Second Wife • 5

12.6K 903 60
                                    

"Baiklah. Rapat hari ini selesai. Terimakasih atas kerja sama nya."

Satu persatu manager, karyawan beserta sekretaris-sekretaris nya beranjak pergi meninggalkan ruang rapat hingga menyisakan Direktur Utama dan sekretarisnya.

"Setelah ini, jadwal gue apa lagi Bas?" Tanya Iqbaal yang menyandarkan punggung nya sembari memijit pelan pangkal hidung nya

Bastian melihat layar tablet nya. "Umm.... nggak ada sih. Kosong."

"Besok?"

"Rapat sama Manager pemasaran. Bicarain tentang siapa yang akan jadi model buat produk keluaran terbaru kita"

Tepat setelah Bastian menjawab pertanyaannya, dering telepon nya berdering. Tubuh mendadak tegap saat melihat nama yang tertera di layar benda pipih tersebut.

(Namakamu) is calling


Sedikit bingung ia menggesek jari jempol nya menarik tombol berwarna hijau.

"Assalamualaikum, kenapa?"

Di seberang sana (Namakamu) menahan napas nya saat mendengar suara Iqbaal yang mengucapkan salam dengan nada yang datar. Mendadak rasa percaya diri nya hilang lenyap begitu saja.

"Jangan membuat saya marah dengan kamu yang lagi-lagi menahan napas (Namakamu)"

(Namakamu) meringis pelan. "Waalaikumsalam Mas,"

"Ada apa? Kamu butuh sesuatu?"

"Ada yang mau aku omongin. Mas bisa kesini?" (Namakamu) menggigiti ujung kuku jari telunjuk nya

"Masalah apa?"

"A-Aku mau minta ijin sama Mas Iqbaal"

"Ijin apa?"

"Aku bosen diam di appartement. Teh Ody tadi telepon, dia nawarin aku kerja-"

"Lalu?"

(Namakamu) mencebikkan bibirnya kesal. Dirinya belum selesai berbicara tetapi suami nya itu langsung memotong pembicaraannya.

"Nggak enak ngomong nya lewat telepon Mas" cicit (Namakamu)

"Kamu mau kerja? Kalau saya nggak kasi ijin, gimana?"

(Namakamu) menghembuskan napasnya pelan. "Iya, nggak apa-apa Mas."

"Yasudah. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

(Namakamu) memandang handphone pemberian Iqbaal dengan sedih. Apa yang harus ia lakukan untuk membunuh rasa bosannya? Apakah dirinya akan mati karena kebosanan disini?

(Namakamu) menggelengkan kepala nya cepat. Mengusir pikiran nya yang mulai tak jelas.

***

"Siapa?"

Iqbaal meletakkan handphone nya di atas meja. "(Namakamu)."

Mendengar jawaban Iqbaal membuat dirinya tersenyum lebar. "Kenapa sama (Namakamu)?" Tanya Bastian semangat

"Minta ijin buat kerja" jawab Iqbaal pendek

"Terus lo kasi ijin nggak?"

"Ya enggak lah. Kalau dia kecapekan justru memperlambat dan memperhambat dia buat cepet hamil"

Raut wajah Bastian berubah masam. "Kayak sperma lo kualitas nya bagus aja, sekali tembak langsung jadi"

"Sialan lo!" Maki Iqbaal tak terima

Second Wife • IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang