"Apa sih yang kau lihat di pintu itu dari tadi?" tanya sang ibu yang mulai gemas.Hanbin malah menatap ibunya dengan 'sudah ibu diam saja'. Kurang ajar memang Kim Hanbin ini.
Mereka sudah berada di salah satu restoran mewah yang Hanbin reservasi. Dan makanan yang ibu dan anak itu pesan belum tiba di meja mereka.
Lagi-lagi Hana menangkap pergerakan Hanbin yang menoleh ke arah pintu masuk restoran. Wanita itu menghela nafas pelan melihat kelakuan aneh putranya.
"Tuh kan, apa sebenarnya yang kau lihat di pintu itu, Hanbin-ah?"
Tanpa menatap ibunya, "Calon menantu ibu"
Kang Hana sekarang malah berfikir anaknya sudah tak waras akibat kelamaan menjomblo.
"Maksudmu pelayan yang sedang menyambut tamu itu?" ledek sang ibu sembari menunjuk salah seorang pelayan yang berdiri di dekat pintu masuk.
Hanbin berdecak saat mengalihkan atensinya pada wanita paruh baya di seberangnya.
"Sudah ibu diam saja dan tunggu" akhirnya kalimat kurang ajar itu tercetus juga dari bibirnya.
Jennie mengecek penampilannya dari spion mobil. Duh kenapa ia merasa sangat gugup. Ini kan hanya Kim Hanbin.
Tapi, ah sudahlah. Jennie menyumpah serapahi pria Kim itu sebab tak memberitahu kalau makan malamnya di restoran mewah begini.
Jennie sedikit kusut akibat lelah dengan pemotretan seharian ini. Untung saja pakaiannya cukup formal, jadi ia tak perlu menggantinya lagi.
Kalau benar Kim Hanbin adalah anak dari Kang Hana atau sajangnimnya di blacklabel sekaligus wanita yang ia panggil dengan sebutan 'mom' sebab ia menganggapnya seperti ibunya sendiri.
Jantung Jennie tak harus berdegup kencang seperti ini kan. Ia mengenal dan dekat dengan Hana.
Tapi ini kali pertama Jennie bertemu dengan Hanbin lagi setelah pria Kim itu mencuri ciuman pertamanya tempo hari.
Entah sudah berapa kali mengumpati 'sialan' untuk Kim Hanbin, ketika ia mengingat kejadian di studio.
Batinnya mengumpat tapi bibirnya melengkungkan senyum bodoh. Sangat tidak sinkron.
Setelah yakin tak ada yang salah pada penampilannya, ia keluar dari mobilnya dan melangkah memasuki restoran itu.
Ia segera menghampiri salah satu pelayan,
"Permisi, Reservasi VIP atas nama Kim Hanbin""Oh? Nona Kim, mari saya antar"
Pelayan itu berjalan mendahului Jennie. Dan gadis Kim mengekorinya sampai di depan ruangan VIP.
Setelah mengucapkan terimakasih, pelayan itu pergi. Menyisakan Jennie dengan kegugupan luar biasa disana.
Rasanya saat ia pertama kali berjalan diatas catwalk dulu tak seperti ini gugupnya.
Ia mengatur nafasnya dan memutar gagang pintu kaca buram itu.Pintu terbuka, kedua orang berlainan jenis disana langsung menatapnya dengan eksrpesi berbeda.
Sang pria dengan senyum tipis yang belakangan ini selalu muncul di benak Jennie. Dan wanita paruh baya itu dengan pandangan bingung masih belum paham dengan situasi.
"Sudah sampai? kenapa lama sekali??" tanya Hanbin sembari melangkah kearah pintu mendekati tubuh Jennie yang masih mematung disana.
Hanbin menggiring Jennie agar duduk dulu di kursi sebelahnya.
"Jane? kau-" Hana bingung harus mengatakan apa.
Otak cantiknya mulai mencerna keadaan dan setelah mengerti. Ia menutup mulutnya dengan tangan lalu memandangi Hanbin dan Jennie bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Options [JenBin] ✔
FanfictionSebenarnya siapa yang antagonis sekarang? Keegoisan salah satu dari mereka, menjadi penentu bagaimana ini akan berakhir. "Aku tau kau yang membesarkanku, tapi aku mencintainya"-KJN "Mau lari bersamaku?"-KHB (!) read this story with dark mode, just s...