempelai wanitanya.
Hanbin mulai mengikis jarak dan memindahkan tangannya ke pinggang si gadis. Mengecup bibir mungil itu lama. Hanya kecupan manis dan hangat tanpa ada lumatan.
"I love you, Jane, and always wanna do" bisiknya tepat di rungu sang gadis.
Kemudian ia berlutut di depan perut gadis yang sudah resmi menjadi istrinya itu. Mencium perut Jennie seperti yang sering ia lakukan.
Netra kucing dan manik pekat itu saling menatap dengan damai. Keduanya merasakan buncahan luar biasa di dada.
Akhirnya, hubungan mereka sampai pada tahap ini. Walau tanpa kehadiran orang tua dari keduanya.
Bahkan Taehyun yang menjadi wali Jennie disini. Cukup sederhana, tanpa resepsi yang di mewah-mewahkan, meski mereka sangat mampu melakukan itu. Altar, pendeta, dan Taehyun sudah cukup bagi keduanya.
Hanya ikrar suci di atas altar. Taehyun yang mengisi salah satu bangku barisan depan gereja katedral itu tersenyum tipis menghampiri adik dan sahabatnya.
Sahabat?
Hanbin dan Taehyun dulu berada di kelas yang sama ketika kuliah. Dua pria itu mengambil jurusan seni musik.
Berbeda dengan Hanbin yang menjual lagu ciptaannya pada penyanyi lain. Taehyun menciptakan dan menyanyikan lagunya sendiri bersama southclub; nama band indie yang dibentuknya.
Taehyun yang awalnya sempat kuliah bisnis namun ditengah-tengah ia membangkang pada orang tuanya. Untuk mengikuti keinginannya menjadi musisi.
Walaupun sempat ditentang sang ayah yang ingin anak laki-lakinya meneruskan bisnis keluarganya, ia tetap mengejar passionnya sendiri.
Dan berhasil sampai sekarang bahkan ia sering touring keliling Eropa dengan southclub. Itulah sebabnya kenapa ia bisa berada di tingkat yang sama dengan Hanbin ketika kuliah padahal usianya lebih tua setahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Options [JenBin] ✔
FanfictionSebenarnya siapa yang antagonis sekarang? Keegoisan salah satu dari mereka, menjadi penentu bagaimana ini akan berakhir. "Aku tau kau yang membesarkanku, tapi aku mencintainya"-KJN "Mau lari bersamaku?"-KHB (!) read this story with dark mode, just s...