¢dshoonie
Teknologi didunia sudah terlalu canggih, semuanya berubah seratus persen dari tahun ke tahun. Jangankan hanya alat bisa diubah, semakin bergantinya tahun, kata-kata yang menjadi pembukaan saat berbicarapun terubah.
Semuanya terlalu klasik, bahkan tentang perjodohan.
Apakah layak siswi SMA sepertiku sudah memiliki tunangan dan sebentar lagi akan menikah? Bagaimana masa depanku? Akankah hancur lebur atau semacam ibu rumah tangga pada umumnya?
Apakah aku harus pergi dari rumah? Haruskah aku mengelilingi seluruh titik dunia untuk melanjutkan kartun Dora the Explorer yang sudah pensiun dari pekerjaannya tersebut?
Atau aku harus bungkam diri dan pasrah dengan semua yang ayahku telah perintahkan?
Aku saja tidak tahu kenapa pertunangan ini dilakukan dengan waktu yang amat cepat. Akankah ini sebuah bisnis ayah lagi? Kenapa ayah selalu mengorbankan anak tunggalnya demi bisnisnya itu?
Kang Kibum, ayahku yang selalu pergi keluar negeri untuk kepentingan bisnisnya. Perusahaannya sangat terkenal di kota Seoul.
Ayahku tahu aku memiliki banyak teman yang sangat baik padaku dan selalu menjagaku disetiap saat. Itulah sebabnya ayahku tak terlalu mementingkan aku dan lebih memilih untuk fokus pada kerjaannya.
Lagipula ayah juga berfikir kalau dirumah sangat banyak orang seperti 2 baby sitter yang sudah lama kerja disini sejak aku kecil, 3 pembantu yang mengurus pekerjaan rumah, 1 satpam yang menjaga halaman rumah, 4 supir mobil yang biasa berkeliaran diruang tamu untuk beristirahat jika tidak ada jadwal untuk kerja, dan juga Ibu tiriku dan anaknya itu.
Semua orang orang yang bekerja dirumahku sangat ramah, aku sangat dekat dengan mereka semua. Jika aku tak ada keinginan untuk pergi dihari libur, aku selalu mengajak kedua baby sitter itu bermain denganku. Terkadang bermain petak umpat, suit gajah, lari larian, dan bermain monopoli. Yang sangat ku herankan adalah, kenapa mereka tetap mau diajak bermain seperti itu olehku?
Dan juga kenapa aku harus bermain permainan yang sangat amat kekanak kanakan?
Ibu tiriku dan anaknya itu jarang sekali berada dirumah. Aku sebenarnya juga tidak memiliki fikiran negatif tentang ibu tiriku yang seperti 'selingkuh'. Berfikiran positif, mungkin saja mereka sedang senang-senang menghabiskan semua uang yang ayah berikan setiap bulannya.
Bukan hanya mereka yang diberikan uang. Akupun selalu diberikan uang setiap akhir bulan. Tapi tentu saja separuh dari uang yang diberikan, akan aku tabungkan. Bukan seperti kedua wanita itu yang diberikan uang langsung dihabiskan dalam beberapa waktu.
Aku sangat benci ketika mereka berdua seenaknya memerintahku. Ayah sangat sering pergi ke luar negeri untuk beberapa hari, yang berkaitan dengan masalah pekerjaannya. Dan seharusnya jika ada kesalahan dirumah, ya aku yang mewakilkan. Tapi ibu tiriku dan anaknya yang malah bersikap menguasai rumah selagi tidak ada ayahku.
Ayah memang tidak jahat, dia sangat sayang padaku seperti ayah pada umumnya, tapi dia lebih mementingkan pekerjaannya. Ayah juga tak pernah membentakku namun aku akan kalah jika Seomi menjadi bahan perbandingan. Kwon Seomi, adik tiriku.
Ayah sudah menikah dengan Kwon BoA, ibu tiriku, disaat aku umur lima tahun. Kim Taeyeon, selaku bunda kandungku sudah tiada disaat aku umur tiga tahun.
Aku tidak tahu mengapa margaku Kang bukannya Kim. Setahuku, nama ayah bukanlah Kang Kibum, melainkan Kim Kibum. Aku selalu bertanya pada ayah kenapa margaku sama dengan ibu tiri dan juga adik tiriku, namun ayah selalu bilang kalau itu hanya sebuah kebetulan saja.
Aku bukan asal menebak dan merasa kalau marga ayahku adalah Kim. Tapi samar-samar aku mengingat sesudah bunda Taeyeon tiada, aku melihat kartu keluargaku di lemari baju ayahku. Aku masih sangat kecil saat itu.
Haruskah aku percaya pada semuanya?
Aku tinggal di London sebelumnya, tapi sesudah bunda meninggal, kami pindah ke Seoul.
Aku memiliki banyak teman yang sangat sayang padaku, mulai dari perempuan hingga laki laki. Bukan untuk mencari muka berteman dengan laki laki, tapi kurasa berteman dengan laki laki akan jauh lebih baik daripada berteman dengan perempuan.
Tidak, memang aku berteman dengan laki laki populer dikalangan sekolahku. Tapi aku juga berteman dengan banyak perempuan, sangat banyak. Aku bukan menyindir teman perempuanku, namun ada benarnya juga kan pernyataanku itu?
Kami memiliki geng yang dipimpin oleh Mark Lee. Geng kami tidak memiliki nama, yang jelas hanya geng kami yang sangat pintar dibandingkan geng lainnya. Bahkan semua guru menyukai geng kami dan selalu memuji kecerdasan kami.
Hanya geng kami yang sangat populer dikalangan sekolah ini. Geng yang memiliki 11 anggota. Geng kami tidak sempurna, kami selalu melakukan apa yang murid murid sekolahan lakukan pada umumnya seperti melawan guru, bolos sekolah, seragam berantakan, tidak ikut upacara, menjahili para karyawan sekolah, dan melakukan kesalahan hingga masuk ruang bk.
Tapi karena semua warga sekolah sangat ramah, geng kami malah membuat mereka senang dan nyaman walaupun kita jahili sekalipun. Jangankan para tukang bersih bersih, guru guru saja sangat antusias dengan tingkah laku kami yang sangat kekanak kanakan itu.
Kami selalu masuk ruang bk, bahkan hampir setiap minggu. Walaupun begitu, nilai kami malah lebih meningkat karena semua nilai nilai kami yang sudah lebih dari cukup membuat para guru merasa kalau dirinya sudah berhasil menjadi guru yang layak.
Kami memang nakal, tapi kami mengambil semua hal positif dari kenakalan kami. Seperti aksi pembullyan, kami tidak pernah melakukan itu kepada satu pun murid sekolah ini. Melainkan anggota geng kami yang menjadi korban pembullyan, yaitu aku.
Hanya aku, bukan yang lainnya. Aku sangat pendiam dari semua temanku jadi, mereka mengira kalau aku pantas untuk menjadi bahan pembullyan.
Tapi aku tidak peduli akan hal itu. Disekolah, aku hanya mengharapkan nilai nilaiku bagus dan dapat menggapai cita citaku setinggi mungkin. Bukan untuk bergaya gayaan.
Geng lainnya yang beranggotakan 4 orang yakni Nakamura Hina selaku ketua geng tersebut juga 3 lainnya yakni Koeun, Lami, dan Herin selaku anggotanya itu.
Ya ku akui mereka memang cantik, namun bisakah mereka mengubah sikapnya yang jauh lebih baik? Geng Hina juga sangat terkenal, terkenal dengan geng yang selalu menindas murid lain.
Kembali ke cerita awal. Aku memang menjadi bahan pembullyan di sekolah. Introvert, pendiam, tak banyak bicara, kutubuku, namun tak berkacamata. Itu yang membuat geng Hina merasa kalau aku memang sangat-sangat layak untuk menjadi korban pembullyan.
Walau aku menjadi bahan pembullyan, aku tidak takut. Aku tidak menangis karena aku tak pantas untuk menangis didepan mereka. Apakah aku tak punya harga diri? karena itulah aku merasa untuk tetap melawan mereka.
Takut dengan mereka? apakah aku tak memiliki pendirian yang kuat? Aku berani dengan mereka selagi aku memiliki pendirian.
Gengku sangat benci dengan Hina dan juga teman temannya ya karena mereka mengkhawatirkanku. Tapi kurasa, tidak ada temanku pun aku bisa melawannya sendiri. Jika seperti itu, malah akulah yang dikira murid lain sangat membebankan temanku sendiri. Tidak peduli, karena jika aku menolak untuk dibantu, aku adalah orang yang sangat egois jika difikiran mereka bukan?
~ Huang Renjun ~
not u, but him
•--------------------------------------•
![](https://img.wattpad.com/cover/213171127-288-k691092.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Not u, but Him || HRJ
Teen Fiction"Bukan kamu, tapi Dia" Aku selalu merasakan sesaknya beban hidup yang menghimpit takdirku. Selalu kalah dalam segala hal yang kutemui, aku ingin menang sekali saja. Kenapa dunia sangat bertindak tidak adil dan menguasai semuanya? ↓ Kehadiran Kang Me...