SAPA YANG NUNGGUIN NOTIF SW MUNCUL??!!!
KASI VOTE DULU DONG SEBELUM BACA!
Selama lift bergerak naik ke lantai atas, isak tangis (Namakamu) yang memilukan terus terdengar. Untung hanya dirinya saja yang berada di dalam lift. Tapi jika pun ada, dirinya pun tidak akan peduli. Terkadang orang hanya ingin tau akibat rasa penasaran yang menggerogoti hati tanpa harus peduli. Memang iya kan?
Begitu pintu lift terbuka (Namakamu) melangkahkan kaki nya sedikit cepat keluar sembari menunduk dan menyembunyikan isak tangisnya. Hingga kepala nya menabrak tubuh seseorang akibat dirinya yang berjalan menunduk.
"(Namakamu)?"
Tubuh (Namakamu) melemas saat tau siapa orang yang ia tabrak barusan. Ah, tidak peduli ini salah atau tidak yang penting dirinya butuh sandaran saat ini.
Tanpa memandang wajahnya, (Namakamu) tau ini siapa. (Namakamu) menabrakkan tubuh nya pelan pada tubuh Irzan yang kini menegang kaku akibat pelukan yang tiba-tiba ini.
"Hikss hikss"
Kedua tangan Irzan terangkat mengambang ke atas saat (Namakamu) memeluk tubuhnya erat sembari terisak kuat. Tidak tidak. Wanita berbadan dua ini milik sepupu nya. Ini tidak boleh. Tetapi, hati kecil nya berontak agar dirinya segara membalas pelukan (Namakamu) guna menenangi dirinya.
Oh ayolah! Irzan memejamkan kedua matanya singkat lalu menurunkan tangannya memeluk (Namakamu). Astaga. Betapa mungil dan em, rapuh nya tubuh wanita ini. Dalam hati Irzan merutuki siapa dalang yang membuat (Namakamu) menangis hebat di saat yang seperti ini.
"Kita ke kamar kamu, ya?"
Tanpa memberhentikan isak tangisnya, (Namakamu) mengangguk pelan dan mengendurkan pelukannya. Bukan dirinya modus, Irzan hanya merasa khawatir takut jika tiba-tiba (Namakamu) pingsan. Jadi ia memutuskan untuk merangkul bahu (Namakamu) dan memapahnya berjalan menuju kamar yang di tempati wanita yang menjadi istri kedua sepupunya itu.
(Namakamu) terlihat sangat cantik hari ini dalam balutan kebaya berwarna putih dan make up tipis yang sedikit luntur akibat tangisannya. Sial. Kenapa bisa Iqbaal sepupu nya beserta istri pertamanya itu menyakiti dan membodohi wanita secantik, sebaik dan sepolos (Namakamu)?
******
Dengan pintu kamar hotel yang terbuka lebar, siapa saja yang sedang berlalu lalang dapat melihat langsung bagaimana keadaan di dalam kamar tersebut. Hal itu sengaja Irzan lakukan agar tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Pria berumur 25 tahun itu berdiri dan bersandar pada pintu lemari yang terdapat di sebelah pintu kamar mandi. Memandang prihatin pada wanita berbadan dua yang kini tengah mengompres pipi kanannya yang memerah dan sedikit membengkak.
"Siapa yang nampar kamu?" Tanya Irzan pelan
(Namakamu) terdiam dan menunduk. Irzan menghembuskan napas nya kasar.
"Rasanya mulut aku nggak akan capek buat tanya siapa yang nampar pipi kamu sampai membekas kayak gitu (Namakamu). Kamu bilang, kamu udah anggap aku kayak kakak kamu sendiri. See?"
Air mata (Namakamu) kembali menetes walau tak ada lagi isak tangis yang mengikuti. Ia meletakkan sapu tangan yang di beri Irzan untuk mengompres pipi nya pada baskom kecil yang berada di sebelahnya.
"Tolong antar aku pulang kerumah Ayah dan Bunda. Aku nggak mau disini" pinta (Namakamu) memandang Irzan penuh harap dengan air mata di wajahnya
"Nanti mereka nyariin kamu (Namakamu)"