Ketika Jennie datang ke unit Hanbin, pria itu tengah berkutat dengan note dan pensilnya di atas sofa bed. Menulis lirik lagu pastinya.
Hanbin hanya menatapnya singkat kala mendapati Jennie ada disana. Gadis itu melepas coat yang dipakainya lalu beranjak ke dapur.
Berniat membuatkan prianya coklat panas. Kesukaan Hanbin ketika sedang menulis lirik untuk lagu-lagunya.
Ia meletakkan mug berwarna putih itu di pantry, "Oppa, kubuatkan coklat panas," Hanbin hanya menjawabnya dengan gumaman tak jelas.
"Mau kubuatkan pancake tidak?" tawar Jennie.
Setidaknya pria Kim itu menatapnya, namun sekarang ia malah tak menggubris sama sekali tawaran sang gadis.
Selalu seperti ini ketika Hanbin sedang sibuk mengerjakan lagunya. Jennie paham posisi pria itu, pekerjaannya memang tak mudah.
Untuk membuat lagu berdurasi 3 menit itu enak di dengar, bahkan memerlukan waktu sampai 3 bulan menggarapnya.
Hanbin memang memiliki banyak stok lagu. Tapi semua lagunya itu kadang tak cocok dengan konsep idol atau grup yang akan menyanyikan lagunya.
Jadi biasanya setelah melihat karakter atau konsep dari mereka yang akan menyanyikan lagunya, barulah Hanbin bisa menciptakan lagu yang sesuai.
Kali ini gadis Kim dibuat kesal, sebab diabaikan. Hanbin sering begini dan Jennie tak pernah ada masalah dengan itu.
Yang jadi masalah sekarang adalah, seminggu kemarin mereka tak bertemu akibat Hanbin mendekam di studio dan tak pulang ke apartement.
Paling hanya pulang untuk mandi dan ganti pakaian setelah itu pergi ke studio lagi mengejar deadline mini album dari girl grup yang tengah digarapnya.
Dan Jennie disini untuk bertemu dengan sang pria malah diabaikan. Hanbin lebih memilih bermesraan dengan note liriknya itu.
Besok Jennie sudah berangkat ke Paris, memang sih ia tak akan selamanya disana. Tapi ia merindukan Kim Hanbin.
Entah mengapa semenjak menjalin hubungan dengan pria Kim, Jennie menjadi sangat bergantung pada Hanbin.
Dengan langkah lebar Jennie mendekati sofa bed yang dihuni oleh Hanbin. Hampir saja note yang dipegangnya terjatuh, akibat sang gadis tiba-tiba duduk di atas pangkuannya.
"Kau mengagetkanku," ujarnya lalu kembali berkutat dengan liriknya.
Jennie menggeram rendah, sebelum mengalungkan tangannya di leher pria Kim. Berusaha menarik atensinya.
Lagi-lagi Hanbin tak terusik dan tetap fokus menggoreskan pensilnya. Sungguh Kim Hanbin membuat Jennie kesal sekaligus gemas kali ini.
Ini percobaan terakhir dan biasanya akan selalu berhasil. Jennie membenamkan wajahnya di ceruk leher pria itu.
Aroma citrus menyegarkan seperti biasanya, Jennie hirup lamat-lamat. Tangannya yang mengalung dileher Hanbin, ia eratkan.
Jennie merasakan pergerakan tangan pria itu sempat terhenti, namun sedetik kemudian kembali melanjutkan pekerjaannya.
Sang gadis menangkap decakan keras yang berasal dari Hanbin, ia tersenyum miring di balik ceruk leher milik sang pria.
Lalu tedengar bunyi seperti kertas dirobek dan gerutuan dari bibir Hanbin."Kenapa liriknya jadi vulgar begini sih?"
Si gadis menahan tawanya, kemudian tubuhnya ditarik agar pelukan mereka terlepas. Ia menatap Hanbin dengan gummy smile nya yang nampak seperti anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Options [JenBin] ✔
FanfictionSebenarnya siapa yang antagonis sekarang? Keegoisan salah satu dari mereka, menjadi penentu bagaimana ini akan berakhir. "Aku tau kau yang membesarkanku, tapi aku mencintainya"-KJN "Mau lari bersamaku?"-KHB (!) read this story with dark mode, just s...