Setelah melaksanakan sholat subuh secara berjamaah dengan Ody tadi, (Namakamu) kini sudah rapi dan siap membantu di dapur yang masih terlihat sepi. Kakak ipar nya itu kembali melanjutkan tidur. Katanya, hari ini adalah jadwal lembur nya.
(Namakamu) melirik jam dinding yang menunjukkan angka 05.48. Masih awal memang tapi ini sudah menjadi kebiasaannya saat di kampung. (Namakamu) merindukan adik nya. Apakah adik nya itu baik-baik saja?
"(Namakamu)?"
Dengan cepat (Namakamu) mengusap air matanya dan membalikkan tubuh nya. Terkejut melihat sang pemilik suara.
"M-mas Iqbaal?"
"Ngapain kamu pagi-pagi di dapur?"
"Kok Mas Iqbaal disini?"
Iqbaal menaikkan sebelah alis nya sembari berjalan mendekati (Namakamu) yang berdiri di sebelah kulkas.
"Kalau suami nanya itu di jawab. Bukan malah nanya balik"
Glek
(Namakamu) menelan kasar saliva nya. Wajah Iqbaal suaminya yang tampan ini sangat dekat dengan wajah nya. Bahkan (Namakamu) bisa merasakan napas Iqbaal yang menerpa kulit wajah nya.
Wajah Iqbaal yang di penuhi bulir-bulir keringat dengan handuk kecil yang menggantung di leher nya. Apa suami nya ini habis olahraga pagi? Tapi bukan kah Teh Ody bilang kalau Iqbaal pulang ke rumahnya bersama Vanesha?
"(Namakamu) bernapas!"
Iqbaal sedikit panik. Hanya sedikit. Karena dapat melihat gadis cantik di hadapannya ini menahan napas nya. Bodoh.
(Namakamu) menunduk malu dengan tingkah bodoh nya tadi. Kenapa memalukan sekali.
"Sekali lagi saya tanya. Ngapain kamu di dapur sepagi ini (Namakamu)?" Tanya Iqbaal tajam
"A-aku mau bantu-bantu Mas" jawab (Namakamu) pelan
Iqbaal menaikkan alis kanannya. "Kamu mau jadi pembantu di sini?"
(Namakamu) menggelengkan kepala nya dan mendongak. Ugh! Hidung nya bersentuh dengan hidung mancung Iqbaal. Kenapa posisi nya menjadi seintim ini.
"Lalu?" Tanya Iqbaal nyaris seperti bisikan lembut yang membuat tubuh (Namakamu) merinding
Lidah nya seakan kelu tak mampu untuk menjawab. (Namakamu) terhanyut dalam tatapan meneduhkan namun tajam dari mata suami nya ini. Dan entah sejak kapan kedua tangan Iqbaal sudah berada di pinggang nya.
Tak bisa di pungkiri bahwa kini Iqbaal menikmati posisi intim nya bersama dengan sang istri. Dirinya tidak tau kenapa kedua tangannya ini bisa memeluk pinggang (Namakamu). Tatapan mata sendu itu seakan membuat dirinya betah untuk berlama-lama menatap nya. Dan jangan lupa.
(Namakamu) membulatkan matanya terkejut bukan main. Bibirnya. Oh tidak. Apakah ini yang dinamakan berciuman? Kedua kaki nya menjadi lemas seperti jelly. (Namakamu) meremas kaos bagian pundak Iqbaal, melampiaskan perasaannya saat ini.
Sial. Manis sekali.
Iqbaal melumat rakus bibir manis yang mulai saat ini menjadi candu nya. Seakan ada ribuan kupu-kupu di dalam perut nya saat dirinya terus menghisap bibir manis (Namakamu).
"YAALLAH ALE! INI DAPUR BUKAN KAMAR!"
(Namakamu) dengan kasar mendorong dada Iqbaal dengan wajah serta telinga yang memerah. Dan jangan lupakan bibir mungil nya yang membengkak.
"Ck! Teteh gangguin!"
(Namakamu) menunduk dan memejamkan matanya. Astaga. Dirinya seperti di tangkap basah karena melakukan adegan tidak senonoh dirumah mertua nya oleh kakak ipar.
Terlebih lagi ucapan Iqbaal barusan. Jantung nya nyaris melompat. Ini pertama kali bagi dirinya.
"Kamu tuh yang mesum nggak tau tempat! Ngapain kamu disini? Bukannya dirumah Shasha. Untung cuma Teteh yang lihat, kalau Bunda atau Ayah yang lihat, abis kamu." omel Ody berkacak pinggang
"(Namakamu) udah jadi istri Ale. Shasha udah terbang ke Jepang tadi subuh. Jadi Ale pulang kesini sekalian olahraga. Lagian sekarang yang disini itu Teteh. Ntar juga Teteh bakalan ngerasain" Iqbaal berjalan meninggalkan dapur
Oh ternyata ini jawaban dari pertanyaan nya tadi yang tidak di gubris oleh Iqbaal. Menyebalkan sekali.
"Mau kemana kamu?" Tanya Ody sengit melihat adik nya nampak santai sekali sehabis tertangkap basah tadi
"Ya mandi lah Teh. Masa mau ngemall" saut Iqbaal malas
Ody mengalihkan pandangannya. Tersenyum menggoda saat melihat (Namakamu) yang menunduk malu dengan kedua tangan yang memegang dada.
"(Namakamu) kamu nggak apa-apa?"
"I-iya Teh"
Ody mencebikkan bibirnya. "Teteh pikir kamu hilang. Ternyata, ck!"
"Maaf Teh."
"Sana susulin Ale dikamar. Ale emang gitu anak nya. Kamu nanti terbiasa kok"
(Namakamu) lagi-lagi mengangguk dan tersenyum tipis. "(Namakamu) naik ya, Teh."
Ody terus memperhatikan tubuh (Namakamu) yang hilang keluar dapur.
*****
(Namakamu) menutup pelan pintu kamar bernuansa putih abu ini. Aroma maskulin yang khas milik seorang Iqbaal Dhiafakhri.
Kosong.
Tidak ada siapa-siapa disini. Ranjang dengan sprei abu yang rapi, meja belajar yang rapi dan banyak nya foto-foto Iqbaal bersama Vanesha. Melihat nya (Namakamu) merasa sedih.
Dirinya tampak sangat jahat sekali. Hadir di antara pernikahan bahagia Iqbaal dan Vanesha. Keadaan nya lah yang membuat dirinya saat ini berada di posisi yang tak seharus nya ia berada.
Dirinya sibuk melamun, berperang dengan pikiran nya sampai tak sadar Iqbaal keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah serta handuk yang melingkar di pinggang nya.
Iqbaal memandang (Namakamu) datar lalu berjalan mendekati nya.
"(Namakamu)"
"Ah, iy--- AAAAAAAAAAAAAA!!"
(Namakamu) berteriak saat matanya melihat dada bidang Iqbaal yang polos.
Iqbaal menggeram kesal dengan tingkah (Namakamu) yang selalu aneh. Namun senyum penuh seringaian muncul di wajah tampan nya. Dengan sigap di tarik nya pinggang (Namakamu), menghimpitnya pada dinding kamar.
"M-mas ma-mau ngapain?" Cicit (Namakamu) takut
"Menurut kamu apa yang harus nya di lakukan suami istri yang sah dengan posisi yang seperti ini?"
(Namakamu) diam tak berkutik dengan pertanyaan Iqbaal yang semakin membuat detak jantung nya tak karuan. Ia menahan napas nya, lagi.
"Aww"
Iqbaal menjauhkan badannya dari (Namakamu) yang sibuk mengusap kening nya yang baru saja ia sentil.
"Jangan suka bertingkah bodoh dengan menahan napas kamu (Namakamu)!" Geram Iqbaal
"Tapi jangan sentil kening aku. Aku nggak salah" gerutu (Namakamu)
"Ngapain kamu disini?"
"Itu. Aku disuruh Teteh kesini"
"Buat apa?"
"A-eng.. enggak tau."
"Terus kalau kamu nggak tau, ngapain ke kamar?" Tanya Iqbaal yang semakin menyudutkan (Namakamu)
"Yaudah aku ke dapur lagi"
Iqbaal mengulum senyum nya saat (Namakamu) keluar dari kamarnya. Gadis itu membuat Iqbaal sedikit penasaran dan ingin tau lebih jauh tentang istri keduanya.
Bersambung..
•••••••
Jadi?
19 Desember 2019
ssemestaa