×19×

1K 102 1
                                    


"Lagian kenapa sih bisa sampai tidur disana??," omelan managernya sama sekali tak mengusik Jennie.

Ia malah semakin mempercepat langkah menuju gate penerbangannya ke Paris yang 5 menit lagi akan take off.

"Kalian tidak berbuat yang macam-macam kan?,"

"Apa yang kau dan Kim Hanbin lakukan semalam sampai bisa telat bangun begini??"

"Eonni! sudah jangan mengomel dulu, nanti saja di dalam pesawat" rengek Jennie ketika Jieun sudah mampu menyamai langkahnya.

Mereka menyerahkan tiket, pasport dan berbagai keperluan lainnya untuk bisa masuk kedalam pesawat itu pada petugas airport.

Setelah dirasa semuanya lengkap dan lolos metal detector, mereka memasuki lorong yang mengantar pada seat mereka.

Jennie mengatur nafas setelah mendudukkan diri di salah satu seat business class Korean Airlines.

"Jadi bagaimana?" tanya sang manager yang duduk di sebelah kirinya.

Punggung Jennie bersandar, berusaha menyamankan diri selama penerbangannya ke Paris yang akan memakan waktu belasan jam kedepan.

"Bagaimana apanya?"

Jieun berdecak gemas dan menghadap penuh pada gadis yang lebih muda darinya. "Ya.., bagaimana semalam? kalian melakukan apa sampai kau bangun siang sekali??" padahal nada bicara gadis Lee tak terselip godaan sama sekali.

Namun telinga Jennie malah memerah setelahnya, "Eiyy.., telingamu merah, kalian berbuat yang tidak-tidak ya!!?" tuduhnya menunjuk gadis Kim.

Telapak tangan Jennie membekap mulut sang manager yang baru saja berbicara lantang, sampai pramugari yang lewat melirik mereka.

"Eonni berisik sekali" protesnya setelah menjauhkan tangan dari mulut Jieun.

Mata kucing itu melirik ke kanan, melihat ke jendela yang menyajikan pemandangan gedung-gedung pencakar langit, sebab pesawat itu baru saja take off.

"Hanya cuddling semalaman"

"Yak!!" teriakannya langsung mendapat pelototan tajam dari mata kucing Jennie.

Ia menggeram rendah, gemas dengan Jieun. "Eonni pelankan suaramu..,"

Sang manager terkekeh canggung menyadari mulutnya yang terlalu banyak berteriak hari ini.

"Tapi sepertinya concealer yang dibawa Nara tak cukup, apa perlu kubelikan lagi?" Jennie menoleh kilat, hampir memekik pada Jieun.

"Apa?! kau mau meneriakiku, huh?" tantang gadis Lee.

Jennie mendengus, "Tidak akan terlihat jadi tak perlu concealer,  dia hanya meninggalkannya di dadaku" balas Jennie santai.

"Jangan teriak, eonni" sergap gadis kucing sebelum sang manager memekik padanya lagi.

"Jennie Kim, kau hutang cerita padaku"

Ia hanya mengibaskan tangannya, tanda setuju akan menceritakan semuanya pada Jieun, yang setahun ini menemaninya dan Jennie anggap sebagai kakak perempuannya.

Gadis Kim memang selalu bercerita tentang apapun pada Jieun, walau terkadang ia juga curhat dengan Kang Hana.

Wanita Kang itu sangat sibuk, jadi ia lebih sering berkeluh kesah pada managernya yang pasti akan selalu datang jika Jennie memintanya.

Walaupun kadang gadis Lee itu menggurutu tak terima karena Jennie mengganggu waktu luangnya, tapi Jieun akan tetap mendengarkan dan memberikan Jennie saran sebaik mungkin.

Options [JenBin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang