Second Wife • 29

11.2K 1.1K 285
                                    

Tok tok tok

"(Namakamu)? Sayang? Buka pintunya"

(Namakamu) yang baru saja selesai berpakaian setelah mandi pun dengan malas berjalan ke arah pintu dan membuka kunci nya. Membiarkan Iqbaal masuk dengan tak peduli.

Setelah hampir satu jam bercumbu bersama Vanesha dengan puas di luar sana baru Iqbaal mendatangi dirinya? (Namakamu) menyibukkan dirinya dengan menyisir rambutnya yang mulai panjang.

"Perasaan tadi pas aku keluar pintu nya nggak dikunci. Kamu kunci?" Tanya Iqbaal heran

(Namakamu) mengangguk singkat.

"Kenapa?"

"Kak Shasha gimana?" Tanya (Namakamu) balik tanpa mau menjawab alasannya mengunci pintu kamar

"Nah itu dia. Aku mau anter Shasha pulang dulu ya? Nanti aku balik sini lagi"

(Namakamu) yang sedang menyisir rambutnya itu menghentikan kegiatannya. "Kak Shasha tadi dateng nya sama siapa?"

Iqbaal mengkerutkan keningnya. "Sendiri"

"Kak Shasha nggak bisa pulang sendiri?"

Tolong. Kali ini saja biarkan (Namakamu) untuk bersikap egois.

"Aku mau tenangin Shasha dulu, dia masih emosi sama kamu soalnya. Bentar aja. Udah nganterin dia aku langsung balik lagi kesini" Iqbaal tersenyum lembut pada (Namakamu)

"Kalau aku minta Mas tetap disini sama aku, boleh?" Pinta (Namakamu) lirih

Raut wajah Iqbaal berubah yang tadinya tersenyum lembut kini memandang (Namakamu) datar.

"Kamu jangan egois gitu dong (Nam), aku harus tenangin Shasha dulu. Dia lagi butuh aku" tolak Iqbaal mentah

(Namakamu) terdiam dibuatnya.

"Yaudah, aku mau anter Shasha dulu"

Iqbaal berjalan mendekati (Namakamu), menyodorkan tangan kanannya yang langsung di salimi oleh (Namakamu).

"Assalamualaikum"

Pintu kamar kembali di tutup.

"Waalaikumsalam"

(Namakamu) terduduk di ujung tempat tidur dengan tangan yang mengusap perut buncitnya. Sudah. Tidak ada lagi harapan tentang Iqbaal dan pernikahannya. (Namakamu) akan mengubur dalam-dalam perasaannya pada Iqbaal. Pria itu tidak mencintainya, hanya Vanesha yang ada di hatinya. Sudah cukup pembuktian yang Iqbaal tunjukkan barusan. Iqbaal lebih memilih menenangkan Vanesha daripada dirinya.



Second Wife


Iqbaal yang baru saja datang setelah mengantar Vanesha pulang sibuk mencari dimana keberadaan (Namakamu) dari kamar hingga dapur.

"Bi, (Namakamu) dimana ya?" Tanya Iqbaal pada Bibi yang sedang mencuci sayur

"Itu Den, di ajak pergi sama Den Ijan. Katanya Non (Namakamu) pengen makan kembang gula yang warna pink itu" jawab Bibi semangat

Dahi Iqbaal mengernyit. "Irzan kesini? Kok (Namakamu) nggak izin dulu?"

"Tadi pas Den Ale pergi sama Non Shasha, Den Ijan dateng anterin vitamin buat Non (Namakamu). Den Ijan bilang tunggu Den Ale pulang dulu tapi Non (Namakamu) malah nangis. Jadi langsung di ajak pergi" jelas Bibi

"Irzan sering kesini Bi? Sering pergi berdua sama (Namakamu)?"

"Sering sih. Tapi kalau pergi berdua baru tadi. Biasanya pergi bertiga sama Nyonya"

"Udah lama mereka pergi Bi?"

"Mmmm.... mungkin udah satu jam yang lalu Den"

Kedua tangan Iqbaal terkepal. Ada rasa amarah dan tak suka terselip di hati nya saat mengetahui jika Irzan sepupunya itu ternyata sangat sering bertemu dengan istrinya, (Namakamu). Dia saja yang notabene nya suami dari (Namakamu) jarang bisa bertemu dengan istrinya itu.

Terlebih (Namakamu) mengidam dan meminta pada Irzan? Hei! Yang suami (Namakamu) itu dirinya bukan Irzan. Kenapa hari ini kedua istri nya itu seperti menguji kesabarannya?

Tak lama kemudian terdengar suara mesin mobil yang baru saja tiba di teras. Sudah di pastikan itu mobil milik Irzan. Tanpa menunggu lama Iqbaal melangkahkan kaki nya keluar dengan langkah yang lebar-lebar.

*****

Irzan mencuri-curi pandang pada wajah (Namakamu) yang kini tampak sedih.

"(Namakamu).." panggil Irzan

(Namakamu) yang tadinya memandangi jalanan dari kaca jendela menolehkan kepalanya ke kanan. "Iya Kak"

"Kamu beneran nggak apa-apa? Nggak ada yang mau kamu ceritain?"

"Ada Kak. Banyak. Tapi aku nggak bisa. Ini masalah rumah tangga aku"

"Enggak kok Kak. Aku baik-baik aja" jawab (Namakamu)

"Acel mau makan apa lagi? Kalau kamu pengen sesuatu, bilang aja sama aku nanti aku usahain deh"

"Iya Kak. Makasih udah baik sama aku dan Acel"

Irzan tersenyum tipis sembari memutar stir mobil memasuki komplek perumahan kediaman Herry. "Kamu udah aku anggap adik aku (Nam). Lagian Acel juga ponakan aku. Aku nggak mau nanti dia ileran kalau apa yang dia pengen nggak di turutin"

(Namakamu) hanya tertawa kecil.

"(Namakamu).."

"Iya Kak"

"Kalau Ale dan Shasha memperlakukan kamu dengan nggak baik, kamu bisa pergi dari mereka. Masalah uang aku bisa bantu kamu. Aku nggak mau kamu stress dan merasa tertekan selama hamil"

(Namakamu) hanya diam dengan mata yang berkaca-kaca sembari mengusap perutnya sayang.

Mobil Irzan berhenti tepat di teras depan kediaman Herry. Setelah mengucapkan terimakasih, (Namakamu) keluar dari mobil Irzan dengan membawa sebungkus kembang gula yang masih utuh dengan senyum manisnya.

Irzan memerhatikan (Namakamu) dari dalam mobil. Tetapi matanya terbelalak kaget saat melihat Iqbaal yang datang menghampiri (Namakamu) dengan raut wajah penuh amarah. Iqbaal merampas kasar kembang gula yang di pegang (Namakamu) lalu membuangnya ke lantai.

Tentu saja Irzan segera keluar dari mobil dan menghampiri Iqbaal dan (Namakamu).

"Kenapa kamu nggak bilang atau minta sama aku? Kenapa harus Irzan? Suami kamu itu aku atau Irzan?!"

(Namakamu) memejamkan kedua matanya ketakutan. Baru kali ini Iqbaal membentak nya setelah tadi merampas kasar kembang gula yang di belikan Irzan lalu membuang nya ke lantai.

"Le!"

Mata Iqbaal beralih memandang Irzan yang kini telah berada di sebelah (Namakamu). Memandang sepupu nya itu tajam. "Apa?! Udah puas berduaan sama istri gue?!" Tanya Iqbaal sarkas

"Nggak jelas lo! Jangan kasar sama (Namakamu) dia lagi hamil anak lo" jawab Irzan

(Namakamu) menunduk tak berani memandang wajah suaminya.

Iqbaal tersenyum miring.

"Bisa aja kan itu anak lo?"
































Bersambung...

••••••

Gapapa pendek yang penting up! Ye kan? Ahhaha
Abis ni gatau ni kapan up lagi:(
Komentar dan vote kalian itu paling bikin semangattttt❤❤

26 Februari 2020
ssemestaa

Second Wife • IDRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang