Yang minta double up tadi, aku mah bisa apa?:(
"Dokter Irzan tunggu Dokter!"
Irzan yang hendak membuka pintu mobil nya terurung dan membalikkan badannya. Memandangi salah satu perawat yang malam ini berjaga di IGD.
"Ada apa Mawar?" Tanya Irzan
"Dokter Syifa bilang kalau adik Dokter kecelakaan dan sekarang lagi di tangani sama Dokter Syifa langsung" jawab Mawar
Dahi Irzan mengkerut. "Adik saya?"
Mawar mengangguk. "Iya Dok. Yang lagi hamil"
Mata Irzan terbelalak kaget. "(Namakamu)" lirihnya
*****
Irzan menerobos pintu IGD dengan tak santai. Menghampiri kerumunan perawat yang berada di di salah satu brankar yang Irzan harap jika apa yang di sampaikan oleh Mawar tadi salah.
"Syif," panggil Irzan
Syifa yang wajahnya tertutup masker pun menolehkan kepalanya. "Syukur kamu belum pulang. Aku harus ambil tindakan buat adik kamu Zan"
Mata Irzan beralih memandangi (Namakamu) yang terbaring lemah tak berdaya bersimbah darah.
"Aku ikut. Bawa pasien ke ruang operasi sekarang" perintah Irzan
Para perawat pun segera berkemas dan mendorong brankar yang di tempati (Namakamu) menuju ruang operasi sesuai dengan perintan Irzan.
Lengan Irzan di cekal oleh (Namakamu) yang kesadarannya semakin melemah.
"Kak" lirihnya
"Kamu kuat ya. Aku akan lakuin yang terbaik buat kamu" ucap Irzan lembut pada (Namakamu)
"Selamatin Acel Kak" pinta (Namakamu)
Irzan melirik Syifa yang menggelengkan kepalanya. "Aku nggak janji (Namakamu)."
"Aku mohon Kak. S-selamatin Acel"
Dengan berat hati Irzan menganggukkan kepalanya dan membiarkan brankar (Namakamu) di dorong oleh para perawat.
"Zan, aku nggak yakin bisa nyelamatin bayi nya dengan usia yang baru menginjak 7 bulan. Detak jantung nya masih lemah" ucap Syifa pada Irzan yang bersandar pada dinding rumah sakit
"Bahkan operasi ini beresiko yang besar buat ibu nya yang umurnya masih sangat muda, Zan"
Irzan mengusap wajah nya kasar. Tanpa sadar air matanya menetes. "Aku tau Syif" lirih Irzan sedih.
Syifa tersenyum tipis sembari mengusap bahu Irzan pelan. "Kita lakuin yang terbaik buat adik dan ponakan kamu ya"
Irzan mengangguk pelan. Syifa menghembuskan napas nya pelan lalu pergi menuju ruang operasi meninggalkan Irzan yang Syifa pikir butuh waktu untuk berpikir sebelum ikut terjun dalam operasi yang akan berjalan beberapa saat lagi.
Dengan tangan menahan tangisnya, Irzan menelpon Rike.
"H-halo Bunda"
"......."
"Bun,"
"........."
"(Namakamu) kecelakaan"
Irzan memejamkan kedua matanya saat mendengar pekikan tak percaya dari Rike di seberang sana.
"Doain Irzan ya Bun. Semoga Irzan bisa nyelamatin (Namakamu) dan Acel"