Second Wife • 13

12.1K 939 83
                                    

Iqbaal mengedarkan pandangannya pada seluruh penjuru Bandara mencari seseorang yang ia tunggu dan ia rindukan. Dengan kacamata hitam yang bertengger di atas hidung mancungnya, Iqbaal memandang tajam orang-orang yang berlalu lalang di hadapannya.

Iqbaal melambaikan tangan nya pada wanita yang berbalut kaos hijau army berlengan pendek dan hotpans hitam sepaha di depan sana. Membuat wanita itu berjalan tergesa-gesa sembari menyeret sebuah koper besar berwarna pink di tangan kanannya.

Pria berumur 26 tahun itu tak bisa menahan senyuman di kedua sudut bibirnya. Segera ia merentangkan kedua tangannya dan disusul sebuah tubrukan lembut dari tubuh wanita yang ia rindukan beberapa minggu ini dan ia tunggu kepulangannya.

"Damn! Aku benar-benar rindu kamu Sha!" Gumam Iqbaal diceruk leher Vanesha

Vanesha terkikik geli. Kedua tangannya merambat naik ke kepala Iqbaal dan meremas rambut Iqbaal pelan. "Terus kamu pikir aku nggak kangen sama kamu?"

Iqbaal melepas pelukannya. Dengan jarak yang minim antara tubuhnya dengan tubuh Vanesha, ia bisa melihat raut wajah bahagia yang terpancar di kedua mata indah milik istrinya itu.

"Apa aku ada kabar gembira yang kamu bawa pulang, baby?" Tanya Iqbaal lembut

Vanesha mengangguk antusias disertai senyuman manisnya. "Aku libur sebulan tanpa kerjaan satupun!"

Iqbaal semakin tersenyum lebar mendengar jawaban dari istri yang ia cintai.

"Ekhem!"

Sontak Iqbaal menjauhkan tubuhnya dari Vanesha dan melihat siapa pemilik suara tersebut.

"Lo berdua kalau mau mesra-mesraan tolong pulang kerumah"

"Amanda" desis Iqbaal tajam

Vanesha melototkan matanya pada sahabat sekaligus manajer nya itu. "Manda apaan sih!"

Amanda memutar bola matanya jengah. "Udah sana pulang! Gue tau kalian pasti kangen olahraga ranjang. Udah ya? Gue mau pulang capek. Selamat berlibur Tuan dan Nyonya Dhiafakhri"

Amanda tak peduli dengan wajah Vanesha yang memerah dan wajah pias Iqbaal saat mendengar ucapan frontal dari mulutnya. Gadis itu justru tampak santai berjalan ke arah pintu keluar Bandara dengan koper berukuran besar yang ia seret.

"Bahagia selalu Sha. Semoga lo nggak nyesel atas apa yang udah menjadi keputusan lo sebelumnya." Lirih Amanda dalam hati


Second Wife


(Namakamu) memijit pelan kening nya. Entah kenapa pagi ini kepala nya terasa pusing. Atau ini efek akibat dirinya yang selalu menangisi suami yang meninggalkan dirinya di atas tempat tidur besarnya. Jam sudah menunjukkan angka 10 pagi. Tetapi wanita ini tampak enggan meninggalkan tempat tidurnya. (Namakamu) dirundung rasa malas untuk beraktivitas dan kehilangan nafsu makannya.

Ting nung

Ting nung

Untuk kali ini biarkan (Namakamu) menggeram dengan kesal kepada orang yang baru saja menekan bel apartemen dan mengganggu waktu malasnya. Siapa yang datang bertamu? Apakah itu Iqbaal, suaminya? (Namakamu) menggelengkan kepalanya cepat. Kalau itu Iqbaal pasti pria itu akan langsung masuk tanpa harus menekan bel. Dengan enggan (Namakamu) beranjak dari posisi nya dan membukakan pintu apartemennya.

"Assalamualaikum Adek ku sayang!"

(Namakamu) terkejut melihat siapa yang berdiri di hadapannya saat ini. "Waalaikumsalam. Teteh? Ayo masuk Teh"

Second Wife • IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang