SURPRISEEEEEEEEEE!!!!!
"Kamu libur sekolah nya masih lama? Mbak kangen sama kamu"
"Iya Mbak. Kan aku udah mau ujian. Jadi libur nya palingan seminggu mau ujian. Udah ujian baru libur panjang sambil nunggu kelulusan. Aku juga kangen sama Mbak. Kangen masakannya Mbak juga"
(Namakamu) tersenyum sedih mendengar suara adiknya dari seberang sana. Malam ini karena hanya dirinya dan bibi yang berada di rumah milik mertua nya ini, membuat (Namakamu) seakan kembali santai tanpa beban. Dirinya saat ini berada di kamar tamu yang ia tempati dan menjadi kamar miliknya saat ini dan beberapa bulan lagi.
"Mbak udah jarang masak selama tinggal di rumah nya Bunda Rike"
"Loh, kenapa gitu?"
"Iya. Bunda takut kalau Mbak kecapekan terus kasian juga sama Acel nya"
"Wahh... bener juga Mbak. Mbak jangan kecapekan ya. Kasihan loh ponakan ku itu. Kalau Acel kenapa-kenapa gara-gara Mbak kecapekan, aku marah sama Mbak"
(Namakamu) tertawa mendengar ancaman yang ditujukan Ari padanya. Ah. Dirinya benar-benar merindukan adik kandung dan keluarga satu-satunya yang (Namakamu) miliki.
"Jaga kesehatan kamu ya Dek. Belajar yang rajin dan pinter buat masa depan kamu. Mbak selalu doain yang terbaik buat adik Mbak"
"Iya Mbak. Ari janji."
"Maafin Mbak kalau jarang kasi kabar ke kamu. Nggak enak sama keluarga nya Mas Iqbaal kalau sering-sering nelponin kamu"
"Iya Mbak. Nggak apa-apa. Yang penting Mbak sama Acel sehat-sehat aja disana ya. Insha allah, kalau udah libur aku nyusulin Mbak ke Jakarta"
"Iya. Mbak tutup ya? Kamu langsung tidur loh"
"Iya Mbak kuu yang bawell"
(Namakamu) meletakkan ponsel pemberian Iqbaal di atas meja nakas yang berada di dekat tempat tidurnya. Wanita berbadan dua itu kemudian membaringkan dirinya pelan-pelan dan menarik selimut menutupi seluruh badannya hingga dada.
Tadi siang setelah Irzan mengantar dirinya pulang, pria itu langsung pamit untuk kembali lagi ke hotel. (Namakamu) memaklumi nya dan mengucapkan kata terima kasih berkali-kali karena sudah mau membantunya.
Setidaknya perasaan dan pikirannya tidak merasa stress saat berada dirumah ini. Tidak seperti dirinya yang berada di kamar hotel. Ah. Sudahlah. Perasaannya sudah merasa jauh lebih baik. (Namakamu) pun mulai memejamkan kedua mata sendunya. Mengistirahatkan segala perasaan lelah yang ia rasakan.
Di lain sisi.....
Pesta resepsi pernikahan Fildzah atau yang kerap di sapa Ody itu sudah berakhir sejak satu jam yang lalu. Para tamu undangan sudah pulang. Yang tersisa hanya sanak saudara dari para keluarga yang sedang diliputi rasa kebahagiaan.
"Bun, cari siapa?"
Rike menolehkan kepala memandang wajah tampan milik suaminya. "Cari (Namakamu) Yah. Dari sore kok nggak keliatan ya? Bunda cuma liat tadi siang aja pas dia lagi ambil makanan"
"Iya juga ya? Dia dikamar nya pasti Bun. Mungkin (Namakamu) udah ambil makan malam tadi cuma kita nya aja yang nggak liat" jawab Herry yang di angguki Rike
"Bunda liat (Namakamu) dulu ya? Khawatir Bunda sama mantu kita yang satu itu. Ayah kalau mau makan, makan aja dulu sama yang lain."
"Iya. Nanti balik sini lagi ya Bun"